Konten dari Pengguna

Optimalisasi Peran Media Massa dalam Penguatan Eksistensi Bahasa Indonesia

Adelia Putri
Nama saya Adelia Putri NurHayati, biasa dipanggil Adel. Saya berasal dari Sukoharjo. Saat ini saya berusia 19 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi. Saya mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta
13 Desember 2022 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adelia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber : (gambar pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
sumber : (gambar pribadi)
Media massa tentunya tidak akan terdengar asing di telinga masyarakat karena di jaman yang semakin canggih teknologi yang semakin berkembang tentunya kita harus mampu menggali informasi-informasi terbaru yang disiarkan melalui media massa yang tadinya kita hanya bisa membaca koran dan melihat TV dengan zaman yang sekarang karena , teknologi sudah semakin berkembang kita bisa membaca berita online lewat internet dengan cara melihatnya. Mengenai peran media massa sangatlah berpengaruh dan berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang bahasa Indonesia. Dengan media massa juga dapat mempengaruhi dan membentuk cara pandang, persepsi serta perilaku masyarakat secara individu dan kelompok. Media massa berperan sebagai sumber data artinya data yang di ambil dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Adapun yang berbentuk tulisan seperti buku, koran, majalah dan terbitan lainnya. Sedangkan yang berbentuk lisan seperti bahasa tutur yang sering digunakan dalam masyarakat dan menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga dalam memaparkan berita atau informasi harus baik dan benar. Peran media massa Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Keadaan ini akhirnya berdampak pada bertambahnya jumlah media massa. Berbeda dengan zaman dulu yang masih sedikit. Karena, arus globalisasi inilah yang membawa perubahan pemakaian bahasa dan perkembangannya. Peran bahasa Indonesia di media massa sangatlah penting bagi masyarakat karena tidak semua orang paham akan bahasa daerahnya sendiri mereka lebih cenderung menggunakan bahasa daerah masing-masing karena dianggap lebih mudah dipahami. Apalagi di Indonesia memiliki banyak budaya yang kemudian bahasa Indonesia menjadi pengikat atau pemersatu lewat media massa dengan begitu masyarakat dapat memahami atau mengakses bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan media massa sehari-hari sebagai sumber informasi dan alat komunikasi. Media massa merupakan teknologi yang memberikan pengetahuan dalam arti luas. Bahasa Indonesia dalam media massa sangat mempengaruhi kebiasaan bahasa bagi pembacanya. Hal tersebut Penggunaan bahasa Indonesia yang baik sangat penting sebagai bentuk kebanggaan kita menjadi bangsa Indonesia. Masyarakat tidak akan mengetahui perkembangan kehidupan yang terjadi di sekitarnya dan dunia luar tanpa adanya informasi. Perlu di perhatikan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat diterima dan dipahami oleh semua masyarakat. Kemudian masyarakat dapat memahami suatu berita yang disampaikan lewat media massa apabila bahasa itu digunakan efektif, logis, jelas dan mudah dipahami masyarakat awam. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh media massa seperti memperkuat keterampilan berbahasa, kosa kata, penggunaan kata tidak baku dan lainnya. Seorang jurnalis dituntut untuk mempunyai kemampuan menulis khususnya menulis berita dan mampu menulis sesuai dengan kaidah kebahasaan agar orang lain dapat memahami informasi dengan jelas dan logis. Penggunaan media massa Sesuai Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 tahun 2019, tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan, Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa. Demikian juga, penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing yang mempunyai tujuan khusus atau sasaran khusus, juga diperbolehkan. Misalnya, untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing pembaca atau untuk melestarikan bahasa daerah. Media massa sendiri merupakan ujung tombak pembinaan bahasa bahkan media massa memperlihatkan atau penggunaan bahasa yang tidak baik dan benar masyarakat akan langsung melihat, mendengar bahkan meniru penggunaan bahasa yang kurang baik tersebut. Seorang jurnalis atau penulis berita diharapkan mahir menggunakan bahasa Indonesia dengan baik yang sesuai dengan kaidah dalam menyampaikan beritanya sehingga ide, gagasan, pendapat, dan perasaan yang disampaikan dapat diserap dengan mudah oleh masyarakat pembacanya. Andaikan semua media massa menggunakan bahasa Indonesia baku atau bahasa jurnalistik yang memenuhi kaidah bahasa Indonesia terutama ragam tulis menjadi kenyataan, pasti media akan berperan sebagai guru bahasa dan masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan itu. Dalam tiap aspeknya, media massa memiliki