Konten dari Pengguna

Pengaruh Konflik Rumah Tangga Terhadap Perkembangan Mental Anak

Achmad Sholachuddin Azzam Zami
Kegagalan merupakan peluang agar bisa memulai kembali dengan cerdas. Hallo saya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta prodi Hukum Keluarga.
21 September 2024 17:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Sholachuddin Azzam Zami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menyiratkan efek atau dampak terhadap aspek psikologis dan emosional anak :

Ilustrasi konflik rumah tangga terhadap perkembangan mental anak, sumber: www.shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konflik rumah tangga terhadap perkembangan mental anak, sumber: www.shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam pembentukan anak anak dan penentuan jalan hidup mereka. Bahkan keluarga adalah peletak dasar bagi pewarisan agama dan mental (jiwa).
Salah satu tujuan utama membangun rumah tangga adalah untuk membina kehidupan Sakinah, atas dasar Mawaddah (kecintaan) dan Warahmah (kasih sayang dan tanggung jawab).Namun perlu disadari bahwa, keluarga sakinah bukanlah yang tenang tanpa dinamika sebab Allah Swt. telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang akan senantiasa berhadapan dengan masalah. Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif. Keluarga juga sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan,keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggota keluarga. Di dalam keluarga terdapat orang tua yang berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anak mereka. Karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian bentuk pertama dan utama dari pendidikan itu terdapat pada keluarga. Konflik adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Konflik melekat erat dalam jalinan kehidupan, Di mana manusia selalu berjuang dengan konflik. Oleh karena itu, Kita dituntut untuk memperhatikan konflik kita memerlukan jalan untuk meredam ketakutan terhadap konflik tersebut dapat menjadi sumber peluang masalah yang apabila dibiarkan akan membahayakan diri dan orang lain. Realita dalam kehidupan kita tidaklah senantiasa sejalan dengan tujuan awal atau sasaran yang akan dicapai. Berbagai anggota keluarga yang memiliki hidup mapan dengan fasilitas yang memadai, desain rumah yang nyaman, tetangga dan masyarakat yang baik dan seterusnya. Kadang-kadang menjadi ancaman mimpi yang indah bagi sebagian masyarakat. Masalah anak-anak yang nakal, pertengkaran suami istri dan masalah ekonomi serta berbagai masalah lain sering menjadi agenda yang sulit untuk dipecahkan.
ADVERTISEMENT
Menurut Cahyadi Takariawan, (1997 : 176) ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak-anak menjadi nakal, yaitu :
a. Faktor Orang Tua
Prinsip orang tua dalam mendidik anak-anaknya amatlah menentukan,segala arus pemikiran yang muncul dewasa ini menawarkan berbagai alternatif, sikap dan tindakan.
b. Faktor Qudwah (Keteladanan)
Prinsip saja tak cukup membentuk anak menjadi baik, faktor yang lebih penting adalah adanya figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip itu.
Dalam perspektif islam, kata yang digunakan untuk menunjukkan kepada arti pendidikan adalah Al-Tarbiyah, Al-Ta'lim, dan AlTa'dib masing-masing kata ini mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan teks dan konteksnya, walaupun dalam hal tertentu kata-kata tersebut memiliki kesamaan makna. Hal ini tercermin dalam ayat berikut ini:
ADVERTISEMENT
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا
Terjemahnya:
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Ayat tersebut mencerminkan adanya perbedaan makna tentang arti kata AlTarbiyah dan Al-Ta'lim yang menunjukkan kepada arti pendidikan itu sendiri. Perbedaan makna tersebut juga tampak pada beberapa pandangan yang penulis kemukakan berikut ini: Menurut Naqib Al-Attas (2006 : 6)bahwa :"Istilah yang paling tepat digunakan untuk mengembangkan secara utuh tentang konsep pendidikan islam adalah "Al-Ta'dib" dengan alasan bahwa pada hakekatnya pendidikan islam itu tidak lain adalahmenanamkan adab serta perilaku sopan santun kepada setiap pribadi muslim yang pada akhirnya akan menumbuh kembangkan peradaban islam. Di samping itu,pengguna kata "Al-Tarbiyah" mengandung pengertian yang sangat luas yakni mencakup pendidikan untuk hewan, sedangkan kata "Al-Ta'dib" sasarannya hanya pendidikan manusia saja". Namun pendapat yang dikemukakan oleh Naquib Al-Attas diatas ternyata tidak semua pihak sepakat
ADVERTISEMENT
3.Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang di atas:
1. Konflik rumah tangga yang terjadi atas yakni ketidak sepahaman orang tua dalam mendidik anak sehingga membuat anak merasa tidak nyaman berada di rumah, anak sering pulang larut malam, anak menjadi susah diatur sehingga hubungan kedekatan antara orang tua dan anak menjadi renggang, dan konflik berada pada batas yang masih dapat ditolerir yaitu dengan adanya perhatian para orang tua dalam usaha meredam berbagai pengaruh luar yang berdampak pada perkembangan merntal anak.
2. Terdapat pengaruh yang kuat antara konflik rumah tangga terhadap perkembangan mental anak yang berarti bahwa orang tua harus waspada dan menuntun anak anaknya dengan memberi pengaruh positif kepada anaknya baik dalam sikap,perkataan dan perbuatan
ADVERTISEMENT
Achmad Sholachuddin Azzam Zami,Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta prodi Hukum Keluarga.