Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Sedekah Bumi Di Dusun Jogowono, Donorejo, Kaigesing, Purworejo
22 Mei 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari aderianikurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, dengan kebudayaan dan tradisi yang tinggi pasti melekat dan senantiasa di jaga kelestariannya. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang tergolong majemuk, dan salah satu hal dalam kemajemukan itu yaitu adanya berbagai macam ritual atau upacara keagamaan yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh masin-masing daerah. Tradisi atau ritual merupakan sebuah karya manusia yang tidak bertentangan dengan ajaran inti dari sebuah agama, yang tentunya agama Islam akan membenarkannya. salah satu kebudayaan jawa yang masih dilestarikan adalah Sedkah Bumi. Sedekah Bumi merupakan upacara adat masyarakat Jawa untuk menunjukkan rasa syukur manusia kepada Allah Swt atas rezeki yang telah diberikan melalui bumi (tanah) berupa berbagai macam hasil bumi. Dalam tradisi sedekah bumi artinya masyarakat sudah berterimakasih kepada Allah Swt atas rahmat, hidayah, karunia dan rezeki yang telah Allah Swt berikan.
ADVERTISEMENT
Sedekah bumi yang dilakukan oleh warga masyarakat di setiap daerah tentu memiliki ciri atau khas masing-masing. Dalam upacara sedekah bumi yang dilaksanakan di Dusun Jogowono, Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo ini acaranya dihadiri banyak orang yaitu sejumlah penduduk di Dusun Jogowono, dimana orang yang hadir adalah perwakilan satu keluarga mewakilkan satu orang untuk hadir saat acara genduri berlangsung. Yang masing-masing dari orang tersebut membawa nasi beserta lauk pauknya untuk dibawa ke tempat yang ditunjuk sebagai tempat dilaksanakanya sedekah bumi tersebut. Sedekah bumi bertempat di rumah Kepala Dusun Jogowono. Bentuk upacara sedekah bumi yang dilaksanakan di Dusun Jogowono di awali dengan do’a bersama atau biasa disebut dengan selametan genduren sebagai acara intinya. Dalam selametan tersebut perwakilan dari keluarga tadi membawa bakul atau biasa disebut dengan besekan nasi, yang berisi nasi berserta lauk pauknya dan pemilik rumah sendiri menyiapkan golongan tumpeng, jenang abang putih, telo, liwet tuwo, kembang, dan iwak ingkung. Hal tersebut mempunyai makna tersendiri. Tumpengan yang berbahan dasar nasi dibuat dengan bentuk kerucut, golongan yang dibuat dengan nasi berbentuk bulat-bulat memiliki makna satu kesatuan. Sego tumpengan yang berbentuk kerucut dibuat dengan nasi tersebut melambangkan sebuah pengerucutan manusia yang merupakan hamba sang pencipta dan harus percaya bahwa Allah SWT adalah Maha Esa. Kemudian makna dari jenang abang putih yaitu lambang bendera Indonesia sendiri. Jenang abang putih yang dibuat menggunakan nasi yang dibuat bubur dengan warna putih yaitu bubur asli tanpa campuran pewarna dan bubur abang atau warna cokelat dengan campuran gula jawa. Sedangkan iwak ingkung adalah berupa ayam yang sudah direbus dan ditali badannya. Menunjukkan sebuah makna yaitu makhluk hidup yang sudah tidak bernyawa maka tidak bisa melakukan apapun dan kembali ke Maha Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Dalam selametan genduren dilakukan do’a bersama yang bertujuan untuk ucapan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan keselamatan bagi seluruh warga masyarakat di Dusun Jogowono tersebut. Selain acara berdo’a bersama pada genduren, acara selanjutnya yaitu pertunjukan seni tradisional pagelaran wayang kulit, biasanya waktu pagelaran berlangsung selama semalam suntuk. Dalam pagelaran wayang kulit tersebut, wayang yang ditampilkan oleh Dalang tidak melulu wayang kulit, tapi juga wayang golek sebagai selingan saat acara limbuan. Jadi lakon yang diperankan selain tokoh dalam pewayangan seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong juga terdapat peran lain yang lebih modern dan fenomenal, yang banyak digemari oleh penonton masa kini yaitu peran cepot, pocong dan peran kuntilanak sebagai selingan pada cerita pewayangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah kebudayaan di Dusun Jogowono, Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, tradisi sedekah bumi menanggap pagelaran wayang kulit, awal mulanya pagelaran wayang kulit digunakan untuk dakwah penyebaran Islam di tanah Jawa. Unsur lain dari pagelaran wayang kulit yang mengandung