Pentingnya Self-Healing di Masa Pandemi COVID-19

Adelia Risna
Journalism Student and Public Relation of a campus media GEMA at State Polytechnic of Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 14:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adelia Risna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Merawat tanaman sebagai salah satu bentuk self healing, sumber foto: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Merawat tanaman sebagai salah satu bentuk self healing, sumber foto: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak tahu tentang adanya pandemi Covid-19? seluruh manusia sedang menghadapi virus yang terkenal sudah memakan banyak korban di seluruh bagian dunia. Memang sangatlah penting untuk berpikiran positif, namun adanya pandemi Covid-19 membuat banyaknya ditemui sisi negatif yang berpengaruh untuk tingkat stres setiap orang.
ADVERTISEMENT
Stres bisa dipicu dari misalnya mendapatkan informasi bahwa kebijakan pemerintah seperti PPKM diperpanjang yang membuat kita semakin lama menghabiskan waktu di rumah dan tidak bebas pergi ke mana-mana, informasi beredar tentang vaksin memiliki efek samping yang berbahaya sehingga menyebabkan kematian, ekonomi yang bermasalah saat pandemi, dan lainnya.
Bahkan aku yang berstatus mahasiswa yang seharusnya berada di kampus untuk mengikuti proses pembelajaran dengan menatap papan tulis dengan dosen yang menjelaskan di depan, yang seharusnya bisa bertemu secara langsung bersama teman-teman membahas materi bersama, sejak pandemi Covid-19 menjadi seorang yang mengikuti proses pembelajaran dari rumah dan secara tidak langsung terbiasa untuk menatap layar laptop dan handphone.
Tidak hanya aku, teman-temanku yang berstatus sama juga mengalami hal yang serupa. Memang awalnya aku dan teman-temanku mengira bahwa belajar daring dari rumah adalah hal yang menyenangkan karena bisa dengan santai dan aman bersama keluarga di rumah. Tapi menginjak tahun kedua dengan lamanya pandemi yang belum berakhir ini, banyak dari kami yang berubah pikiran dan nyatanya ini memicu tingkat stres.
ADVERTISEMENT
Self healing merupakan proses penyembuhan diri sendiri terhadap luka batin, mental, ataupun salah satunya stres. Pandemi Covid-19 sering menyebabkan orang memiliki gangguan mental dan self healing seharusnya adalah cara yang dilakukan diri sendiri untuk mengobati diri saat pandemi ini.
Sebagai remaja yang menghadapi saat pandemi seperti ini, aku banyak menemui teman-teman yang menghabiskan waktunya di sosial media, tidak terkecuali diriku sendiri. Berinteraksi dan memperluas jaringan pertemanan dalam proses sosialisasi adalah hal yang positif, namun tidak sedikit remaja saat ini yang justru dengan alasan mengenal seseorang dari dunia virtual, mereka menjadi candu berlama-lama berada di sosial media dan bahkan akhirnya mengalami suatu trauma atau merasa sudah salah percaya dengan yang ia kenal dari dunia maya.
Video call dengan teman virtual saat pandemi Covid-19, sumber foto: dokumentasi pribadi
Saat awal pandemi Covid-19 dimulai, memang betul aku sempat merasa tenang karena bisa menghabiskan waktu bersantai lebih lama di rumah. Setiap bangun tidur, handphoneku adalah hal pertama yang aku cari. Aku merasa sangat bergantung dengan handphone karena sarana yang sangat praktis untuk mendapatkan segala macam informasi hingga hiburan ada di sana, rutinitasku selalu dimulai dari mematikan alarm handphone.
ADVERTISEMENT
Setelah bangun dan mandi, aku sarapan namun sambil menggenggam handphoneku untuk membaca informasi di grup Whatsapp kelas karena akan memulai kelas daring. Saat kelas dimulai dengan menggunakan aplikasi konferensi video yang bisa diatur dengan fitur mematikan kamera sendiri, aku bahkan masih menggunakan handphone tersebut untuk disambilkan membuka sosial media dan mencari tahu ada informasi baru apa saja di hari itu.
Kelas daring pun selesai, seharusnya ada waktu untukku istirahat sebentar tapi aku menggunakannya untuk tetap bermain sosial media dan chatting-an dengan teman-teman virtualku. Bisa dikatakan bahwa aku adalah seorang yang maniak media sosial pada saat itu karena aku mempunyai segala sosial media dengan kenalan virtual masing-masing di setiap aplikasinya.
Entah mungkin aku yang terbiasa terlalu merasa nyaman karena bisa mengenal banyak orang dari luar kota, pulau, bahkan sampai ke benua lain. Aku merasa bersosialisasi secara virtual saat pandemi Covid-19 adalah hal yang menyenangkan karena bermanfaat untuk banyak hal, salah satunya memang lebih cenderung untuk menghibur diri saat bosan melakukan segala aktivitas hanya dari rumah.
ADVERTISEMENT
Saat malam sebelum tidur pun aku masih menggunakan handphoneku untuk mengerjakan tugas kampus, hingga waktunya tiba untuk tidur, aku masih saja scroll sosial media dalam posisi menggunakan handphone sambil tiduran dan kamar yang sudah dimatikan lampunya.
Sebenarnya aku sadar, baik diriku maupun handphoneku sama-sama membutuhkan waktu istirahat. Nyatanya handphone yang sering aku gunakan itu menjadi cepat panas dan membuatku menjadi sering charge handphone sambil digunakan.
Aku tahu yang aku lakukan adalah hal yang sangat salah, lebih parahnya aku saat itu jadi sering mengabaikan hal-hal yang terjadi di dunia nyata, contohnya komunikasi menjadi pasif terhadap keluargaku sendiri. Jam tidurku yang terkadang jadi banyak berkorban juga karena terlalu seru berada di sosial media, makan pun merasa tidak kenyang karena makan sambil bermain handphone.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, aku disadarkan di titik di mana aku sudah merasa cukup untuk menghabiskan waktu dan energiku di sosial media karena aku sempat beberapa kali mengalami pengalaman yang berujung mengecewakan saat mengenal beberapa orang dari dunia maya. Memang tidak seharusnya mudah percaya pada orang yang baru dikenal yang kita tidak tahu sifat asli dan wujudnya seperti apa, karena belum pernah bertemu.
Lucunya padahal orang tua dan beberapa temanku sempat memberi peringatan untuk berhati-hati menggunakan handphone, khususnya sosial media. Pengalaman tersebut aku jadikan sebagai pelajaran untuk ke depannya dan berharap remaja yang sedang merasa candu terhadap sosial media untuk menggunakannya ke hal-hal yang lebih positif.
Berolahraga sebagai salah satu bentuk self healing, sumber foto: dokumentasi pribadi
Dengan melakukan self healing di saat pandemi Covid-19 ini, bisa menjadi cara yang tepat dalam mengatasi stres atau penatnya mengikuti banjirnya informasi. Self healing bisa dilakukan dengan misalnya membiasakan diri tidak bergantung pada handphone dan menyibukkan diri pada kehidupan yang nyata seperti me-time melakukan hobi, mendengarkan musik, berolahraga, merawat tanaman, menikmati keindahan alam, dan hal sederhana lainnya.
Menikmati suasana alam saat matahari terbenam sebagai bentuk self healing, sumber foto: dokumentasi pribadi
Proses penyembuhan diri sendiri ini tidaklah sulit dan rasanya semua orang sangat membutuhkan self healing pada masa seperti ini. Lakukan kegiatan-kegiatan yang dapat me-refresh pikiran, tubuh, dan tidak lupa mendekatkan diri kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
(Adelia Risna Putri Limbong / Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta)