Konten dari Pengguna

Radiografer: Mengungkap Misteri Kesehatan Lewat Pencitraan Medis

Achmad Fauzi
Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga
31 Desember 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Radiografer membaca CT-Scan. Sumber: istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Radiografer membaca CT-Scan. Sumber: istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan di Universitas Airlangga, saya semakin menyadari bahwa profesi radiografer memiliki peran yang sangat penting dalam dunia medis. Meskipun peran mereka sering kali terabaikan atau kurang dikenal oleh masyarakat umum, radiografer memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu dokter untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis dengan menggunakan alat pencitraan canggih. Radiografer adalah tenaga medis yang mengoperasikan peralatan pencitraan seperti sinar-X, CT scan, MRI, dan USG untuk menghasilkan gambar medis yang jelas dan akurat. Gambar-gambar ini nantinya yang akan menjadi dasar bagi dokter untuk menentukan pengobatan atau tindakan medis selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tugas Radiografer tidak hanya sebatas mengoperasikan alat pencitraan, tetapi mereka juga harus memastikan bahwa pasien merasa nyaman dan aman selama pemeriksaan berlangsung. Misalnya, dalam prosedur sinar-X, radiografer harus tahu bagaimana cara memposisikan pasien dengan benar agar gambar yang dihasilkan jelas dan akurat. Hal ini sangat penting karena jika gambar yang dihasilkan tidak tepat, dokter mungkin tidak bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk diagnosis penyakit pada pasien. Oleh karena itu, radiografer harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang anatomi tubuh manusia dan bagaimana alat pencitraan bekerja. Tanpa pemahaman yang baik, hasil yang diinginkan tidak akan terpenuhi.
Selain keterampilan teknis, radiografer juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Banyak pasien yang datang ke rumah sakit atau klinik dengan rasa cemas atau takut akan prosedur yang harus dijalani, terlebih lagi pada pasien anak-anak. Seorang radiografer harus bisa menjelaskan dengan tenang dan jelas apa yang akan terjadi selama pemeriksaan, agar pasien tidak merasa takut. Misalnya, dalam prosedur CT scan atau MRI, pasien mungkin merasa terkurung dalam mesin besar yang menghasilkan suara keras. Sebagai radiografer, kita harus bisa memberikan penjelasan yang membuat pasien merasa lebih nyaman sehingga dapat mengurangi kecemasan mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keselamatan pasien adalah hal yang tidak kalah penting. Banyak prosedur pencitraan medis yang menggunakan radiasi, seperti pada pemeriksaan sinar-X. Paparan radiasi yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu radiografer harus tahu cara mengatur dosis radiasi yang tepat agar tidak membahayakan pasien. Mereka juga harus mematuhi protokol keselamatan dan memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilakukan dengan cara yang aman. Radiografer juga harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua langkah-langkah yang diambil untuk melindungi pasien dan diri mereka sendiri dari radiasi sudah dilakukan dengan benar. Pelindung radiasi seperti apron pelindung sering digunakan untuk melindungi bagian tubuh yang tidak sedang diperiksa.
Di luar keterampilan teknis, seorang radiografer juga harus terus mengikuti perkembangan teknologi yang pesat. Saat ini, peralatan pencitraan medis semakin canggih, dengan gambar yang lebih jernih dan resolusi yang lebih tinggi. Sebagai contoh, MRI dan CT scan yang dulu hanya digunakan untuk memeriksa beberapa bagian tubuh tertentu, sekarang dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi medis di hampir seluruh bagian tubuh. Peralatan ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam agar bisa menggunakannya secara efektif. Oleh karena itu, seorang radiografer harus selalu siap untuk belajar dan mengasah keterampilan mereka agar dapat memanfaatkan teknologi terbaru dalam dunia medis.
ADVERTISEMENT
Radiografer mengoperasikan alat MRI. Sumber: istockphoto.com
Namun, teknologi canggih dalam radiologi ini juga tidak terlepas dari tantangan yang perlu dihadapi, terutama terkait dengan etika dan privasi. Gambar medis yang dihasilkan melalui teknologi pencitraan mengandung data sensitif yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, seorang Radiografer harus bisa menjaga kerahasiaan dan keamanan data medis yang sangat penting. Perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi juga menambah tantangan dalam menjaga data medis tetap aman dan terlindungi dari penyalahgunaan. Selain itu, penggunaan teknologi AI dalam radiologi juga mengarah pada beberapa pertanyaan etis, seperti siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dalam diagnosis yang dilakukan oleh sistem AI. Walaupun AI dapat memberikan hasil yang sangat akurat, kesalahan tetap mungkin terjadi, dan dalam hal ini, tanggung jawab medis tetap berada pada dokter atau radiografer yang menginterpretasikan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Peran radiografer tidak hanya terbatas pada rumah sakit besar, tetapi juga meluas ke klinik-klinik kecil, pusat-pusat diagnostik, hingga puskesmas. Dalam setiap tempat ini, radiografer memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan gambar medis yang jelas dan akurat, yang akan digunakan oleh dokter untuk merencanakan diagnosis dan pengobatan pasien. Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan pemeriksaan medis, permintaan terhadap tenaga radiografer yang terampil dan terlatih juga semakin meningkat. Ini membuka banyak peluang karir bagi mereka yang tertarik dengan dunia radiologi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Sebagai mahasiswa tahun pertama D4 Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga, saya merasa bersyukur dan tidak salah dalam memilih jurusan ini.
Bekerja sebagai radiografer memang penuh tantangan, namun sangat memuaskan. Setiap hari, radiografer membantu pasien dengan memberikan hasil pemeriksaan yang memungkinkan dokter untuk menentukan langkah perawatan yang tepat. Saya merasa bangga menjadi bagian dari profesi ini dan berharap dapat terus mengembangkan keterampilan saya di masa depan. Sebagai mahasiswa, saya belajar tidak hanya tentang bagaimana cara mengoperasikan alat pencitraan, tetapi juga tentang bagaimana bekerja dengan pasien dan menjaga keselamatan mereka selama pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, profesi radiografer memiliki peran yang sangat penting dalam dunia medis. Mereka tidak hanya mengoperasikan peralatan pencitraan, tetapi juga memastikan keselamatan pasien, berinteraksi dengan pasien dengan penuh empati, serta mendukung proses diagnosis dan pengobatan oleh dokter. Sebagai mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan di Universitas Airlangga, saya merasa bangga dan bersemangat untuk mengejar karir di bidang ini. Saya tahu bahwa menjadi seorang radiografer bukan hanya tentang mengoperasikan mesin, tetapi juga tentang memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.