Konten dari Pengguna

Pertempuran di Wilayah Kebumen Tahun 1947

Addin Afrizal
Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang
30 April 2022 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Addin Afrizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monumen Tugu Renville yang berada di Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: M. Addin Afrizal Yahya)
zoom-in-whitePerbesar
Monumen Tugu Renville yang berada di Kebumen, Jawa Tengah. (Foto: M. Addin Afrizal Yahya)
ADVERTISEMENT
Pada masa Revolusi Indonesia, terjadi pertempuran atau pergolakan untuk mempertahankan kemerdekaan diberbagai wilayah di Indonesia, di wilayah Jawa Tengah sendiri terjadi berbagai peristiwa perlawanan terhadap belanda baik berskala besar maupun di daerah lokal yang terjadi di kota-kota kecil. Salah satu pertempuran melawan Belanda di Jawa Tengah yaitu Pertempuran di wilayah Kabupaten Kebumen pada tahun 1947. Hal tersebut diakibatkan dari adanya Agresi Militer I yang digencarkan oleh Belanda tanggal 21 Juli 1947.
ADVERTISEMENT
Akibat kedatangan pasukan Belanda yang sudah tiba di wilayah Buntu (perbatasan wilayah Banyumas dan Kedu) terjadi aksi blokade jalan raya yang dilakukan rakyat Kebumen di kota Gombong. Rakyat Kebumen melakukan strategi yang dinamakan politik bumi hangus, strategi tersebut merupakan strategi militer dengan melakukan penghancuran aset-aset yang berguna bagi pihak musuh. Mereka membakar bangunan penting seperti kantor Pos, Asrama Polisi serta bangunan penting lainnya.
Tanggal 27 Juli 1947, terjadi kontak bersenjata antara pasukan Indonesia dengan pasukan Belanda yang akan menuju kota Gombong di wilayah perbatasan antara Kebumen dan Banyumas. Hingga akhirnya pasukan Belanda berhasil memasuki wilayah Gombong, karena kalah jumlah pasukan, pasukan Indonesia terpaksa mundur serta meninggalkan kota Gombong. Pasukan Belanda berhasil menguasai kota Gombong pada 4 Agustus 1947. Keberhasilan Belanda menguasai Gombong tersebut dianggap ancaman bagi ibu kota Indonesia pada waktu itu yang berada di Yogyakarta. Dengan Belanda menguasai wilayah Gombong, belanda dapat sewaktu-waktu menyerang ibu kota Indonesia di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Setelah menguasai Gombong, pasukan Belanda mulai melakukan perluasan wilayah kekuasaan dengan melakukan semacam penyisiran di sekitar wilayah Gombong, hingga pada akhrinya terjadi pertempuran di wilayah Desa Sidobunder pada 2 September 1947. Pertempuran tersebut melibatkan Tentara Pelajar dan Tentara Indonesia melawan pasukan Belanda, peristiwa pertempuran tersebut dimenangkan oleh pihak Belanda karena pihak Belanda unggul dari segala sisi, mulai dari jumlah pasukan, persenjataan dan strategi perang. Namun sisi positif dari kekalahan pasukan Tentara Pelajar dan Tentara Indonesia pada pertempuran tersebut ialah sikap keberanian yang ditunjukkan oleh Tentara Pelajar dan pasukan Indonesia yang berjuang mempertahankan wilayah Sidobunder dari serangan pasukan Belanda meskipun Tentara Pelajar kebanyakan diisi oleh anak muda serta kalah jumlah pasukan dan persenjataan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya setelah peristiwa pertempuran di Sidobunder, dilakukan perundingan antara pihak Indonesia dan pihak Belanda yang dilakukan di Kapal USS Renville, kapal yang dimiliki Amerika Serikat. Dalam Perundingan Renville antara Indonesia dengan Belanda tersebut menghasilkan perjanjian gencatan senjata serta menentukan garis perbatasan wilayah (statusquo) yang disepakati kedua belah pihak pada 17 Januari 1948.
Sumber:
Dewanti, Y. N., Wasino & Bain. (2015). Pertempuran Sidobunder di Kebumen Tahun 1947. Journal of Indonesian History 4 (1).