Konten dari Pengguna

Wakaf Uang untuk Infrastruktur Merata Tahun 2025

Ade Nurhidayah
Bachelor of Economics Education - State University of Jakarta, Certified of Associate Wealth Planner
30 Desember 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Nurhidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangunan infrastruktur yang merata menjadi salah satu tantangan terbesar di Indonesia, terutama di luar Jawa dan di daerah terpencil. Meskipun upaya besar sudah dilakukan oleh pemerintah, ketimpangan pembangunan antara kota dan desa, serta antara Jawa dan luar Jawa, tetap menjadi masalah yang belum terselesaikan. Berdasarkan data dari Bank Dunia pada 2024, sekitar 60% wilayah di luar Jawa masih mengalami kesulitan dalam mengakses infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih. Misalnya saja di wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami kekurangan fasilitas dasar. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mencari sumber pembiayaan alternatif guna mempercepat pemerataan pembangunan infrastruktur. Di sinilah peran wakaf tunai dapat menjadi solusi yang sangat potensial dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang lebih merata.
Source : Freepik.com/CountingMoney
zoom-in-whitePerbesar
Source : Freepik.com/CountingMoney
Wakaf tunai ialah bentuk wakaf yang berupa uang tunai, yang kemudian dikelola untuk kepentingan umat, termasuk pembangunan infrastruktur sosial. Berbeda dengan wakaf berbentuk tanah atau bangunan, wakaf tunai memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam penggunaannya. Dana yang dihimpun melalui wakaf tunai dapat digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan di daerah-daerah yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi wakaf yang sangat besar. Berdasarkan data dari Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf tunai di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar Rp 180 triliun. Namun, hingga saat ini, pemanfaatan wakaf tunai untuk pembangunan infrastruktur masih tergolong minim. Padahal, jika dikelola dengan baik, wakaf tunai dapat menjadi sumber dana alternatif yang sangat efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, khususnya di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Source : Freepik.com/Workers
Contohnya, dana wakaf tunai dapat digunakan untuk membiayai pembangunan jalan desa, jembatan, fasilitas air bersih, dan fasilitas umum lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di daerah terpencil. Selain itu, dengan mengelola wakaf tunai secara profesional, dana tersebut dapat diinvestasikan dalam proyek-proyek yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang, seperti pembelian tanah yang kemudian dapat dibangun infrastruktur yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi besar dalam hal wakaf, terutama wakaf tunai. Menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf tunai di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari Rp 180 triliun. Namun, sayangnya pemanfaatan potensi ini masih sangat terbatas. Data BWI menunjukkan bahwa pada 2023, dana wakaf yang dikelola baru mencapai sekitar Rp 14,5 triliun, yang artinya hanya sekitar 8% dari total potensi yang ada. Ini menandakan bahwa potensi besar wakaf tunai untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia belum sepenuhnya digali.
Padahal, jika dikelola dengan baik, dana wakaf tunai bisa menjadi sumber pembiayaan alternatif yang sangat penting, terutama untuk pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang kurang berkembang. Infrastruktur seperti jalan desa, jembatan penghubung, dan fasilitas air bersih adalah kebutuhan mendesak yang dapat didanai melalui wakaf tunai. Selain itu, wakaf tunai dapat menjadi solusi pembiayaan yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan bantuan dana dari luar negeri atau utang negara yang berisiko membebani anggaran negara di masa depan.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh sukses implementasi wakaf tunai untuk infrastruktur telah ada, meskipun masih terbatas. Di Yogyakarta, misalnya, wakaf tunai telah digunakan untuk pembangunan beberapa fasilitas umum yang mendukung pendidikan dan kesehatan. Program wakaf tunai yang dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan adanya potensi besar untuk pembangunan infrastruktur sosial.
Selain itu, beberapa negara muslim lainnya, seperti Turki dan Malaysia, telah mengembangkan sistem wakaf tunai yang efektif untuk mendanai proyek infrastruktur. Di Malaysia, wakaf tunai telah digunakan untuk membangun rumah sakit, universitas, dan berbagai fasilitas publik lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Model-model ini dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam mengembangkan sistem wakaf tunai yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki potensi yang besar, pemanfaatan wakaf tunai di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain kurangnya pemahaman masyarakat mengenai konsep dan manfaat wakaf tunai, serta keterbatasan lembaga yang mampu mengelola dana wakaf dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang wakaf tunai dan memperkuat lembaga-lembaga pengelola wakaf agar dapat menjalankan amanah dengan baik.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat dan wakaf, serta sektor swasta sangat diperlukan untuk mengoptimalkan potensi wakaf tunai. Pemerintah dapat memberikan insentif atau regulasi yang mempermudah pengelolaan wakaf tunai, sementara lembaga-lembaga keagamaan dan sosial dapat berperan dalam menghimpun dana wakaf.
Wakaf tunai memiliki potensi besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang merata di Indonesia. Dengan dana yang cukup besar dan pengelolaan yang baik, wakaf tunai dapat menjadi sumber pembiayaan alternatif yang sangat efektif, terutama untuk pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh dana APBN. Meskipun tantangan dalam pengelolaan dan pemahaman masyarakat masih ada, dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat, wakaf tunai bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan infrastruktur yang lebih merata dan berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT