12 Teknik Jitu Meningkatkan Kesadaran Nurani Anak

Konten dari Pengguna
25 Mei 2017 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Munawar Luthfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: Diskusi dan Bedah Buku Pendidikan Karakter Sekolah Guru Indonesia
ADVERTISEMENT
Beberapa kali kami mendiskusikan pendidikan karakter di forum ini, seketika timbul dibenak saya dengan fenomena-fenomena kekinian yang sering terjadi tentang bebepara perlakuan siswa kepada guru dan siswa kepada pembelajaran disekolah. Sering kali ditemui di sekolah siswa-siswi yang sulit sekali untuk di atur dan diarahkan dalam pembelajaran karena merasa sudah membayar mahal pendidikan yang dijalaninya, dan celakanya para orang tuanya pun melakukan hal serupa yang tidak jauh berbeda dari apa yang dilakukan para putra-putrinya disekolah. Kemudian saya bergumam di dalam hati, apakah pendidikan haya terbatas pada transfer knowledge saja dengan menghiraukan sikap para siswa yang seperti itu? Bagaimana cara menyelesaikan persoalan ini?
Thomas Licona dalam bukunya Educating For Character membagikan beberapa tips-tips untuk para guru dan orang tua dalam membangun kesadaran nurani pada anak/siswa-siswi mereka, antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Mengajarkan empati/kepedulian
Banyak anak saat ini yang terlihat kurang peduli terhadap aspek akademik maupun non akademik dan sosial sehingga kesadaran untuk melakukan prilaku baik semakin rendah. Dengan membiasakan sikap empati anak akan terus meningkatkan kesadarannya dalam melakukan prilaku baik.
2. Menanamkan disiplin moral dalam setiap pekerjaan yang dilakukan anak
Ada istilah orang kompeten adalah orang yang melakukan pekerjaannya dengan kompeten. Maka jika anak diajarkan untuk terus melakukan perbuatan baik dalam stiap pekerjaannya, misalnya berdoa sebelum beraktifitas, mengucapkan kata-kata baik dan sebagainya
3. Mengajarkan anak untuk mampu menunda kepuasan
Rasa puas terhadap suatu pekerjaan akan membuat anak menjadi malas dan tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan berikutnya. Karena itu hendaknya anak diajarkan untuk menunda kepuasannya agar timbul pada dirinya keseriusan, konsistensi, disiplin diri dan orientasi tujuan jangka panjang
ADVERTISEMENT
4. Sekolah menjadi kontrol moral
Melalui pembelajaran kooperatif atau berkelompok sekolah dapat melakukan kontrol prilaku siswa. Pembelajaran berkelompok memungkinkan anak bersain dan memikiki motivasi untuk lebih baik dari rekannya.
5. Mengajarkan optimisme dan ekspektasi tinggi
Banyak anak yang gagal karena espektasinya terhadap sesuatu sangat rendah, keprcayaan dirinya turun karena menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu. Maka hendaknya mereka di support untuk memiliki kepercayaan diri tinggi dan optimis dalam melakukan hal baru yang lebih menantang.
6. Mengajarkan evaluasi diri
Pernahkan kita meminta anak menilai dirinya atau rekannya, sepertinya hal tetsebut harus mulai dilakukan baik secara individu anak maupun secara berkelompok. Penilaian diri memungkinkan anak untuk mengetahui kekurangan pada dirinya sehingga mereka dapat menentukan hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan potensi yang dimikikinya agar lebih baik dari rekan-rekannya
ADVERTISEMENT
7. Kembangkan minat dan bakat anak
Memberi kesempatan anak dalam mempelajari hal yang menjadi minat dan bakatnya akan meningkatkan motivasi dan kemampuan anak dalam hal tersebut. Semakin mereka senang maka kesadarannya untuk melakukannya pun akan semakin tinggi
8. Membuat anak merasa mampu dan dicintai
Seringkali anak gagal karna perlakukan guru dan orang disekitarnya yang kurang ramah sehingga mereka merasa tidak perlu membuktikan kemapuannya dalam hal apapun. Sebaliknya jika anak dioerlakukan secara santun dan bermartabat mereka akan menunjukan sikap baiknya dan segala pencapaian kemampuannya untuk orang-orang baik disekelilingnya tanpa ada unsur paksaan
9. Rayakam keberhasilan yang dilakukan anak
Perayaan keberhasilan anak tidak mesti harus mewah dan menggunakam banyak biaya. Bahkan pijian, tepuk tangan dan penghargaan pun merupakan bentuk perayaan sederhana yang dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri anak untuk melakukan capaian baik berikutnya
ADVERTISEMENT
10. Kenali dan fasilitasi setiap gaya belajar anak
Pada dasarnya seseorang sedikitnya memiliki tiga gaya belajar berbeda, audio, visual, dan audio visual. Maka alangkan baiknya kita mengetahui gaya belajar yang menempel pada anak untuk memberikan pembelajaran sesuai dengan karakter dirinya. Semakin sesuai mereka akan semakin menyukai dan memikiki kesadaran akan kebutuhannya terhadap hal yang dipelajarinya tersebut
11. Menarik minat belajar anak dengan realitas yang disukainya
Gardner dalam teori multiple intelegencenya mengemukakan sedikitnya ada 8 bentuk kecerdasan yang dimiliki seseorang. Mengenali dan memfasilitasi pembelajaran dengan pertimbangan bakat yang melekat pada anak dapat meningkatkan motivasi dan kesadaran untuk mempelajari hal yang disukainya
12. Memberi pekerjaan rumah yang menyenangkan
PR seringkali menjadi momok menakutkan bagi anak. Namun penelitiam di amerika serikat mengemukakan pekerjaan rumah dapat meningkatkan kemampuam siswa secara pesat. Anak dengan durasi PR lebih panjang memiliki kemampuan lebih tinggi dari mereka yang durasi PRnya lebih singkat. Maka mengemas PR dengan cara yang menyenangkan mnjadi solusi untuk menghindari kekhawatiran tersebut.
ADVERTISEMENT