Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Alpha Male dan Female Dalam Mengelola Ketahanan mental dan Manajemen Emosi
5 Agustus 2023 21:36 WIB
Tulisan dari Adelin Aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini generasi alpha semakin gencar diperdengarkan, dimana manusia mulai sadar akan kesetaraan gender dan meninggalkan budaya patriarki. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi menjadikan status pria dan wanita setara di kancah dunia. Sehingga diperlukan pula ketahanan mental dan manajemen emosi yang stabil bagi generasi alpha dalam menghadapi perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Istilah alpha male dan female awalnya lahir dari ilmu perilaku fauna yang hidup berkelompok memiliki strata sosial didalamnya, ada anggota kelompok yang dominan dalam memimpin, ataupun menguasai hak untuk kawin. Alpha merupakan huruf pertama dalam Bahasa Yunani yang menandakan anggota kelompok teratas, Alpha tidak hanya dimiliki oleh anggota jantan namun pada beberapa spesies alpha yang juga dipergunakan untuk anggota kelompok betina, yang kemudian disebut dengan alpha female.
Alpha male memiliki aset dalam segi kekuatan fisik dan keberanian, berbeda dengan alpha female yang lebih terlihat pengaruhnya atas anggota betina lainnya, ia dihormati dan disegani. Konsep alpha male dan female ini kemudian mulai popular diterapkan kepada spesies primate yang paling canggih dan mampu mengendalikan teknologi yang saat ini disebut manusia. Bagaimanapun manusia adalah bagian dari primate yang terlahir sebagai makhluk sosial. Para peneliti sosial melihat kemripan manusia dengan primate menyangkut strata didalam sebuah kelompok.
ADVERTISEMENT
Alpha Male mendapatkan status Alpha Ketika telah melalui perjuangan panjang dengan keberanian, ambisi, kecerdasan, sampai pesona (charm). Alpha Male mempunyai power dan pengaruh yang nyata atas kebanyakan orang. Dalam sebuah kelompok alpha male dapat menduduki posisi penting dalam jabatan, mampu menjadi pemimpin dan berhasil secara karier. Begitu juga dengan alpha female, mereka cenderung ambisius, pekerja keras, memiliki kepercayaan diri, berprestasi, dikagumi, dihormati dan disegani, sebagaian dari mereka juga memiliki daya tarik fisik diatas rata-rata, saat dalam sebuah kelompok alpha female juga terlihat dari kecerdasannya, kepemimpinan dan kharismanya. Namun status alpha male dan female tidak dapat diklaim sendiri, melainkan pengakuan dari anggota kelompok lain.
Dalam hal ini menjadi alpha male dan female rasanya tidak gampang sehingga dibutuhkaan kecerdasan dalam mengelola ketahanan mental dan memanajemen emosi. Setiap manusia pasti pernah mengalami kelelahan mental sehingga berdampak pada perilaku yang ditampilkan, ada yang dengan spontan meluapkan kelelahannya dengan amarah dan mengumpat, ada juga yang tetap tenang dan menguasai keadaan, serta masih banyak respon lainnya.
ADVERTISEMENT
Ketahanan mental merupakan keterampilan mengelola dan mengatur pikiran, membangun mindset positif dan membuang pikiran negative guna memcahkan berbagai persoalan dengan tenang dan teratur. Sejalan dengan pendapat dari Sudibyo Setyobroto (2001) mengatakan bahwa ketahanan mental adalah kondisi kejiwaan yang bersifat dinamis yang mengandung kesanggupan untuk mengembangkan kemampuan dalam setiap keadaan, baik ancaman dari luar ataupun dari dalam diri sendiri. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam menjaga ketahanan mental, salah satunya meningkatkan kekuatan kemauan yang dapat dilakukan dengan mensugesti diri dengan hal-hal positif, meningkatkan stabilitas emosional khususnya dalam menghadapi perasaan negative serta dengan mengembangkan akal dan pikiran.
Karakteristik seseorang yang memiliki ketahanan mental
1. Self motivated, dimana seseorang tidak membutuhkan motivasi atau dorongan dari luar, namun percaya dan memaksimalkan kemampuan dalam dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
2. Positif but realistis, dimana seseorang tidak lagi mengeluh, suka mengkritik tanpa solusi, mencari kesalahan orang lain namun lebih pada percaya akan diri sendiri, selalu optimis namun tetap memandang semuanya secara realistis.
3. In control of his emotion, seseorang telah memahami cara mengendalikan emosi dan menekan munculnya emosi negative agar dapat dikontrol dengan baik.
4. Calm and rilef under fire, seseorang tidak menghindari tekanan namun menjadikannya sebagai tantangan dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya.
5. Mentally and focus, mampu berkonsentrasi secara penuh dalam periode waktu yang lama.
6. Doggedly self confident, memiliki kepercayaan diri dalam menampilkan kemampuan terbaiknya.
7. Fully responsible, memiliki tanggung jawab secara penuh terhadap Tindakan yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, alpha male dan female juga perlu memiliki kemampuan dalam memanajemen emosi yang dapat dilakukan dengan pengelolaan regulasi emosi. Regulasi emosi adalah prediktor yang sangat besar untuk bisa mencapai kesejahteraan di setiap aspek kehidupan individu, termasuk dalam lingkup organisasi. Menurut Gross (2014), regulasi emosi berkenaan dengan proses dimana individu mengendalikan diri sehingga mampu mungurangi emosi negatif dan tetap menampilkan muatan-muatan emosi positif di dalam setiap situasi termasuk di dalam melakukan suatu tugas pekerjaan. Regulasi emosi mengacu pada hal yang dikontrol seperti emosi apa yang dimiliki, kapan emosi itu muncul, hal-hal apa yang terjadi saat emosi itu muncul dan bagaimana mengekspresikannya. John (2003) dan Strongman (2003) menyatakan bahwa kualitas individu akan berbeda dengan individu lain, tergantung dari bagaimana seorang individu bisa melatih dan mengembangkan ketahanan mental melalui pengaturan emosional dalam setiap cerita hidupnya setiap hari. Begitu juga dengan regulasi emosi yang baik, akan memudahkan individu untuk mencapai tujuan-tujuan dalam hidup.
ADVERTISEMENT