Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Strategi Diplomasi Ekonomi Jepang dalam Meningkatkan Investasi di Asia Tenggara
2 Maret 2025 10:59 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari adeltasakina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Adelta Sakina, Universitas Sriwijaya
Jepang telah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, Jepang semakin gencar menjalankan diplomasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Strategi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dagang, menarik investasi, serta meningkatkan pengaruh ekonomi dan politik di kawasan yang menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini terlihat dari peningkatan investasi langsung Jepang ke negara-negara ASEAN, yang pada tahun 2022 mencapai lebih dari 26 miliar dolar AS, serta partisipasi aktif Jepang dalam berbagai proyek infrastruktur besar di kawasan tersebut. Selain itu, Jepang juga aktif dalam perjanjian perdagangan bebas seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang bertujuan untuk memperdalam integrasi ekonomi di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Asia Tenggara adalah wilayah yang sangat strategis bagi Jepang. Selain dekat secara geografis, kawasan ini memiliki pasar yang besar, pertumbuhan ekonomi yang pesat, serta sumber daya manusia dan alam yang melimpah. Negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Filipina menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan Jepang. Selain faktor ekonomi, stabilitas politik di sebagian besar negara Asia Tenggara juga menjadi daya tarik tersendiri. Dibandingkan dengan kawasan lain, Asia Tenggara relatif lebih aman dan memiliki kebijakan ekonomi yang terbuka terhadap investasi asing. Oleh karena itu, Jepang memandang kawasan ini sebagai mitra utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bersama.
Jepang tidak hanya sekedar menanamkan modal di Asia Tenggara, tetapi juga menerapkan berbagai strategi diplomasi ekonomi yang cerdas. Beberapa strategi utama yang diterapkan Jepang antara lain:
ADVERTISEMENT
a. Investasi Langsung
Jepang secara konsisten berinvestasi di sektor manufaktur, dan teknologi di Asia Tenggara. Sejak tahun 1967, Jepang telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan nilai investasi kumulatif mencapai 15,5% dari total investasi asing hingga akhir tahun 2000. Investasi ini terutama difokuskan pada sektor manufaktur, yang berperan signifikan dalam pembangunan industri Indonesia. Perusahaan otomotif seperti Toyota, Honda, dan Nissan telah lama mendirikan pabrik di Indonesia dan Thailand, menjadikan negara-negara tersebut sebagai basis produksi utama mereka di Asia Tenggara. Selain itu, sektor elektronik juga menjadi fokus utama dengan perusahaan seperti Panasonic dan Sony yang membangun fasilitas produksi di wilayah ini.
b. Pinjaman dan Bantuan Pembangunan
Jepang memberikan pinjaman lunak serta bantuan pembangunan untuk meningkatkan infrastruktur di negara-negara Asia Tenggara. Melalui Official Development Assistance (ODA), Jepang telah memainkan peran kunci dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk proyek modernisasi kereta api di Jakarta yang dimulai pada tahun 1976. Baru-baru ini, pada September 2024, Presiden Indonesia Joko Widodo meluncurkan pembangunan jalur baru untuk sistem Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, yang didanai oleh pinjaman sebesar 140,699 miliar atau setara Rp14,5 triliun dari Jepang. Proyek sepanjang 25 km ini diharapkan selesai pada tahun 2031 dan bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Selain itu, Jepang juga berperan dalam proyek pembangunan jalan tol dan infrastruktur transportasi lainnya di Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
ADVERTISEMENT
c. Perjanjian Perdagangan dan Kemitraan Ekonomi
Jepang aktif menandatangani perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi dengan negara-negara di Asia Tenggara. Perjanjian seperti ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan kerja sama ekonomi antara Jepang dan ASEAN. Selain itu, Jepang juga berupaya mengimbangi Tiongkok di sektor investasi infrastruktur dengan kebijakan geokonomi untuk memperkuat pengaruh di kawasan Asia Tenggara, misalnya melalui kerja sama Asia-Africa Growth Corridor (AAGC). Upaya ini menunjukkan komitmen Jepang dalam memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara di kawasan tersebut.
d. Kerja Sama Teknologi dan Transfer Pengetahuan
Jepang terkenal dengan inovasi teknologi tinggi dan berupaya berbagi keahlian ini dengan negara-negara di Asia Tenggara. Melalui berbagai program kerja sama, Jepang membantu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di kawasan ini. Contohnya, banyak mahasiswa dan pekerja dari Asia Tenggara yang dikirim ke Jepang untuk mempelajari teknologi dan manajemen industri. Selain itu, Jepang juga berperan dalam pengembangan infrastruktur transportasi di Jakarta, termasuk proyek MRT Jakarta, yang menunjukkan adanya kerja sama penting antara Jepang dan Indonesia dalam mewujudkan pembangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Meskipun strategi diplomasi ekonomi Jepang telah membawa banyak manfaat, negara ini juga menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankannya di Asia Tenggara. Salah satu tantangan utama adalah persaingan dengan Tiongkok. Tiongkok gencar berinvestasi di kawasan ini, terutama melalui proyek-proyek besar seperti Belt and Road Initiative (BRI). Dengan modal yang besar dan pendekatan agresif, Tiongkok menjadi pesaing utama Jepang dalam memenangkan hati negara-negara Asia Tenggara. Misalnya, pada tahun 2015, Jepang kalah dalam tender proyek kereta cepat Jakarta-Bandung senilai US$5 miliar dari Tiongkok. Di Thailand, Jepang mendapatkan kontrak pembangunan kereta cepat Bangkok-Chiang Mai, sementara Tiongkok mendapatkan kontrak yang menghubungkan Bangkok dengan wilayah timur laut Thailand.
