Lupa: Dalam Pandangan Psikologi dan Islam

Alya Qonita Atfilah Putri
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
12 Juni 2021 20:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Qonita Atfilah Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lupa. Sumber:  Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lupa. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Siapa, nih, yang sering lupa? Pertama-tama, kita lihat kehidupan sehari-hari kita, yuk! Besok ada ujian tengah semester, tetapi materi yang dipelajari sudah lupa. Disuruh ibu pergi ke warung, tetapi sesampainya di warung, kita lupa apa saja yang ingin dibeli. Wah, rasanya semua orang pasti pernah lupa, ya.
ADVERTISEMENT
Lupa atau kegagalan dalam mengingat ini tentu saja hal yang mengganggu, apalagi ketika ini menyangkut hal yang penting. Namun, lupa juga dapat membantu kita untuk menghindarkan kita dari rasa duka dan kenangan yang tidak menyenangkan.
Sebenarnya kenapa, sih, kita bisa lupa? Bagaimana pandangan Islam mengenai lupa? Lalu, Bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan di bawah ini, yuk!
Sebelum itu, bagaimana cara otak kita memproses suatu informasi? Otak kita menyimpan suatu informasi dalam beberapa tahapan. Pertama, informasi yang masuk melalui sistem indra kita ditangkap oleh memori sensoris. Informasi tersebut akan menghilang dengan sangat cepat kecuali jika dipindahkan ke dalam memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Informasi yang ditangkap kemudian akan masuk ke sistem memori jangka pendek terlebih dahulu. Sistem ini memiliki daya tampung yang terbatas dan umumnya hanya tersimpan selama 30 detik sehingga ingatan tersebut bersifat sesaat dan bisa dilupakan. Informasi tersebut bisa bertahan lebih lama jika kita menggunakan cara untuk menyimpannya lebih lama.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, informasi akan masuk ke sistem memori jangka panjang. Daya tampung memori dalam sistem ini sangat besar, informasi akan disimpan lebih lama dan relatif menetap.

Penyebab Lupa

Ada beberapa teori yang menyatakan mengenai penyebab manusia bisa lupa, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Lupa dalam Pandangan Islam

Lupa sudah disinggung beberapa kali di Al-Quran. Muhammad Utsman Najati menguraikan tiga makna lupa, yaitu: pertama, lupa mengenai berbagai peristiwa, nama, dan informasi yang diperoleh seseorang sebelumnya. Dalam surah Al-A’la ayat 6, yang artinya: “Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa,”
Kedua, lupa yang bermakna lalai. Dalam surah Al-Kahfi ayat 63 kisah mengenai murid Musa AS dijelaskan: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya”
Terakhir, lupa dengan arti hilangnya perhatian terhadap suatu hal. Hal ini tersirat dalam surah At-Taubah ayat 67: “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”
Ilustrasi jangan lupa. Sumber: Shutterstock

Tips Agar Tidak Mudah Lupa

Kalian bisa menerapkan hal-hal di bawah ini agar tidak mudah untuk melupakan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Fokus. Dalam memproses informasi, perhatian sangat diperlukan supaya informasi bisa terserap dengan baik.
Latihan terus menerus dan pengulangan. Dengan latihan, secara tidak langsung otak kita akan kembali mengulang informasi tersebut dan membuat informasi itu akan terus kita ingat.
Hubungkan informasi baru. Dengan menghubungkan hubungan antara informasi baru dan ingatan yang sudah ada sebelumnya, kita bisa mengingatnya lebih cepat.
Gunakan perangkat mnemonic. Perangkat mnemonic menggabungkan potongan informasi ke dalam bentuk yang menarik atau mudah dikenali. Ini dapat berbentuk rima, singkatan, dan lain-lain. Contohnya, kita ingin menghafal warna-warna pelangi, maka kita bisa menghafalnya dengan dengan MeJiKuHiBiNiU.
Berdoa. Dalam Islam, Rasulullah telah mengajarkan cara menangani lupa dalam belajar, yaitu dengan cara berdoa kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Imam Waki’ bernasihat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Orang yang berbuat maksiat akan memiliki perasaan bersalah dan berdosa, yang akhirnya akan mengganggu kekuatan ingatan dan juga pikirannya.

Referensi

Arlotas, R.K. & Mustika, R. (2019). Lupa, dalam Perspektif Psikologi Belajar dan Islam. Pysche: Jurnal Psikologi. 1(1), 45—54.
Feldman, R. S. (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
Kendra Cherry. (2019). 11 Methods for Improving Your Memory. Diakses pada 11 Juni 2021 dalam https://www.verywellmind.com/great-ways-to-improve-your-memory-2795356
King, L. A. (2017). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Pudjono, M. (2015). Teori‐Teori Kelupaan. Buletin Psikologi, 16(2), 89–93. https://doi.org/10.22146/bpsi.7376
Setiawan, W. (2016). Al-Quran Tentang Lupa, Tidur, Mimpi Dan Kematian. Al Murabbi, 2(2), 251–270.