Konten dari Pengguna

7 Rekomendasi Media Sosial untuk Penulis dan Peneliti

Ade Marsinta Arsani
Seorang Statistisi di Badan Pusat Statistik Lulusan statistik ekonomi di STIS Jakarta, magister ekonomi terapan Unpad dan master MPMA di Jepang
19 Januari 2023 9:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Marsinta Arsani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-laptop-buku-catatan-menjelajah-4468087/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-laptop-buku-catatan-menjelajah-4468087/
ADVERTISEMENT
Media sosial merupakan suatu sarana yang digunakan untuk berbagi informasi dan menambah jejaring pertemanan. Saat ini banyak media sosial yang sedang populer seperti facebook, Instagram, twitter, tiktok, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya media sosial, selain menambah pengetahuan dan informasi serta jejaring pertemanan juga dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan seperti dengan berjualan produk ataupun sebagi endorse suatu produk.
Seorang penulis maupun peneliti juga saat ini harus memiliki akun sosial media. Tentu saja dalam hal ini untuk berbagai ilmu pengetahuan dan membangun jejaring pertemanan dalam menghasilkan karya ilmiah. Banyak sekali media sosial yang dapat dimanfaatkan oleh seorang peneliti.

Media Sosial yang Sebaiknya Digunakan Peneliti

Ilustrasi peneliti perempuan. Foto: Shutterstock
Media sosial pertama yang sebaiknya dimiliki peneliti adalah google scholar. Dengan memiliki akan google scholar maka peneliti dapat menambahkan daftar artikel ilmiah yang dimiliki.
Selain itu dalam google scholar umumnya akan menambahkan secara otomatis artikel yang ditulis, jika artikel tersebut telah diinput oleh jurnal yang mempublikasikan karyanya.
ADVERTISEMENT
Dalam google scholar, seorang penulis atau peneliti juga dapat menambahkan para partner research atau co-author sehingga dapat saling terkait antar author. Dalam google scholar juga akan diindeks berapa banyak artikel penulis yang dikutip atau disitasi.
Media kedua yang sebaiknya dimiliki peneliti adalah research gate. Sama seperti google scholar, penulis atau peneliti dapat menambahkan karya tulisannya sehingga dapat digunakan oleh khalayak umum.
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
Kelebihannya adalah ketika seorang partner mempublikasikan karya ilmiahnya, maka semua author dalam karya tersebut memiliki akun research gate akan ternotifikasi dan naskahnya langsung ditambahkan ke akun penulis.
Selain itu dalam research gate juga terdapat informasi lowongan kerja yang terkait research dan bidang ilmu penulis.
Media sosial ketiga yang sebaiknya dimiliki peneliti adalah garuda kemenristekdikti. Pada umumnya jika seorang penulis memiliki artikel yang sudah terindeks garuda, maka otomatis memiliki akun garuda.
ADVERTISEMENT
Hanya saja terkadang bisa tersebar ke dalam beberapa akun pada artikel yang berbeda. Oleh karena ini penulis harus mengeklaim artikelnya sehingga dapat terdokumentasikan seluruh karya yang telah ditulis. Akun garuda ini akan terkoneksi juga dengan akun media sosial lainnya seperti SINTA.
Ilustrasi penulis. Foto: Shutter Stock
Media sosial keempat yang sebaiknya dimiliki penulis atau peneliti adalah akun SINTA. Hanya saja akun ini terbatas untuk para dosen, peneliti atau tenaga pendidik di suatu universitas.
Dengan memiliki akun ini maka seorang penulis atau peneliti dapat melihat peringkat karyanya di dalam universitas tersebut maupun secara umum untuk penulis di Indonesia.
Dengan memiliki akun SINTA, peneliti dapat melihat rekapan tulisan yang sudah terindeks peringkat SINTA. Akun SINTA pada umumnya akan terkoneksi dengan akun lainnya seperti akun Garuda, Publon-WOS dan Scopus
ADVERTISEMENT
Media sosial kelima yang sebaiknya dimiliki penulis atau peneliti adalah akun Scopus. Penulis memiliki akun ini jika setidaknya sudah mempublikasikan 1 artikel yang terindeks oleh Scopus. Akun ini saat ini menjadi daya tarik tersendiri.
com-Ilustrasi peneliti Foto: Shutterstock
Hal ini dikarenakan ketika seorang penulis atau peneliti memiliki banyak artikel yang terindeks scopus terutama pada peringkat kuartil 1 (Q1), maka dapat digunakan untuk bahan kenaikan pangkat dan dianggap kualitas tulisan yang dihasilkan sangat baik.
Media sosial keenam yang sebaiknya dimiliki penulis atau peneliti adalah akun Publon WOS. Sama seperti Scopus, penulis memiliki akun ini jika setidaknya sudah mempublikasikan 1 artikel yang terindeks oleh WOS. Akun ini saat ini juga menjadi daya tarik tersendiri selain Scopus.
ADVERTISEMENT
Media sosial ketujuh yang sebaiknya dimiliki penulis atau peneliti adalah akun Academica dan research id. Akun ini juga menampilkan tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh penulis atau peneliti. Akun ini juga akan mempublikasikan berapa banyak artikel yang dipublish telah dibaca dan diunduh oleh pembaca.
Dan terakhir yang sebaiknya dimiliki peneliti adalah akun linkedin. Pada akun ini penulis atau peneliti dapat mempublikasikan karya-karya ilmiah maupun sertifikat-sertifikat pelatihan atau CV peneliti sehingga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan keahlian atau kemampuan si penulis/ peneliti.
Dengan demikian, ketika seorang penulis atau peneliti memiliki akun sosial media maka dapat saling bertukar informasi. Selain itu dapat juga saling berkolaborasi antar bidang ilmu, antar institusi, sehingga semakin meningkatkan karya ilmiah yang berkualitas
ADVERTISEMENT