efek positif dan negatif. Jika isi materi dari media tersebut bernilai baik atau positif masyarakat dapat menerima pesan dengan baik sehingga media tersebut menjadi efektif, maka pengaruh positif dapat dirasakan oleh semua kalangan, jika tayangan atau berita media bernilai negatif masyarakat begitu hanyut dalam informasi yang disampaikan, kehadiran efek negatif oleh penggunaan media tidak dapat dicegah. Namun masih banyak ditemukan penggunaan kata yang tidak baku , ejaan, dan kesalahan dalam berbahasa yang ada di media massa. Suryaningsi (2018: 55) mengatakan bahwa sebuah kata mempunyai peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan, karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Pilihan kata atau diksi yang dipilih adalah diksi yang memenuhi syarat kebakuan. Sehubungan dengan itu, Sugono (2010: 104) mengungkapkan bahwa pilihan kata atau diksi yang“terbaik” adalah yang memenuhi syarat; tepat, benar, dan lazim pemakaiannya. Dalam artikel ini penulis memaparkan bentuk kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang terjadi pada penulisan judul berita Suara Com ,Dialog Metro TV, dan Kompas Com. Contoh kesalahan pada penulisan judul berita sebagai berikut : Kenaikan harga mie instan mulai berlaku di sejumlah pusat perbelanjaan. (Suara.com; Rabu, 10/08/2022 (Data 1)) Stop bencana banjir di Pekalongan. ( Dialog metro tv ; Minggu, 03/02/2019 (Data 2)) Kasus Polisi Tembak Polisi di Lampung tengah, Kompolnas : Tindakan pelaku masuk kategori pelanggaran berat (Kompas.com; Rabu 07/09/2022 ( Data 3)) 1. Penyimpangan bahasa jurnalistik pada data pertama dan kedua adalah adanya kata tidak baku. Seperti dalam judul berita pertama memiliki kata yang tidak baku dalam kata " Mie" Yang Menurut KBBI dijelaskan bahwa yang merupakan kata baku adalah "Mi." Pernyataan dalam judul berita kedua memiliki kata yang tidak baku juga seperti kata "Stop". Yang menurut KBBI dijelaskan bahwa yang merupakan kata baku adalah "Setop." 2. Penyimpangan bahasa jurnalistik yang ketiga adalah adanya penyimpangan morfologis, yang dimana penyimpangan ini sering dijumpai dalam pemberian judul berita dalam surat kabar yang mengunakan kalimat aktif. Secara sederhana dapat dipahami sebagai penyimpangan dimana dihilangkannya awalan pada kalimat aktif yang digunakan. Pada judul tersebut, awalan pada kata aktif tempat dihilangkan dimana seharusnya menggunakan kata menembak. Jika diperhatikan sekilas memang tidak terdapat kesalahan, namun dalam penerapan bahasa jurnalistk dalam penyampaian berita ternyata merupakan bagian dari penyimpangan maupun kesalahan dalam berbahasa. Penyimpangan bahasa jurnalistik atau kesalahan bahasa tersebut memicu banyak orang dan dianggap remeh. Membiarkan kesalahan tersebut berlarut-larut. Padahal tanpa kita sadari kesalahan yang sepele tersebut menjadi sebuah kesalahan umum dan menjadi kesalahan hampir semua orang dalam berbahasa. Sebelum media massa di posting seharusnya perlu adanya revisi dari tenaga kerja media massa agar tidak ada lagi kesalahan kesalahan tersebut. Dengan begitu media massa sangat berpengaruh bagi masyarakat dan di harapkan peran media massa dalam penyampaiannya jauh lebih baik. Pengoptimalan media massa dalam bahasa Indonesia Penggunaan media massa yang tepat akan menunjang masyarakat dalam penyampainnya. Untuk mengoptimalkan semua tenaga kerja media massa harus berkompenten dalam bidang bahasa Indonesia dikarenakan apabila kita salah dalam penempatan kata, kesalahan ejaan, penggunaan kata yang tidak baku akan menyebabkan kesalahpahaman bagi pembacanya. Maka dari itu bahasa Indonesia di media massa dikehidupan sehari- hari perlu adanya pembinaan bahasa Indonesia bagi masyarakat khususnya media massa masih perlu dilakukan dengan membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Contohnya dengan meningkatkan sikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia agar posisi bahasa Indonesia tetap sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Dapat di simpulkan bahwa pengoptimalan media massa dalam bahasa Indonesia menjadikan bahasa yang lebih logis, baik dan benar. Dengan begitu media massa dapat berperan aktif juga dalam membina pembacanya untuk lebih baik kedepannya dan benar dalam berbahasanya. Untuk itu diperlukan sebuah kesadaran dari masyarakat, terutama masyarakat Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia agar mampu berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidahnya. Bahasa Indonesia yang merupakan simbol kedaulatan dan jati diri bangsa belom sepenuhnya bermatabat di Indonesia. Maka dari itu bahasa Indonesia jauh lebih penting karena merupakan jati diri yang selama ini mampu mempersatukan berbagai bangsa dengan beragam budaya dan adat istiadatnya. Oleh karena itu marilah kita sebagai masyarakat Indonesia lebih mencintai bahasa Indonesia dan mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT