Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Muktamar 48: Jalan Baru Dakwah Muhammadiyah
16 Oktober 2022 17:50 WIB
Tulisan dari Ade Rizki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kota Surakarta - Lokasi Muktamar Muhammadiyah 48. Foto: iStock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gfft2szha1rr8k7257zqne05.jpg)
ADVERTISEMENT
Gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan hingga abad 21 ini masih eksis dikalangan masyarakat. Namun, beberapa kalangan masih melihat gerakan amar ma’ruf nahi munkar dari perspektif pragmatis. Kenapa demikian? Hal itu disebabkan beberapa kalangan tersebut memaknai gerakan ini hanya sebagai gerakan Islam puritan yang menyatakan perlawanan terhadap takhayul, bid’ah dan khurafat.
ADVERTISEMENT
Bila kita lihat lebih dalam, makna dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar mengandung spirit pembebasan di dalamnya. Dari 3 permasalahan tersebut (takhayul, bid’ah, dan khurafat), mengapa perlu dilawan atau bahkan dibasmi? Karena 3 masalah ini menciptakan struktur masyarakat yang jumud, mundur atau terbelakang, dimana para pelaku takhayul, bid’ah, dan khurafat telah mengkhianati naluri kemanusiannya sendiri.
Selain dari 3 hal tadi, diskursus-diskursus tentang gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang berkembang cenderung dominan pada aspek gerakan pemurnian kembali Islam dari praktek-praktek yang menyimpang.
Padahal, gerakan KH Ahmad Dahlan sesungguhnya ingin membebaskan dan menarik keluar umat dari perilaku yang menghardik kemanusiaan-nya, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, diacuhkan, dan keterjajahan sebagai dampak dari perilaku umat Islam yang jumud dan tertutup.
ADVERTISEMENT
Spirit Dahlanisme
KH Ahmad Dahlan adalah pribadi yang toleran, tegas, sabar, santun juga cerdas. Gerakan dakwah yang dilakukan oleh beliau mempunyai ciri yang khas, yakni welas asih. Etika KH Ahmad Dahlan ini dipandang oleh Hefner mempunyai keterkaitan dengan etika protestan.
Dia juga menyebut bahwa hal ini merupakan reformasi Islam bermodelkan protestan. Menjadi kajian yang menarik, mengapa dalam dakwahnya, KH Ahmad Dahlan melandasi dengan etika welas asih. Gagasan tersebut dilandasi dengan kesejajaran kebenaran tafsir Al Quran, akal, perkembangan sains/iptek, dan pengalaman universal kemanusiaan-nya.
Dari sini diperoleh pengetahuan tentang bagaimana mencapai tujuan penerapan ajaran Islam, yaitu penyelamatan kehidupan umat manusia di dunia berdasarkan cinta kasih. Realisasi dari tujuan tersebut dilakukan dengan mengembangkan sekolah modern, kepanduan, panti asuhan, rumah sakit, dan pemberdayaan kaum tertindas dan organisasi modern.
ADVERTISEMENT
Berbagai praktik ritus Islam difungsikan sebagai dasar teologi realisasi tujuan tersebut. Dari kehidupan kaum Nasrani dan temuan iptek, KH Ahmad Dahlan belajar tentang pengembangan kehidupan sosial. Dari tokoh pembaharu ia memperoleh ide rasionalisasi ajaran Islam, sementara dari fakta-fakta sosiologis dan sejarah manusia diperolehnya inspirasi kerja pragmatis dan humanis.
Etika dan semangat yang telah dikobarkan oleh KH Ahmad Dahlan, lalu Muhammadiyah lahir dan dibesarkan oleh para kadernya. Sebuah gerakan Islam amar ma’ruf nahi munkar yang memiliki visi misi untuk memajukan umat dan bangsa Indonesia. Muhammadiyah dari waktu ke waktu, mengalami perkembangan yang begitu dinamis.
Bila tidak, mungkin saja Muhammadiyah telah mati tertelan oleh zaman tanpa gerakan pembaharuan-nya. Berkaca pada masa kepemimpinan Din Syamsudin, gerakan dakwah Muhammadiyah telah menyentuh ranah transnasional. Dimana ideologi Muhammadiyah diekspor ke luar negeri, dengan membentuk PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di berbagai negara. Langkah yang diambil oleh Din Syamsudin merupakan salah satu bentuk dari gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk kemaslahatan umat (pemerataan ideologi).
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah juga merespon tantangan global pada masa kepemimpinan Din Syamsudin, termasuk pengaruh budaya arab dan barat. Ini terwujud dalam beberapa hal, diantaranya adalah jihad konstitusi, internasionalisasi Muhammadiyah, pelayanan sosial baru, pengembangan masyarakat, dan pengembangan hubungan antar agama.
Progresivitas Muhammadiyah
Pada abad 21 ini, kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi serta dominasi negara-negara maju mengakibatkan opini masyarakat semakin mudah dipengaruhi oleh paham liberal. Kondisi ini disebabkan oleh mengkristalnya perilaku individualism dan solidaritas kelompok, bai katas dasar kesukuan, keturunan, agama maupun kepentingan ekonomi.
