Konten dari Pengguna

'Haha Hihi' Pendidikan di Negeri Ini

Adam Brayans Mujtahid Addaudy
Lahir di Medan, Sumatera Utara. Kaum proletar bukan borjuis, aktivis HMI dan juga Duta Pendidikan Sumatera Utara 2020.
14 Juli 2023 22:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adam Brayans Mujtahid Addaudy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan Edukasi Anak dalam Ramadhan Camp 3 Sanggar Anak Sungai Deli. Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Edukasi Anak dalam Ramadhan Camp 3 Sanggar Anak Sungai Deli. Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Ada apakah dengan pendidikan di Indonesia sehingga terus mengalami penurunan. Hal ini bukan tentu saja sangat memprihatinkan karena pendidikan merupakan sarana untuk kemajuan negara. Menurut data The World Economic Forum Swedia pada tahun 2000, Indonesia menduduki urutan ke-37 dari 57 negara di dunia. Indonesia masih memiliki daya saing yang rendah dibandingkan negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Setiap warga negara berhak memiliki pendidikan setinggi mungkin, namun kadang kala pendidikan di negara kita masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga seperti se ASEAN. Menurut UNESCO pada tahun 2000, indeks pengembangan manusia di Indonesia menurun dari tahun ke tahunnya. Dari 174 negara di dunia, Indonesia terdapat pada urutan ke-109 di tahun 1999.
Di era globalisasi meningkatkan pendidikan haruslah disegerakan agar mampu bersaing dengan negara lain. Dengan memperbaiki pendidikan, maka sumber daya manusia di Indonesia akan jauh lebih baik. Setelah kita amati, masalah serius terdapat pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yaitu rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan, mulai pendidikan formal maupun informal.
Kualitas pendidikan yang rendah menurut data Balitbang 2003 bahwa di seluruh nusantara dan hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia, begitu juga SMP hanya memiliki 8 sekolah yang diakui dunia, sedangkan untuk SMA terdapat 7 sekolah yang mendapatkan pengakuan.
ADVERTISEMENT
Penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia, seperti masalah efektivitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Di bawah ini permasalahan khusus penyebab rendahnya dunia pendidikan antara lain biasanya pendidikan yang terlalu mahal, kurang relevan antara pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan pendidikan, rendahnya prestasi siswa, kurangnya kesejahteraan guru, rendahnya kualitas guru, serta rendahnya sarana fisik pendidikan tersebut.
Kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Padahal, pendidikan adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan. Besar harapan bangsa terhadap peserta didik untuk kemajuan negara Indonesia.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwasanya pendidikanlah yang berperan besar dalam menghasilkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya dan solusi untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,tentunya yang dapat menciptakan manusia-manusia yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa solusi dari permasalahan tersebut sebagai berikut : Pertama, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Peningkatan dan pengembangan SDM serta teknologi dalam mempersiapkan generasi penerus suatu bangsa dilaksanakan melalui pembelajaran di sekolah. (Saptono, 2016) Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan.
Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya. Kedua, Laju Pertumbuhan Penduduk. Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan berpengaruh terhadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk akan berdampak pada jumlah peserta didik.
Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolah-sekolah untuk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang telantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan relevansi pendidikan tidak akan dapat dicapai dengan baik. Ketiga Permasalahan Pembelajaran.
Pada saat sekarang ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan cenderung pasif, di mana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan kejengahan terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang terpusat seperti ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan.
Keempat, Melakukan Pemerataan Pendidikan. Permasalahan ketidak-merataannya pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang asing di telinga kita. Sampai saat masih kerap terjadi kasus di mana ada di daerah tertentu yang kurang mendapat perhatian mengenai pendidikannya.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan. Menurut Kurniawan,secara tradisional solusi yang dapat dilakukan yakni seperti: (1) Pembangunan gedung atau ruang belajar untuk siswa di setiap daerah; (2) Melakukan gotong royong antar warga untuk merawat dan menjaga fasilitas sekolah yang diberikan; (3) mengirimkan guru-guru profesional ke daerah-daerah yang terpencil atau kurang terperhatikan; (4) Adanya program untuk pendekatan kepada warga atau melakukan edukasi tentang pentingnya pendidikan (mendatangi rumah-rumah warga); (5) Adanya Universitas Terbuka, seperti saat ini sudah banyak diterapkan di berbagai 135 daerah (Kurniawan: 2016).
Masalah biaya juga menjadi hambatan dalam pemerataan pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian pemerintah dalam menyalurkan dana kepada masyarakat kurang mampu untuk bersekolah. Selain pemerintah, masyarakat juga bisa melakukan gotong royong dalam rangka pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Kelima, Meningkatkan Kesejahteraan Guru. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan guru yang bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan tepat sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Untuk mencapai itu semua perlu dibarengi dengan kesejahteraan guru yang terjamin. Kesejahteraan guru dengan profesionalisme guru dinilai memiliki keterkaitan.
Menurut Kulla, dampak kurang memadainya kesejahteraan guru terlihat dari masih banyak guru yang melakukan pekerjaan sampingan, seperti berdagang, ataupun beternak (Kulla: 2017). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja guru saat mengajar. Tak jarang guru terlalu fokus kepada pekerjaan sampingannya sehingga membuat proses mengajar kurang optimal. Keenam, Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Mutu pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan lagi guna mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan. Menurut Aziz, pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang dapat memenuhi harapan, kebutuhan, dan keinginan sesuai harapan masyarakat (Aziz: 2017).
ADVERTISEMENT
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan: (1) Menetapkan kurikulum sesuai dengan yang dibutuhkan (sesuaikan dengan kondisi siswa, masyarakat, dan negara); (2) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana; (3) Mengadakan kegiatan-kegiatan sederhana seperti, kursus, program literasi, menjalin hubungan dengan wali murid dan lain sebagainya. Ketujuh, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Saat ini rendahnya prestasi siswa masih menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan Indonesia. Kenyataan ini sangatlah disayangkan, karena ini membuktikan adanya kegagalan dalam pendidikan di Indonesia.
Maka dari itu perlu melakukan tindakan atau upaya yang dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut, di antaranya: (1) Guru menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif, tidak monoton. (2) Siswa harus aktif dalam kegiatan pembelajaran menjadi pusat belajar, bukan hanya sebagai pendengar. (3) Peran orang tua dalam memotivasi anaknya untuk belajar sangat diperlukan dan (4) Masyarakat turut membantu proses belajar siswa dengan menciptakan lingkungan yang baik dan nyaman. Itulah uraian-uraian mengenai kondisi Pendidikan Nasional saat ini. Pendidikan Nasional memiliki kualitas yang rendah.
ADVERTISEMENT
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dapat disebabkan oleh masih banyaknya masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia. Permasalahan tersebut terbagi menjadi 2 macam, ada masalah pendidikan dalam lingkup makro dan juga masalah lingkup mikro. Dengan beberapa solusi yang telah dipaparkan sebelumnya, diharapkan masalah pendidikan di Indonesia dapat teratasi dan diharapkan Indonesia bisa meningkatkan kualitas pendidikannya agar sebanding dengan negara lain atau bahkan melampaui.