Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Membedah Novel Dimsum Terakhir
3 Mei 2023 19:28 WIB
Tulisan dari adelia putri salsabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Novel Dimsum Terakhir merupakan sebuah karya yang di tulis oleh Clara Ng. Novel ini bercerita tentang salah satu keluarga etnis Tionghoa yang berada di Indonesia. Ketika membaca ini kalian akan menemukan beberapa hal menarik, yang mungkin sebelumnya belum kamu ketahui.
ADVERTISEMENT
Novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng ini menceritakan tentang Nung (Ayah) dan keempat anak kembarnya: Siska, Indah, Rosi, dan Novera. Novel ini memliki alur maju-mundur. Kamu akan dibawa ke masa Siska dan ketiga adiknya masih kecil, dan dikaitkan dengan keadaan mereka sekarang. Tentu saja ini tidak terlalu rumit karena alur tersebut akan terkait satu sama lain di setiap bab.
Ketika masih tinggal bersama Nung, Anas, dan keempat anak kembarnya itu selalu memakan dimsum bersama pada hari raya Imlek sebelum jam 6 pagi. Mengapa sebelum jam 6 pagi? Karena setelah jam 6 mereka akan beraktivitas. Belum ada hari libur perayaan Imlek saat itu, sehingga Siska, Indah, Rosi, dan Novera harus berangkat sekolah menggunakan bajaj.
ADVERTISEMENT
Kini semua anak Nung dan Anas berpencar keempat penjuru. Siska dengan bisnisnya di Singapura. Indah dengan profesinya sebagai jurnalis dan penulis yang menetap di Jakarta. Rosi dengan kebun bunganya yang maju dan terkenal di Puncak. Serta Novera yang menjadi guru TK di Yogyakarta.
Sampai suatu hari Nung dikabarkan mengalami stroke. Indah yang berada di Jakarta sudah stand by di rumah sakit walau sebelumnya dia harus melakukan wawancara dengan klien terlebih dahulu. Siska yang berada di Singapura harus melakukan perjalanan bisnis ke Hong Kong sebelum tiba di Jakarta. Rosi yang tiba-tiba harus berurusan dengan polisi. Dan Novera yang menyempatkan diri pergi ke Gereja yang berada di Pancoran. Kabar Nung yang mengalami stroke merupakan awal mereka berkumpul kembali pada rumah yang sama dengan pagar coklat didepannya.
ADVERTISEMENT
Novel ini sangat detail dalam menggambarkan karakter-karakter tokohnya. Siska dengan karakter berani dan reasonable. Indah dengan karakter yang selalu ingin sempurna, selalu memerhatikan detail setiap masalah, dan bisa diandalkan. Rosi dengan karakter riang dan maskulinnya. Serta Novera yang memiliki karakter pemalu dan tenang namun keras kepala.
Dibalik itu semua, keempat anak Nung memliki masalah masing-masing. Kamu akan melihat bagaimana kekuatan sesama saudara mampu memecahkan masalah yang mereka pikir tidak dapat terselesaikan.
Dalam Novel ini kalian akan menemukan kata-kata khas Tionghoa yang menarik seperti huakiau, cap go, ce it, dan beberapa kultur mereka yang kalian dapat pahami.
Satu kutipan yang menarik menurut saya adalah:
"Selama ada harapan dan cinta, hidup akan berkeriap selama-lamanya." Halaman 325.
ADVERTISEMENT