Kesenjangan sosial dan ekonomi menjadi faktor pemicu bagi suburnya persaingan tersebut sebagai dampak sampingan dari proses pertumbuhan pembangunan. Fenomena-fenomena tersebut merupakan masalah yang wajib untuk diantisipasi dan diatasi oleh Muhammadiyah, karena dapat mengganggu proses dakwah hingga ketahanan nasional bangsa Indonesia. Namun faktanya, Muhammadiyah sendiri sepertinya juga sudah terkena dampak dari problematika atau fenomena seperti itu. Sehingga berdampak pada semangat amar ma’ruf nahi munkar sebagai semangat pembebasan dan etika welas asih yang perlahan pudar dalam gerakan dakwah Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Konsep feeding, schooling, healing sebagai cerminan dari semangat pembebasan berlandaskan etika welas asih, pada hari ini pun tak begitu nampak atau dirasakan lagi oleh kalangan masyarakat. Biaya sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah yang mahal menjadi contoh yang paling kentara bahwa konsep tersebut tak lagi dirasakan oleh kalangan masyarakat. Lantas, semangat dan etika seperti apa yang akan dibawa oleh Muhammadiyah bersama kadernya?.
Menurut hemat saya, Muhammadiyah perlu melakukan sebuah transmisi warisan budaya. Pertama, Muhammadiyah sebagai pengamat (Surveillance of the Environment) yang berfungsi mengamati lingkungan sekitar dalam artian bangsa Indonesia.
Kedua, Muhammadiyah menjadi penghubung masyarakat (Correlation of the parts of society in responding to the environment) yang berfungsi menghubungkan bagian-bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dan ketiga, Kader Muhammadiyah sebagai pewaris (Transmission of the social heritage from one generation to the next) hal ini supaya terjadinya pewarisan atau penerusan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya. (Harold D. Lasswell) Semangat pembebasan dan etika welas asih sebagai dasar maka perlu atau wajib untuk terus dilestarikan sebagai ciri dari dakwah Muhammadiyah untuk gerakan hari ini dan hari esok.
Dengan konsepsi dan metode yang baru (tajdid) dalam menginterpretasikan semangat pembebasan dan etika welas asih tersebut. Sehingga, konsep feeding, schooling, dan healing akan kembali dirasakan pengaruhnya kepada kalangan masyarakat. Jika konsep tersebut kembali menguat pengaruhnya, maka akan terbentuk struktur masyarakat yang maju dan berperadaban.
Mengapa saya begitu yakin? Diawali dari feeding, maka lahirlah panti asuhan sehingga anak-anak dan kaum mustadh’afin yang terlantar, yatim-piatu, atau miskin mampu menempati tempat tinggal yang layak dan merasa nyaman dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Lalu schooling, maka lahirlah sekolah-sekolah maupun Perguruan Tinggi sehingga anak-anak mampu mengenyam pendidikan dan mampu terdidik untuk menjadi generasi penerus bangsa. Mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas juga terpelajar sesuai dengan cita-cita Pembukaan UUD 1945. Dan healing, maka lahirlah rumah sakit dan balai pengobatan.
Jika ditarik sebuah kesimpulan, maka Muhammadiyah dengan konsep ini, berlandaskan semangat pembebasan dengan etika welas asih mampu membebaskan jeratan masalah kehidupan dan mewujudkan kehidupan yang tentram dan nyaman kepada masyarakat, sehingga terbentuknya Negara Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. Dimana kedudukan manusia sama, mendapatkan haknya, melaksanakan kewajibannya penuh rahmat dan kebaikan dari Allah SWT.
Sebenarnya itulah cita-cita dari KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dengan semangat pembebasan dan etika welas asih-nya, menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif, aman, berperadaban maju dan memiliki kedudukan yang sama, tanpa sebuah sistem yang memenjarakan masyarakat yang membodohkan.
ADVERTISEMENT
Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta
Sudah lebih dari 1 abad Muhammadiyah telah membersamai kita semua, khususnya masyarakat Indonesia. Dengan prestasi dan kontribusi nyata yang telah dilakukannya, membuat banyak orang telah menaruh harapan kepada Muhammadiyah.
Tahun ini adalah tahun yang besar bagi Muhammadiyah, dimana organisasi ini akan menggelar acara akbar yaitu Muktamar ke 48 yang akan dilaksanakan 18-20 November 2022 di Kota Solo.
Dengan tajuk “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, saya sadar betul bahwa tantangan yang akan dihadapi Muhammadiyah di waktu mendatang bukanlah tantangan yang ringan.
Kami percaya sepenuhnya pada Muhammadiyah, bahwa organisasi ini akan terus memiliki cita-cita besar dan mulia yang akan membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Demi mewujudkan harapan tersebut, tentu Muhammadiyah tidak dapat berjalan sendiri. Melainkan juga membutuhkan peran, kontribusi dan kolaborasi kita sebagai masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi kami percaya pada Muhammadiyah, mengapa tidak? Organisasi ini sudah eksis sejak 1912, dan mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan zaman dari era yang berbeda-beda.
Semoga Muhammadiyah senantiasa mampu melakukan gerakan pembaharuan yang relevan terhadap tantangan zaman.
Sebagai penutup, saya mengucapkan Selamat Muktamar ke-48 Muhammadiyah.