Konten dari Pengguna

Mahasiswa Ushuluddin Berdiskusi dengan Tim Asesor BAN-PT, Ini yang Dibahas

Adam Satria Nugraha
Mahasiswa program studi perbandingan agama/ushuluddin di Universitas Muhammadiyah Kota Surabaya.
15 Maret 2024 21:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adam Satria Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengarahan oleh tim asesor BAN-PT. Gambar: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pengarahan oleh tim asesor BAN-PT. Gambar: Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Ushuluddin atau sekarang lebih dikenal Studi Agama-Agama turut andil di kegiatan asesmen lapangan. Dalam beberapa pekan lalu, program Studi Agama-Agama Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya menggelar acara asesmen lapangan. Kegiatan asesmen ini diawasi dan dinilai oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Adanya BAN PT ini untuk membantu pemerintah melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengawasi kualitas dan efektivitas pendidikan tinggi. Akreditasi sangatlah penting, karena mengingat definisinya, yakni pengakuan atas suatu lembaga pendidikan yang memastikan bahwa lulusannya memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memasuki kursus spesialisasi, atau melakukan praktik profesional. (Metro, 2017).
ADVERTISEMENT
Proses Akreditasi prodi studi agama-agama memakan waktu kurang lebih 30 hari, dengan tim yang dianggotai mahasiswa dari berbagai angkatan, dan bimbingan maupun arahan dari Dekan, Dosen, beserta staf fakultas agama Islam, diharapkan asesmen lapangan ini mendapat hasil yang terbaik. Bahkan, dalam hal mempersiapkan dokumen, tim mahasiswa harus berkorban untuk mengerjakannya sampai larut malam di kampus, sungguh pengorbanan yang luar biasa.
Di penghujung hari asesmen lapangan, mahasiswa ingin sekali untuk mengajak tim asesor BAN PT diskusi, yakni Prof. Dr. Sudarman, M.Ag serta Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag. Syukur alhamdulillah beliau sangat antusias menerima ajakan kami untuk berdiskusi.
Diskusi Bersama Prof. Dr. Sudarman, M.Ag
Mahasiswa berdiskusi dengan tim asesor. Gambar: Dokumentasi pribadi
Sesi diskusi pertama oleh Prof. Dr. Sudarman, M.Ag, pada pembuka diskusi, mahasiswa ananda Noval Maulana Dirna menyampaikan pertanyaannya, kemudian dialog pun berlangsung. Tidak lama kemudian disusul oleh mahasiswa lain yang menyampaikan pertanyaan. Beragam pertanyaan, jawaban, nasihat atau petuah terjadi di dalam dialog tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun pesan Prof. Dr. Sudarman, M.Ag, kepada kami adalah saat menjadi pemimpin contohnya ketua dalam organisasi, haruslah memahami tipe-tipe anggotanya. Tipe anggota yang pertama layaknya seperti bola, “kita sebagai penendang bola sudah siap mengarahkan bola ini untuk membobol gawang, namun bisa jadi bola ini malah meleset/menyimpang”, kita sebagai ketua organisasi dengan percaya diri ingin mengarahkan maupun menugaskan anggota, dan kita juga sudah mengkalkulasi bahwa nantinya anggota itu melaksanakan tugas dengan baik sesuai arahan, namun bisa jadi anggota tersebut melaksanakan tugas tidak sesuai dengan apa yang kita (ketua) harapkan, bahkan tidak menutup kemungkinan anggota itu tidak melaksanakan tugas yang diberikan.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Sudarman, M.Ag, memberikan pesan kepada kami mahasiswa prodi studi agama-agama, “aktiflah berorganisasi, literasi ditingkatkan, dan aktif membersamai bapak-ibu dosen untuk melakukan penelitian, pengabdian masyarakat bahkan menulis-menerbitkan jurnal.” Mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi, hanya mementingkan akademiknya, dan hasil akhirnya mendapat nilai bagus/cumlaude itu adalah hal yang biasa, namun bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi, berprestasi, dan mengejar akademiknya itu adalah hal yang luar biasa. “Jadi mahasiswa jangan egois, jangan mau unggul sendiri, sukses sendiri tetapi unggul dan sukseslah bersama-sama.”
ADVERTISEMENT
Diskusi Bersama Dr. Ustadi hamsah, M.Ag
Mahasiswa SAA foto bersama tim asesor. Gambar: Dokumentasi pribadi
Sesi diskusi kedua oleh Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag beliau menceritakan bidang akademiknya di studi agama-agama. Beliau masuk ke bidang ini karena terinspirasi kyainya semasa di pondok pesantren. Dr. Ustadi Hamsah menuturkan “Uwong Islam kudu ngerti agama liyo”, jika dalam bahasa Indonesia, “orang Islam harus paham agama lain”. Beliau memperkuat argumennya dengan menyampaikan beberapa alasan bahwa Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang menyebutkan agama lain di dalamnya, kemudian nabi Muhammad Saw hidup tidak hanya di lingkungan Islam saja, namun dengan agama selain Islam juga, dan nabi Muhammad Saw menjalin interaksi dengan orang non beragama Islam dengan baik, serta ulama terdahulu juga mengkaji agama selain Islam. Ulama seperti Al-Ghazali dan Ibnu Hazm.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag berpesan kepada kami mahasiswa, agar selalu memperbaiki dan meningkatkan soft skill, seperti komunikasi, bersosial, rasa simpati, empati, bekerja dengan tim, dan lain sebagainya. Beliau menambahkan, Institusi Mitsubishi telah melakukan riset, yang hasilnya bahwa soft skill lebih dibutuhkan dalam dunia kerja, gelar akademik hanya sekitar 15% saja. Jadi mulai sekarang harus tekun memperbaiki-meningkatkan soft skill dan mengasah bidang keilmuan.
Penutup
Demikian inti diskusi bersama mahasiswa dan tim asesor BAN-PT, mahasiswa prodi studi agama-agama sangat berterima kasih dan mengambil pelajaran dari momentum dialog tersebut. Dan kami mahasiswa prodi studi agama-agama berharap dari proses akreditasi ini mendapatkan hasil yang terbaik.