Konten dari Pengguna

Masa Depan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Ade Herdian Putra
Dosen Departemen Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang.
28 Oktober 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Herdian Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar didesain dengan Aplikasi Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar didesain dengan Aplikasi Canva.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi oleh Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membawa angin segar bagi pendidikan tinggi Indonesia. Program ini bertujuan untuk menghilangkan jarak antara kurikulum pendidikan tinggi dengan tuntutan industri yang terus berubah. Di tengah dinamika dunia yang semakin cepat, keberlanjutan MBKM menjadi isu yang krusial, terutama dengan hadirnya kabinet baru di bawah Presiden Prabowo, di mana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kini dipisah kembali. Situasi ini bukan hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga peluang besar bagi kelangsungan MBKM dan upaya reformasi kurikulum yang lebih relevan dengan perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Pemisahan kementerian ini membawa dampak signifikan terhadap arah kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan adanya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang terpisah dari Kementerian Riset dan Teknologi, fokus pada pendidikan dasar dan menengah kini dapat ditingkatkan, sementara pendidikan tinggi dapat diarahkan lebih spesifik pada inovasi, riset, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pembagian tugas ini membuka peluang positif bagi optimalisasi tujuan di setiap sektor pendidikan. Namun, untuk menjaga keberlanjutan MBKM, dibutuhkan sinergi yang kuat antara kedua kementerian ini agar tujuan besar program, yaitu link and match antara pendidikan tinggi dan kebutuhan industri, tetap tercapai dan memberi manfaat nyata bagi mahasiswa dan dunia kerja.
Sejak diluncurkan, MBKM telah menawarkan delapan program utama, yaitu magang bersertifikat, studi independen, kampus mengajar, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), pertukaran mahasiswa merdeka, membangun desa (KKN tematik), proyek kemanusiaan, riset, dan wirausaha. Delapan program ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman langsung di lapangan yang memperkaya pemahaman teoretis mereka. Di bawah kabinet baru ini, program-program tersebut memiliki potensi untuk disesuaikan lebih baik dengan tantangan zaman. Selama lima tahun ke depan, pemerintah memerlukan strategi baru untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang. Salah satu langkah penting adalah menjembatani mahasiswa dengan kebutuhan industri secara lebih terarah, yang dapat diwujudkan dengan kurikulum yang fleksibel dan dinamis. Kementerian Riset dan Teknologi, misalnya, berpotensi memainkan peran kunci dalam mempertemukan perguruan tinggi dengan dunia industri, sehingga mahasiswa memiliki akses yang lebih luas terhadap industri dan lembaga riset di luar kampus. Dengan cara ini, keterampilan yang mereka peroleh akan lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan adanya pemisahan kementerian, pemerintahan Presiden Prabowo juga berpeluang mendorong reformasi kurikulum pendidikan tinggi. Reformasi ini penting untuk memastikan kurikulum tetap relevan dan responsif terhadap perkembangan zaman. Dunia industri yang semakin pesat kini menuntut lulusan yang adaptif, kreatif, dan terampil dalam teknologi. Maka, reformasi kurikulum diharapkan tidak hanya memberikan mahasiswa bekal akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang berdaya saing global. Kurikulum yang berfokus pada pendidikan berbasis proyek dan kolaborasi dengan sektor profesional akan memberikan mahasiswa pengalaman langsung menghadapi situasi nyata. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori di ruang kelas, tetapi juga mengasah keterampilan praktis yang relevan dengan tuntutan dunia kerja.
Potensi perombakan kurikulum ini juga akan membantu program MBKM dalam mencapai tujuan besar Indonesia Emas 2045. Dengan MBKM dan kurikulum yang diperbarui berjalan beriringan, pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan mampu mencetak lulusan yang siap bersaing di panggung global. Penguatan kolaborasi lintas sektor, baik di dalam negeri maupun dengan pihak internasional, menjadi penting agar lulusan Indonesia memiliki wawasan dan kompetensi yang sejajar dengan lulusan negara-negara maju. Perubahan ini sejalan dengan visi Indonesia Emas, di mana pendidikan tinggi yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan global menjadi fondasi utama dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT
Namun, keberhasilan MBKM dan reformasi kurikulum sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan semua pihak terkait. Setiap pergantian kepemimpinan membawa potensi perubahan dalam arah kebijakan pendidikan tinggi, sehingga penting bagi pemerintahan baru untuk membangun fondasi kebijakan yang kokoh. Penguatan payung hukum untuk MBKM, misalnya, sangat diperlukan agar program ini dapat terus berjalan meskipun terjadi perubahan kepemimpinan. Dengan regulasi yang kuat, perguruan tinggi, industri, dan mahasiswa akan memiliki kepastian untuk berpartisipasi aktif dalam program ini, yang pada gilirannya akan memperkuat dampak positif dari MBKM.