Konten dari Pengguna

Signifiant dan Signifié dalam Semiotik Saussure: Apa Bedanya?

Syahrul Ramadhan Official
Kurator Puisi KGS (2025-2029), Sastrawan, Penyair, Peminat Bidang Pendidikan, Linguis, dan Peneliti.
27 Maret 2025 10:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahrul Ramadhan Official tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto dibuat oleh Author
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto dibuat oleh Author

Sebelum memaham Derrida dalam kajian semiotik, teori de Saussure perlu dipahami dan dipelajari lebih dulu. Salah satu buku hasil pembukuan oleh kedua mahasiswa de Saussure, yaitu Charles Bally dan Albert Sechehaye. Buku tersebut diberi judul anumerta Cours de Linguistique Generale (1917).

ADVERTISEMENT
Ferdinand de Saussure atau yang lebih dikenal dengan de Saussure merupakan salah satu bapak strukturalisme dalam bidang semiotika. Ia menyebut semiotika sebagai "Semiologi" yang menjadi salah satu disiplin ilmu sosial sekaligus bagian daripada psikologi sosial. Saussure mengungkapkan dua unsur bahasa yang tidak dapat dipisahkan, yaitu unsur penanda (Signifiant) dan unsur petanda (Signifier). Dua unsur tersebut terdapat dalam kognisi pemakai bahasa. Signifiant disebut juga sebagai citra akustik yang memiliki hubungan dengan sebuah konsep pohon, yakni Signifie. pada akhirnya kedua konsep ini dapat diterapkan pada gejala di luar bahasa.
ADVERTISEMENT
Hubungan antara penanda dan petanda bisa bersifat arbitrer. Kemudian tanda dibagi lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan relasi antara Signifier (Petanda) dengan Signifiant (Penanda). Ketiga jenis atau kelompok tanda tersebut yaitu :

Tanda Ikon

Antara penanda dan petanda mempunyai kesamaan yang kuat, yakni sebuah penanda serupa dengan apa yang diwakilkan. Seperti, gambar emoji tersenyum mewakili konsep perasaan bahagia.

Tanda Indeks

Penanda mempunyai beberapa relasi dengan petandanya. Seperti, gambar ban dapat mewakili sebuah kendaraan mobil.

Tanda Simbolik

Tidak ada hubungan terikat antara penanda dengan petandanya. Seperti halnya songkok hitam yang terhubung dengan agama Islam padahal antara keduanya tidaklah mempunyai suatu hubungan instrinsik apapun di dalamnya.
Dari pernyataan di atas, ditemukan perbedaan antara penanda dengan petanda. Penanda merupakan perwujudan dari tanda tersebut, sedang petanda hanyalah makna atau idengan yang diungkapkan melalui sebuah tanda. Kemudian penanda dapat berupa kata yang dapat diungkapkan dengan suara, gambar, dicetak, dan lainnya. Sedangkan petanda hanya konsep atau objek dari tanda yang ditunjukkan.
ADVERTISEMENT
Jadi, hubungan antara penanda dan petanda dapat dikatakan bersifat arbitrer karena penanda sendiri dapat digunakan untuk menunjukkan sebuah konsep dari petanda yang sama.