Konten dari Pengguna

Dampak Ramadan terhadap Pola Komunikasi dan Bahasa Masyarakat

Syahrul Ramadhan Official
Kurator Puisi KGS (2025-2029), Sastrawan, Penyair, Peminat Bidang Pendidikan, Linguis, dan Peneliti.
17 Maret 2025 16:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahrul Ramadhan Official tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Author
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Author

Perubahan Gaya Komunikasi dalam Interaksi Sosial

ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan tidak hanya membawa perubahan dalam pola ibadah dan kebiasaan sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi cara berkomunikasi dan penggunaan bahasa dalam masyarakat. Selama bulan suci ini, masyarakat cenderung menggunakan bahasa yang lebih santun, penuh doa, dan mengandung nilai-nilai religi yang lebih kental dibandingkan dengan bulan lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu perubahan yang mencolok adalah munculnya sapaan dan ungkapan khas Ramadan, seperti "Marhaban ya Ramadan", "Selamat menunaikan ibadah puasa", atau "Mohon maaf lahir dan batin" yang semakin sering digunakan dalam interaksi sosial. Ungkapan-ungkapan ini tidak hanya mempererat hubungan sosial tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah.
Selain itu, gaya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari juga mengalami perubahan. Banyak orang lebih berhati-hati dalam berbicara, menghindari kata-kata kasar, gosip, atau ujaran yang berpotensi menyinggung orang lain. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Ramadan yang mengajarkan kesabaran, menahan diri, dan memperbanyak perbuatan baik, termasuk dalam bertutur kata.
Di era digital, dampak Ramadan terhadap bahasa juga terlihat di media sosial. Banyak pengguna aktif membagikan kutipan-kutipan Islami, nasihat agama, serta doa-doa yang semakin memperkaya kosakata religius di dunia maya. Tagar seperti #RamadanBerkah, #Puasa, atau #InspirasiRamadan menjadi tren yang menunjukkan bagaimana Ramadan mengubah pola komunikasi di platform digital.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, program-program televisi dan iklan selama Ramadan juga mempengaruhi bahasa masyarakat. Banyak iklan yang menggunakan diksi-diksi yang lebih lembut, penuh makna, serta mengandung nilai moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan iklan di bulan lainnya. Tayangan ceramah, sinetron religi, dan konten-konten edukatif semakin mendominasi, memberikan pengaruh yang besar terhadap cara masyarakat berbicara dan menyampaikan pesan.
Meski perubahan ini bersifat sementara, dampaknya cukup besar dalam menciptakan suasana komunikasi yang lebih damai dan harmonis. Ramadan menjadi momen bagi masyarakat untuk lebih introspektif dalam berbahasa, menjaga tutur kata, serta meningkatkan kualitas interaksi sosial, baik secara langsung maupun di dunia maya.
Secara keseluruhan, Ramadan membawa pengaruh positif terhadap pola komunikasi dan bahasa masyarakat. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya bertutur kata dengan baik, bulan ini menjadi pengingat bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT