Bersinergi dengan Kumparan.com untuk Sebuah Reportase Kinerja Penguatan Literasi

Ade Fathurahman
Guru SMA Negeri 1 KOTA SUKABUMI
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 7:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Fathurahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bersinergi dengan Kumparan.com untuk Sebuah Reportase Kinerja Penguatan Literasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini adalah kedua kalinya saya merevisi tulisan yang saya kirimkan ke Kumparan.com dalam rangka mensosialisasikan konten terakhir di Blog yang disertai beberapa tautan link literasi menulis guru dan siswa mulai dari Awal Oktober hingga Akhir Nopember di beritadisdik.com.
ADVERTISEMENT
Menjadi sebuah rahasia umum, jika sesuatu yang merupakan tahapan permulaan memiliki daya rangsang cukup tinggi. Permulaan bisa diartikan sebagai tahapan keadaan yang benar-benar baru atau juga merupakan tahapan yang merupakan keberlanjutan dari tahapan sebelumnya yang sebetulnya masih sejenis.
Berbekal sedikit pengalaman pernah menjadi kontributor di website milik sekolah saat menjadi Wakasek Bidang Humas. kemudian Media Lokal Radar Sukabumi beserta hobi merekonstruksi blog, baik konten, maupun template-nya telah menjadikan saya tersesat di belantara media online.
Bekal lain adalah sedikit pengalaman menjadi bagian dari kelompok yang sering menyisakan rekam jejak digital, mulai era e-mail group-nya Yahoo, Friendster dan Google+ disertai Path dan Panoramio (basik untuk placemark di Google Earth yang telah berhenti melayani). Pengalaman lainnya bersamaan dengan menyeruaknya slide share satu grup dengan Linked-in sebagai bagian dari aplikasi khusus berbasis presentasi hingga wordpress, kompasiana serta gurusiana.id.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan dinamika Pendidikan Indonesia saat ini, walaupun Facebook dan Twitter lahir di era yang lebih jadul, tapi sebagai media ekspresi antar para guru dan sebagian kecil peserta didik, keberadaan keduanya melengkapi Youtube dan Instagram yang mulai digunakan secara familiar belakangan ini.
Fungsi media ekspresi ini menjadi penting bagi kami, para pendidik yang menjadikannya, selain menjadi sebatas ekspresi diri juga menjadi bagian kontrol kami terhadap asuhan kami para peserta didik, baik terhadap konten positif sebagai portofolio yang harus diberi reward, maupun konten negatif yang para peserta didik yang diintrusi oleh habit dewasa yang harus kami persiapkan antisipasinya sedini mungkin.
Akhirnya, sampai juga pada tujuan kami menulis reportase ini di Media Tingkat Nasional semacam Kumparan.com ini agar mendapatkan kesempatan berkontribusi, walau produk reportase ini tak begitu banyak memberikan manfaat seperti produk-produk tulisan khas Kumparan.com yang begitu seksi untuk dibaca dan diteladani oleh kami para guru di sekolah menengah. Tercatat, di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi saat ini pun, baru Rekan Tantan Hadian, M.Pkim. yang sedang menempuh pendidikannya di Program Doktoral UNINUS Bandung.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, di bawah ini saya lampirkan sebuah paparan tentang budaya port folio itu dalam bentuk reportase atas kerja saya bersama teman-teman muda yang telah menjadi rekan sejawat di SMA Negeri 1 Kota Sukabumi selama 5 Minggu berselang yang saya unggah di blogspot saya
Sebagai bagian dari tugas ASN Pemprov. Jawa Barat, maka saya dan beberapa rekan guru memiliki kewajiban untuk melakukan reportase atas kinerja harian yang telah dilakukan. Tentu saja untuk tugas utama berupa KBM, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian serta remedial dan tindak-lanjutnya menjadi lahan point bagi kami.
Pada tahapan pelaksanaan KBM sebagaimana layaknya guru-guru yang lain, saya memberikan keleluasaan pilihan untuk tambahan nilai dalam bentuk portofolio penugasan tak terstruktur. Beberapa alternatif bisa dilakukan siswa untuk memenuhi capaian pembelajaran, di antaranya melalui produk tulisan siswa.
ADVERTISEMENT
Produk tulisan siswa pun dikategorisasikan dalam 2 macam. Essay berupa narasi yang berisi refleksi atas sub materi yang diajarkan atau artikel mengenai tema yang lebih bebas.
Nah, untuk produk artikel ini siswa diberi stimulan berupa peluang untuk eksis di media online. Saya men-trigger mereka dengan motto : "Penuhi rekam jejak digital dengan hal-hal positif sebagai bahan kenangan manis di masa datang."
Ternyata, tak diduga dalam dua bulan ini, walau jumlahnya tak banyak, tapi cukup membuat saya tetap bersemangat untuk terus melanjutkan kegiatan ini.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, maka saya terbantu dengan keberadaan sebuah Media Pendidikan online berita.disdik.com yang dimediasi melalui komunikasi yang simpel via WhatsApp. Saya mendapatkan rekan kerja eksternal baru dari komunikasi ini, yakni H. Dadan Supardan yang senantiasa mengapresiasi produk peserta didik saya di medianya. Walau beberapa kali saya menyempatkan juga berkontribusi di Harian Umum Radar Sukabumi untuk tulisan pribadi saya, tapi karena rekan-rekan guru yang lain, dari berbagai kota hadir di media online khas pendidikan ini, maka saya pun memilih beritadisdik.com sebagai prioritas utama yang dijadikan sebagai ruang ekspresi saya bersama peserta didik yang saya asuh.
ADVERTISEMENT
Sebagai kerja tambahannya saya pun mengajak rekan-rekan guru muda di sekolah untuk meramaikan media online dengan tulisan-tulisan mereka di sana. Walau hanya baru sekali dua kali, tetapi sebagai awalan yang saya jadikan stimulan kepada para peserta didik untuk terus bersemangat menulis.
Media online khas pendidikan atau kolom pendidikan di beberapa media harian umum tersedia, tetapi sepertinya media online beritadisdik.com lebih familiar saat ini sebagai ruang ekspresi para tenaga pendidikan atau peserta didik, khususnya Jawa Barat.