Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hubungan Varian Omicron dan Perekonomian di Indonesia
29 Januari 2022 21:58 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari ADDINANSYAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 25 November 2021, setelah 23 bulan kasus pertama Covid-19, muncul varian baru Covid-19 yang disebut Omicron. Varian ini dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena muncul di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Varian ini mengandung setidaknya 32 mutasi virus, dimana 16 mutasi sudah ada pada varian delta seperti NSP12 dan NSP14. Kedua mutasi yang bertikai ini penting untuk replikasi virus. Varian Omicron ini diperkirakan tiga kali lebih berbahaya dibandingkan varian sebelumnya.
Lalu apa hubungannya dengan perekonomian Indonesia?
Dengan munculnya varian baru ini, pemerintah harus mulai melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19. Perekonomian di Indonesia yang sebelumnya mengalami krisis akibat pandemi Covid-19 mulai menunjukkan perbaikan dan pembangunan ekonomi kembali berjalan. Namun, kemunculan varian baru SARS-CoV-2 Omicron ini bisa menyebabkan perekonomian Indonesia kembali dalam kondisi genting.
Pemerintah merupakan institusi yang memiliki tugas terpenting dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Program vaksinasi merupakan salah satu kebijakan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 ini. Dikutip dari situs resminya https://vacsin.kemkes.go.id/ perkembangan pelaksanaan vaksinasi di Indonesia telah mencapai 83,29% untuk dosis pertama dan 56,96% untuk dosis kedua. Namun, dengan munculnya varian baru Omicron, tentunya pemerintah harus melakukan program vaksinasi ketiga atau booster vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Program vaksinasi booster ini sangat dibutuhkan karena efikasi vaksin dari Sinovac dan Astrazeneca sudah mulai berkurang untuk mengatasi virus Omicron ini. Program booster ini disusun dengan tujuan untuk menjaga immune system (kekebalan tubuh) dan memperpanjang masa proteksi. Sistem imun sendiri merupakan faktor penting yang dibutuhkan agar penyebaran Omicron dapat ditekan. Vaksinasi booster ini membutuhkan setengah dosis Pfizer, setengah dosis AstraZeneca, dan setengah dosis Moderna. Program booster ini diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat Indonesia.
Nah, tahukah Anda apa saja faktor utama penyebab perekonomian Indonesia mengalami apresiasi?
Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah dukungan stimulus fiskal untuk melanjutkan program PEN dalam rangka pemulihan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi global. Namun, dengan varian baru ini, pemerintah harus kembali menerapkan program booster vaksin. Maka inilah trade-off yang harus dihadapi oleh pemerintah. Pemerintah harus memilih antara fokus pada pemulihan ekonomi dan pemulihan sektor ketenagakerjaan atau harus membeli vaksin lagi untuk menjalankan program booster vaksin ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Instagram resmi @kemenkes_ri, per 28 Januari 2022, setidaknya ada 4.319.175 kasus positif Covid-19 dengan penambahan 9.905 kasus baru pada hari itu.
Nah, dari data di atas tentunya kita bisa melihat bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai. Masih ada 43.574 kasus aktif di Indonesia. Dengan itu, program booster vaksin harus menjadi perhatian utama pemerintah. Pemerintah sendiri menargetkan sedikitnya 208.265.720 target untuk divaksinasi. Data lebih lengkap disajikan pada gambar di bawah ini.
Wah ternyata masih sedikit orang yang mendapat vaksinasi booster, tak heran pemerintah mulai menggalakkan program booster. Eitss, tapi selain masalah vaksinasi, pemerintah juga harus memperhatikan masalah pengangguran.
Jika varian Omicron dari Pandemi Covid-19 berlanjut, bukan tidak mungkin banyak sektor korporasi yang tutup dan melakukan PHK massal akibat resesi ekonomi yang mungkin akan terulang kembali. Anda dapat melihat data tingkat pengangguran di Indonesia pada tabel di bawah ini.
Dilihat dari tabel di atas Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2020, namun mengalami penurunan dibanding Februari 2021. TPAK pada Agustus 2021 sebesar 67,80 persen, naik 0,03 persen poin dibanding Agustus 2020 namun turun sebesar 0,28 persen poin dibanding Februari 2021. TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja.
ADVERTISEMENT
TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah. Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 82,27 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 53,34 persen.
Dibandingkan Agustus 2020, TPAK laki-laki mengalami penurunan, namun TPAK perempuan mengalami kenaikan. Tetapi jika dibanding Februari 2021, TPAK perempuan mengalami penurunan dan TPAK laki-laki mengalami kenaikan.
Ketika varian Omicron ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin tingkat penggangguran Indonesia akan kembali meningkat looo. Padahal sebelumnya tingkat pengangguran Indonesia sudah cukup menurun seperti pada tabel yang disajikan di atas. Pada awal munculnya Covid-19 di Indonesia Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 4.94%.
Lalu meningkat tajam menjadi 9.77% di bulan agustus 2020. Namun, di bulan agustus 2021 terjadi penurunan sebesar 6.82%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perekonomian Indonesia sebenarnya sudah cukup membaik. Tentu meningkatnya perekonomian ini terjadi akibat dari peran pemerintah sesuai dengan tujuan APBN tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Nah oleh karena itu sebagai akibat dari munculnya pandemi Covid-19 ini, pemerintah harus merombak ulang APBN karena berubahnya situasi yang dihadapi. Ekonomi indonesia yang sebelumnya sempat mengalami krisis ekonomi akibat pandemi dapat ditanganani dengan baik oleh Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia tentunya melakukan trade-off dengan melakukan pelebaran defisit anggaran untuk menangani Covid-19. Beberapa Langkah yang dilakukan pemerintah ialah melakukan program 3M, melaksanakan PPKM dan PSBB, dan melakukan program vaksinasi. Tentu untuk melakukan kebijakan ini diperlukan biaya sesuai dengan 10 prinsip ekonomi yang ke dua.
Walaupun perekonomian Indonesia sudah mulai membaik, namun dengan munculnya varian Omicron ini bisa saja kejadian seperti di pertengahan 2020 dapat terulang. Sehingga pemerintah harus lebih menggalakkan program booster vaksin sebagai upaya untuk meningkatkan sistem imun rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT