Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Alokasi THR dengan Bijak, Pastikan Keuangan Tetap Sehat
30 Maret 2024 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ade Nurhidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki masa pay day, rasa-rasanya ini jadi momen yang sangat ditunggu oleh semua pekerja di Indonesia. Terlebih lagi karena memang gajian di bulan ini, kita bisa dapat nominal yang lebih besar dari bulan sebelumnya. Dapet gaji pokok plus THR.
ADVERTISEMENT
Nah ini sebetulnya berbanding lurus juga dengan kebutuhan kita yang mayoritas meningkat. Boleh jadi ada yang sudah membuat catatan pengeluaran sedari awal bulan, atau bahkan dari satu bulan yang lalu. Ada yang memang berusaha berhati-hati dalam menentukan item pengeluaran, ada juga memang yang berusaha lebih dulu memenuhi keinginan. It depends on you.
Tapi begini, euforia menyambut hari raya itu terkadang membuat seseorang menggunakan dana secara berlebihan. Seseorang bisa tiba-tiba implusif buying ketika dihadapkan dengan momentum spesial, termasuk juga hari raya lebaran.
Berdasarkan survei big data analytics yang dilakukan Continuum Indonesia dan INDEF di tahun 2021, merilis bahwa sekitar 90% uang THR itu dialokasikan untuk berbelanja, sementara bagian kecilnya sekitar 6,6% justru digunakan untuk menabung dan investasi.
ADVERTISEMENT
Survei The Trade Desk and YouGov di 2023, juga menyatakan bahwa 53% masyarakat berencana membelanjakan uang THR-nya ketimbang ditabung. Maka tidak heran juga ketika banyak orang yang merasa bahwa gajian itu hanya numpang lewat saja. Dengan bonus ekstra, sudah muncul bayang-bayang ini dan itu untuk dibeli. Padahal, boleh jadi ada banyak prioritas yang perlu didahulukan.
Sederet keinginan yang kita miliki, boleh saja untuk direalisasi bulan ini. Tapi, ada baiknya memang di filter lagi. Sebab, kita juga masih harus hidup setelah ini. Masih harus makan, masih harus bayar kosan, masih harus bayar listrik, masih harus bayar cicilan, dsb.
Maka, ada baiknya yang pertama kali dilakukan adalah membayar utang. Berhubung saat ini uangnya masih ada, jadi keluarkan dulu kewajiban kita untuk membayar utang. Jangan biarkan kita berlama-lama dalam utang, karena utang tetaplah akan jadi sebuah beban dalam finansial.
ADVERTISEMENT
Kedua, hitung zakat yang harus kita bayarkan. Besarnya potensi zakat yang belum berbanding lurus dengan realisasinya, salah satunya disebabkan oleh kurangnya literasi dan pemahaman masyarakat untuk membayarkan zakat.
Bahwa zakat yang harus ditunaikan bukan hanya zakat fitrah, tetapi ada juga zakat maal, termasuk di dalamnya ialah zakat pendapatan. Jadi pastikan kewajiban ini juga kita tunaikan ketika sudah terkategori sebagai wajib zakat.
Ketiga, gunakan untuk kebutuhan hari raya. Mulai dari tiket mudik, bingkisan lebaran, jamuan makanan, THR untuk keponakan, dsb. Keempat, sisihkan minimal 10% untuk ditabung. Besar harapan uangnya tidak habis secara penuh, masih bisa disisakan untuk di nikmati di masa mendatang. Salah satu opsinya bisa ditabung atau di investasikan.
ADVERTISEMENT
Kelima, jika masih ada yang tersisa, alokasikan untuk menambah dana darurat. Seminimalnya dana darurat yang kita butuhkan adalah 3 – 6 kali pendapatan bulanan. Tidak ada yang tahu bagimana kondisi ke depan bukan? Maka seminimal mungkin kita punya dana untuk berjaga-jaga.
Tetaplan disiplin dan konsisten. Rencana keuangan yang sudah kita buat, mungkin ada yang sudah terbiasa merencanakan, ada yang baru mulai di awal tahun sebagai bentuk resolusi, atau mungkin juga ada yang baru kepikiran merencanakannya di awal bulan kemarin. Nah, tetaplah jaga komitmen untuk tidak overspending dengan uang yang kita punya di bulan ini.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, termasuk juga proyeksi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 mencapai 4,9% dalam laporannya yang bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan utama perlambatan pertumbuhan ekonomi ialah karena melemahnya harga komoditas global. Oleh karenanya, tetap cek kondisi kesehatan finansial untuk hadapi ketidakpastian global. Tetap bijak gunakan uang, sebab masih ada hidup yang perlu diperjuangkan.