Konten dari Pengguna

Pengendalian DBD dengan Nyamuk Wolbachia, Terbukti Efektif di Berbagai Negara

Adam Sutan Hakim
Mahasiswa Universitas Airlangga
2 April 2024 9:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adam Sutan Hakim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gigitan nyamuk demam berdarah. Sumber:pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gigitan nyamuk demam berdarah. Sumber:pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu tantangan yang tengah dihadapi Indonesia saat ini adalah masalah demam berdarah (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini sudah banyak menelan korban. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kejadian kasus demam berdarah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama. Pada Januari 2023 tercatat sejumlah 106 kasus, sedangkan Januari 2024 naik menjadi 161 kasus dengan jumlah korban jiwa sebanyak 300 orang.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan pemerintah mulai dari pembiasaan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang), vaksinasi, melakukan pemberantasan jentik hingga pengasapan (fogging). Namun, kasus DBD masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan. Sehingga, diperlukan alternatif lain yang lebih efektif untuk memberantas penyebaran demam berdarah.
Penelitian mengenai nyamuk Wolbachia sebenarnya sudah lama dilakukan. Belakangan, nyamuk Wolbachia telah menjadi sorotan dalam upaya pengendalian virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes. Wolbachia merupakan sejenis bakteri yang hidup di dalam sel tubuh nyamuk dan dapat menghambat replikasi virus dengue yang biasa dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Bakteri Wolbachia terdapat di nyamuk jantan dan betina, sehingga saat nyamuk berkembang biak, potensi replikasi virus dengue akan kecil dan mengurangi kemungkinan nyamuk membawa serta menularkan penyakit demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Guru besar Universitas Airlangga dalam hal ini menjelaskan lebih lanjut mengenai perkembangbiakan nyamuk Wolbachia. Ketika nyamuk Wolbachia jantan kawin dengan nyamuk betina, maka tidak akan menghasilkan telur. "Nyamuknya jadi mandul ya, tidak bisa menghasilkan keturunan" jelas beliau.
Sedangkan, perkawinan nyamuk jantan dan betina dengan Wolbachia akan menghasilkan telur nyamuk Wolbachia. "Sama halnya kalau nyamuk Wolbachia jantan dan betina yang kawin, mereka akan menghasilkan telur yang menetas dan ber-wolbachia" lanjut beliau.
Penggunaan nyamuk Wolbachia telah menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi tingkat penularan penyakit demam berdarah. Secara global, nyamuk Wolbachia teruji efektif di beberapa negara seperti Australia, Vietnam, dan sebagainya. Di beberapa daerah di Indonesia seperti Yogyakarta, program pengendalian menggunakan nyamuk Wolbachia terbukti telah berhasil menekan jumlah kasus penyakit demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Penggunaan nyamuk Wolbachia dalam menanggulangi demam berdarah dinilai lebih ramah lingkungan dan lebih aman untuk diterapkan jika dibandingkan dengan metode yang sudah ada saat ini. Seperti larvasida dan fogging yang menggunakan campuran bahan kimia dan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Penggunaan nyamuk Wolbachia ini merupakan terobosan dalam penanggulangan demam berdarah. Kendati penggunaan nyamuk Wolbachia terbukti efektif, pemerintah mengimbanu masyarakat agar tetap menerapkan upaya pencegahan yang sudah ada saat ini seperti vaksinasi DBD dan kebiasaan 3M untuk mendukung keberhasilan program Wolbachia dalam menurunkan angka demam berdarah di Indonesia.