Selain itu, faktor politik domestik di beberapa negara Asia Tenggara juga menjadi tantangan. Pergantian pemerintahan atau kebijakan ekonomi yang berubah-ubah dapat memengaruhi kelangsungan proyek investasi Jepang. Situasi politik yang tidak stabil dapat menyebabkan hilangnya peluang investasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Jepang harus terus menyesuaikan strateginya agar tetap relevan di tengah dinamika politik dan ekonomi kawasan. Oleh karena itu, Jepang menghadapi tantangan dari dalam negeri terkait kebijakan investasi luar negerinya. Situasi politik domestik Jepang dapat memengaruhi kebijakan luar negerinya, termasuk dalam hal investasi di Asia Tenggara. Maka Jepang perlu mempertimbangkan faktor domestik dalam merumuskan kebijakan investasinya di kawasan ini.
ADVERTISEMENT
Diplomasi ekonomi Jepang telah memberikan dampak signifikan bagi negara-negara Asia Tenggara. Investasi Jepang di kawasan ini telah menciptakan banyak lapangan kerja, terutama di sektor manufaktur dan teknologi. Misalnya, di Indonesia, investasi Jepang dalam sektor otomotif telah meningkatkan perekonomian nasional, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas lapangan kerja, dan mendorong transfer teknologi. Selain itu, transfer teknologi dari Jepang telah membantu meningkatkan daya saing industri lokal di Asia Tenggara. Perusahaan Jepang yang beroperasi di kawasan ini tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi dan praktik manajemen yang canggih. Hal ini memungkinkan perusahaan lokal untuk belajar dan mengadopsi teknologi baru, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kualitas produk mereka.
Di sisi lain, Jepang juga mendapatkan manfaat besar dari kerja sama ini. Dengan memperluas pasar dan jaringan bisnisnya di Asia Tenggara, Jepang dapat menjaga pertumbuhan ekonominya di tengah tantangan global seperti penurunan populasi dan meningkatnya persaingan internasional. Asia Tenggara menjadi pasar utama bagi produk ekspor dan investasi Jepang, yang membantu mengimbangi tantangan domestik dan menjaga stabilitas ekonomi Jepang. Selain itu, hubungan ekonomi yang kuat dengan negara-negara Asia Tenggara juga memberikan keuntungan strategis bagi Jepang. Kawasan ini merupakan jalur pelayaran penting yang mendukung perdagangan Jepang dengan dunia. Dengan menjalin hubungan baik dan berinvestasi di Asia Tenggara, Jepang dapat memastikan keamanan dan kelancaran jalur perdagangan vitalnya.
ADVERTISEMENT
Jepang telah mengadopsi berbagai strategi diplomasi ekonomi untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan investasi di Asia Tenggara. Karena kawasan ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, pasar yang luas, serta stabilitas politik, Jepang menjadikannya sebagai mitra utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi bersama. Strategi yang diterapkan termasuk investasi langsung di sektor manufaktur dan teknologi, pemberian pinjaman dan bantuan pembangunan, serta penandatanganan perjanjian perdagangan dan kemitraan ekonomi. Meskipun Jepang berhasil dalam banyak aspek, tantangan dari pesaing seperti Tiongkok serta dinamika politik domestik di negara-negara Asia Tenggara dapat memengaruhi keberhasilan strategi ini. Oleh karena itu, penting bagi Jepang untuk terus menyesuaikan pendekatannya agar tetap relevan dan dapat memanfaatkan potensi yang ada di kawasan tersebut.
Daftar Pustaka
ADVERTISEMENT
Aulia, N., & Kumala, L. (2024). ABENOMICS, DIPLOMASI EKONOMI DAN EKSPOR. Intermestic: Journal of International Studies, 421-448.
AVCU, S. A., & SYZDYKOVA, A. (2023). ASEAN AND JAPAN AS AN EXAMPLE OF STRONG REGIONAL. Aralik, 7 (2), 395-413.
Hayat, W. N. (2024, Mei). Bunga Murah Jepang untuk Proyek 'Raksasa' MRT Jakarta Puluhan Triliun. Retrieved Februari 2025, from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240513175221-4-537731/bunga-murah-jepang-untuk-proyek-raksasa-mrt-jakarta-puluhan-triliun#:~:text=Jakarta%2C%20CNBC%20Indonesia%20%2D%20Indonesia%20mendapat,atau%20setara%20Rp14%2C5%20triliun.
Shofa, N. J. (2023, Agustus). Jepang Investasi US$ 26,7 Miliar di ASEAN Pada 2022. Retrieved from Invertor.id: https://investor.id/international/337171/jepang-investasi-us-267-miliar-di-asean-pada-2022