Mengajarkan Masalah Kontroversial Kepada Anak

Konten dari Pengguna
11 Juni 2017 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Munawar Luthfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seringkali guru dan orang tua khawatir terhadap persoalan kotroversial yang terjadi dan populer dilingkungan mereka diketahui oleh anak-anak mereka. Ketakutan orang tua dan guru sangatlah wajar karena bisa saja anak yang mengetahui persoalan kontroversial tanpa pendampingan akan terpengaruh secara psikologis dan prilaku sosialnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat kepekaan anak terhadap permasalahan disekitarnya menjadi tumpul, bahkan sering kali mereka tidak memiliki kepedulian sedikitpun. Sekolah dan orang tua pun selalu tutup mata mengenai rendahnya kepekaan anak terhadap permasalahan sosial.
Di Negara Amerika berdasarkan tulisan Thomas Licona dalam buku pendidikan karakter menceritakan sekolah-sekolah disana mengajarkan anak mengenai masalah-masalah kontroversial seperti aids, perang, aborsi dan lain-lain. Sekolah membuat sistem pembelajaran khusus dalam kurikulum pembelajarannya untuk memfasilitasi anak dalam mendiskusikan masalah-masalah kontroversial tersebut.
Hasilnya sangat mencengangkan, dengan dampingan dari guru mereka mendapatkan pandangan berbeda terhadap pemikiran kritis anak dalam memandang permasalahan kontroversial dan mendapatkan fakta-fakta yang dapat diperdebatkan kritis secara moral yang mereka pahami dan kemudian mendiskusikannya lebih jauh bersama para orang tuanya di rumah
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pembelajaran mengenai masalah kontroversial diharapkan anak-anak dalam sekolah antara lain:
1. Memperoleh kemampuan mengungkapkan pendapat
2. Mengungkapkan kebenaran dan penyimpangan dari masalah ketika itu benar dari pada berdebat atau belajar imdividu
3. Menghasilkan solusi yang berkualitas dari suatu masalah
4. Membuktikan kecenderungan partisipasi siswa dal prestasi akademik yang lebih tinggi
5. Mengembangkan sikap positif yang lebih dalam menghadapi permasalahan kontroversial dilingkungannya.