Stop KDRT, Bertahan Alasan Anak Itu Salah!

Ade Uny
#contentcreator #blogger #newbiemom #skincareaddict yang suka mbolang salam kenal 🤗
Konten dari Pengguna
15 Desember 2023 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Uny tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih hangat dalam ingatan kita, beberapa waktu lalu ada berita viral seorang dokter lari dari rumah untuk mendapatkan perlindungan karena mendapat KDRT dari suami. Belum reda berita ini, muncul lagi berita seorang ayah tega menghilangkan nyawa 4 anaknya yang saat itu istrinya tengah mendapatkan perawatan karena usai mendapatkan KDRT.
StopStop KDRT
KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti masalah kontrol, ketidaksetaraan kekuasaan, masalah emosional, dan pola perilaku yang dipelajari dari lingkungan sekitar. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor budaya, ekonomi, sosial, dan psikologis yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Banyak yang masih menanggap jika keutuhan keluarga itu penting, meskipun terjadi KDRT. Padahal tak sedikit luka yang akan ditorehkan ke jiwa anak saat menyaksikan pertengkaran yang dilakukan oleh orangtua mereka. Terlebih lagi jika KDRT sampai mengancam jiwa.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah KDRT berulang:
1. Pentingnya Komunikasi: Berbicara terbuka dengan pasangan untuk memperbaiki komunikasi yang sehat dan mengatasi konflik dengan cara yang tidak mengarah pada kekerasan.
2. Pendidikan dan Kesadaran: Menyebarluaskan informasi tentang KDRT, memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang tanda-tanda dan dampaknya sehingga orang dapat mengenali situasi yang berpotensi berbahaya.
3. Dukungan Sosial: Membangun jaringan dukungan sosial, baik dari keluarga, teman, maupun lembaga bantuan, untuk membantu individu yang terkena KDRT.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatkan Kemandirian: Melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, dan dukungan untuk memungkinkan individu yang terkena KDRT untuk menjadi lebih mandiri secara finansial dan emosional.
5. Mengakses Sumber Daya: Mempertahankan informasi dan akses terhadap lembaga bantuan, pusat krisis, rumah aman, atau layanan bantuan hukum yang dapat memberikan bantuan dan perlindungan.
6. Pendidikan Anak: Melalui program pendidikan dan peran orangtua yang baik, mengajarkan anak-anak tentang hubungan yang sehat dan cara mengatasi konflik tanpa kekerasan.
7. Hukum dan Perlindungan: Meningkatkan implementasi hukum yang melindungi korban KDRT serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kekerasan.
Penting untuk diingat bahwa mencegah KDRT adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan upaya dari individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Untuk teman-teman yang terlanjur berada dalam hubungan yang toxic, semoga teman-teman bisa segera mendapat jalan keluar dari masalah ini ya. Serta jangan lupa tetap sayangi dirimu, sayangi masa depan anakmu. Semoga kita semua diberkahi kesehatan dan kebahagiaan selalu.
ADVERTISEMENT