Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Fase-fase Kehilangan dan Episode Mengikhlaskan dalam Kehidupan
9 Juli 2023 7:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Adelin Aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fase kehilangan akan dirasakan siapa saja, termasuk anak raja. Setiap makhluk bernyawa yang ada di dunia pasti akan merasakan mati, itu janji Allah yang tertulis megah dalam kitab suci Al Quran. Jadi sudah selayaknya fase kehilangan akan menghampiri hambanya.
ADVERTISEMENT
Kehilangan orang yang disayang bisa menjadi ujian terberat bagi seseorang sehingga mengikhlaskan bukan perkara gampang, banyak tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mengikhlaskan bahkan melupakan agar tidak stagnan pada kesedihan karena kehilangan.
Manusia merupakan makhluk rentan yang mudah sakit hati, bisa kapan saja sedih kembali jika mengingat kenangan yang dulunya menyenangkan.
Hati manusia mudah terombang-ambing layaknya kapal di samudera, untuk bisa sampai dengan selamat, kapal harus mengarungi derasnya ombak juga terpaan angin yang kedatangannya tidak bisa diduga.
Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa dalam perjalanan hidup memang selalu ada gelombang dan tekanan yang tidak bisa dihindari, untuk sampai pada tujuan.
Allah tidak menjanjikan semua umatnya selamat sampai tujuan, namun Allah sudah memberikan pedoman dalam mengarungi hidup berupa kitab suci Al Quran dan hadits. Allah tidak pernah membiarkan hambanya menanggung beban diluar kemampuannya, ketika Allah mencabut kenikmatan dalam bentuk kehilangan seseorang pasti Allah juga akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik diluar dugaan hambanya.
ADVERTISEMENT
Fase-fase Kehilangan
Terkadang memang perlu proses panjang dalam menerima sampai mengikhlaskan, dalam menyikapi kehilangan ada kiranya manusia akan mengalami fase-fase berikut:
1. Penyangkalan (Denial)
Setiap orang pasti pernah ada dalam situasi tidak senang terhadap sesuatu yang telah ditetapkan, sehingga ada usaha untuk menyangkal dan tidak menerima kebenaran. Pada fase ini seseorang akan berusaha menyangkal bahwa ia tidak sedang ditinggal dan masih tidak membenarkan kejadian yang sebenarnya terjadi.
2. Marah (Angry)
Setelah melewati fase penyangkalan seseorang akan memasuki fase marah dengan kebenaran yang terjadi dan akan menyalahkan keadaan guna pengalihan kekesalan.
3. Tawar-Menawar (Bargaining)
Hampir sama dengan fase penyangkalan, namun pada fase tawar menawar ini seseorang telah menyadari bahwa ia telah kehilangan sesuatu barang atau seseorang, namun ia masih berusaha untuk menawar dengan pengganti lainnya, misalnya ia kehilangan seseorang yang sangat ia cintai, seseorang tersebut mengatakan "aku rela mati" asal ia dapat pulih kembali.
ADVERTISEMENT
4. Depresi (Depression)
Fase ini menjadi fase terberat ketika seseorang ditinggalkan, akan ada fase kesedihan mendalam sampai stress berkepanjangan hingga seseorang mengalami depresi karena tidak kuat menahan kesedihan.
5. Penerimaan (Acceptance)
Pada fase ini seseorang mulai sadar dan mampu menerima kenyataan, meskipun pada dasarnya kenyataan yang dihadapi sangatlah pahit, namun pada fase ini seseorang sudah mampu menyadari dan melanjutkan hidup.
Adanya fase-fase di atas menunjukkan bahwa manusia hanyalah makhluk biasa yang bisa kapan saja mendapat musibah dan mengalami kehilangan, namun Allah juga telah menjanjikan tidak akan mengambil sesuatu melainkan itu baik bagi hambanya. Bisa jadi Allah menghilangkan sesuatu dengan tujuan akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih indah daripada sebelumnya.
Episode Mengikhlaskan
Setelah melewati fase kehilangan, seseorang akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan, tetap stagnan pada kehilangan, fokus pada kesedihan atau bergerak bangkit untuk mengikhlaskan. Memang tidak mudah melewati fase berduka dan sampai pada fase mengikhlaskan, perlu banyak waktu dan tenaga yang harus rela dikorbankan.
ADVERTISEMENT
Ada banyak bentuk ikhlas dalam setiap episode kehidupan kita, yakni ikhlas dalam bekerja, ikhlas beribadah, ikhlas dalam melepaskan sesuatu yang dicintai, dan masih banyak lainnya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baniyah ayat 5 “Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk mengikhlaskan agama untuk-Nya.”
Ayat di atas menerangkan bahwa sikap ikhlas sangat penting diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi saat mendapatkan musibah, Dengan memiliki sifat ikhlas, maka kita tidak akan mudah mengeluh dan protes kepada Allah SWT.
Ada beberapa tips agar dapat dengan mudah mengikhlaskan seseorang, di antaranya:
1. Menerima kenyataan
Ada kalanya kita perlu berdamai dan menerima kenyataan meskipun itu pahit, meyakini bahwa siapa pun akan merasakan kehilangan, jadi tidak ada alasan untuk tidak menerima kenyataan.
ADVERTISEMENT
2. Mencari kesibukan
Pengalihan dengan cara menyibukkan diri dapat menjadi alternatif dalam mengikhlaskan seseorang, agar fokus kita berubah perlu kiranya mencoba hal-hal baru yang belum pernah dicoba.
3. Membangun pola pikir positif
Dengan membangun pola pikir positif dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan akan sesuatu hal yang hilang, pola mindset positif menjadikan pikiran terbuka dan hati lebih ikhlas dalam menerima ketetapannya.
4. Mendekatkan diri kepada Allah
Modal paling utama dalam mengikhlaskan adalah meyakini adanya Allah tuhan pencipta alam semesta, sehingga patut kiranya mendekatkan diri agar diberikan kelapangan hati.