Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Meningkatnya Angka Pengangguran di Era Bonus Demografi
3 Juni 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adelia Salsa Rosalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Negara Indonesia terlibat di dalam penyelenggaraan SDGs di mana Indonesia memiliki 17 tujuan utama dengan 169 target capaian yang nantinya akan diukur sebagai indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan. SDGs (Sustainable Development Goals) dimaknai sebagai tujuan dalam pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup (Bappenas, 2019). Salah satu tujuan yang menarik di dalam program SDGs Indonesia adalah “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi”. Dalam hal ini, Indonesia mengalami permasalahan berupa banyaknya angka pengangguran. Pada awal tahun 2023 BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat bahwa angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang. Jika dibandingkan dengan awal tahun 2019 jumlah pengangguran tahun 2023 meningkat sebesar 1,2 juta orang. Berdasarkan (Riska & Fuady, 2019) pengangguran membawa sejumlah dampak negatif, diantaranya meningkatkan kemiskinan, kriminalitas, rendahnya kepercayaan diri, depresi, dan dapat memicu timbulnya demonstrasi sehingga membuat sektor politik tidak stabil.
ADVERTISEMENT
Penyebab utama adanya pengangguran tidak karena minimnya lapangan pekerjaan karena di Indonesia lapangan pekerjaan telah banyak tersedia. Menurut Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan), pada tahun 2022 terdapat 133,82 juta kesempatan kerja di Indonesia. Jumlah ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 131,36 juta. Kemenaker (Kementerian Ketenagakerjaan) juga memperkirakan kesempatan kerja di Indonesia pada tahun 2023 bisa mencapai 136,21 juta dengan pertumbuhan 1,87 setiap tahun. Faktor utama yang menyebabkan pengangguran tersebut adalah minimnya pengetahuan dan keterampilan. Kualitas sumber daya manusia yang rendah menjadi penyebab utama yang perlu diperhatikan. Rendahnya sumber daya manusia ini bisa disebabkan oleh kurangnya akses pendidikan, terbatasnya infrastruktur pendidikan, terbatasnya dana pendidikan, rendahnya tingkat kesehatan, dan kurangnya kebijakan yang mendukung peningkatan sumber daya manusia. Tingkat sumber daya manusia yang rendah bisa tercermin di dalam tingkat literasi di Indonesia di mana menurut penelitian dari PISA (Program for Internasional Student Assessment) pada tahun 2019 tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara yang ada di dunia. Bahkan rasio jumlah bacaan masyarakat Indonesia juga masih rendah di mana hanya menyentuh angka 0,09. Hal ini masih jauh dengan apa yang diharapkan oleh UNESCO di mana perlu minimal 3 buku baru untuk setiap orangnya per tahun.
ADVERTISEMENT
Peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan non formal bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi pengangguran karena hal pertama yang dibutuhkan oleh seorang pengangguran adalah kemampuan dan kompetensi mereka di dalam pekerjaan. Pendidikan non formal yang diselenggarakan bisa berupa bimbingan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Bimbingan dan pelatihan di dalam pendidikan non formal bertujuan agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk mencari peluang pekerjaan sehingga bisa mengurangi beban pengangguran di Kota Jakarta. Pemberian pendidikan non formal perlu menyesuaikan kebutuhan lapangan pekerjaan saat ini yang lebih mengandalkan pada penggunaan teknologi informasi. Kemampuan penggunaan teknologi informasi tersebut tentunya perlu diasah agar masyarakat bisa benar-benar mempunyai kompetensi yang diharapkan di lingkungan pekerjaan. Lembaga pendidikan non formal sama halnya dengan lembaga pendidikan formal yang menerapkan akreditasi dalam menentukan kualitas lembaga tersebut. Lembaga pendidikan non formal ini akan berjalan dengan mendapatkan pengawasan dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang berada di bawah naungan Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. Solusi pengentasan pengangguran melalui penyelenggaraan pendidikan non formal mempunyai sejumlah keuntungan diantaranya menyediakan bekal pengetahuan, kecakapan hidup, sikap pengembangan diri, usaha mandiri, keterampilan, dan bekal untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Adelia Salsa Rosalia, Mahasiswa Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Airlangga.