nilai keIslaman yaitu salah satu tokoh dalam pewayangan yang bernama Janaka, itu sebenarnya nama lain dari Janakun atau dalam bahasa arab adalah Jannah yang artinya surga. Dalam agama Islam, manusia dituntun untuk menaati syariat Islam dengan salah satu tujuannya yaitu masuk ke surga. Cerita dalam wayang kulit terdapat tokoh bernama Prabu Puntadewa yaitu pemimpin para Pandawa. Beliau adalah orang yang memiliki Jimat Kalimasada, dalam Islam sebenarnya makna Kalimasada adalah kalimat syahadat. Kalimat syahadat sendiri merupakan rukun Islam nomor satu yang termasuk syarat masuknya Islam. Semua acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk dan acara genduren atau berdo’a bersama tersebut berada dalam satu kesatuan yaitu sedekah bumi. Sedekah bumi sendiri sebenarnya adalah sebuah hubungan timbal balik karena manusia itu tinggal di bumi, maka harus mengadakan syukuran. Orang Jawa yang umumnya berprofesi sebagai seorang petani selalu melakukan tradisi ini dengan tujuan adanya timbal balik antara bumi dan manusia. Sedekah bumi dilakukan dengan harapan supaya di tahun yang akan datang menjadi lebih baik dan selalu di karuniai rahmat serta dijaga keselamatannya dari mara bahaya. Dari tradisi sedekah bumi yang rutin dilaksanakan pada setiap daerah tersebut tentu memiliki nilai-nilai yang ada didalamnya. Hal tersebut merupakan salah satu alasan masyarakat enggan meninggalkan tradisi sedekah bumi tersebut. Suatu tradisi biasanya dibangun dari gagasan hidup masyarakat daerah yang diolah berdasar pandangan dan nilai hidup yang diakui manfaat dan kebenaranya (Koentjaraningrat, 1985: 27).
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi sedekah bumi diantaranya ada nilai estetika yang merupakan nilai tentang seni atau keindahan. Dalam budaya sedekah bumi sendiri salah satu runtutan acaranya yaitu adanya pagelaran wayang kulit yang merupakan acara dari sedekah bumi. Hal ini membuat seni keindahan tersendiri bagi upacara sedekah bumi yang dilaksanakan oleh masyarakat. Nilai merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan yang menjadikan seseorang memilih dan bertindak. Selain etika dan estetika, nilai memiliki berbagai macam jenis yaitu nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral dan nilai agama atau religius. Nilai yang terdapat pada adat sedekah bumi salah satunya adalah nilai pendidikan Islam. Pendidikan nilai merupakan inti yang ada pada pendidikan agama Islam. Tujuan dari pendidikan adalah mendidik perilaku manusia yang didalam ajaran Islam dikenal dengan mendidik akhlak mulia berdasarkan Al Quran dan hadis. Pendidikan Islam adalah sebuah pendidikan yang mempunyai tujuan membentuk pribadi yang baik, dengan mengembangkan potensi, baik berbentuk jasmani atau rohani, dan menyuburkan hubungan harmonis setiap manusia dengan sesama manusia, dengan alam semesta dan Allah SWT. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang manusia. Dalam Al Quran sudah dijelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki fungsi berlipat ganda yang sekaligus mencakup tugas pokok. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi adalah fungsi yang pertama, hal tersebut memiliki makna bahwa manusia diberikan sebuah amanah untuk merawat, memelihara, memanfaatkan dan melestarikan alam semesta. Bila disangkut pautkan dengan apa yang akan diteliti yaitu tentang tradisi sedekah bumi. Maka sudah sepantasnya manusia memelihara dan melestarikan budaya turun temurun yang sudah ada dan menjadikan budaya tersebut sebagai pelajaran nilai pendidikan Islam. Nilai pendidikan Islam merupakan kegiatan mendidik atau membimbing, mengarahkan dalam kaitanya dengan hal-hal yang bermanfaat untuk mencapai tujuan yaitu perkembangan sesuai dengan syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Sedekah bumi bermakna sebagai sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat yang bertujuan untuk bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segalanya termasuk yang ada di bumi yang dihuni oleh manusia. Sedekah bumi berawal dari syiar agama Islam yang dilakukan oleh wali Allah yaitu Sunan Kalijaga di tanah Jawa. Upacara sedekah bumi ini dilakukan pada bulan Rajab menurut penanggalan Jawa. Inti dari upacara sedekah bumi ini adalah berdo'a bersama atau biasa disebut dengan genduren atau tahlilan sebagai ucap rasa syukur masyarakat Dusun Jogowono kepada Allah SWT. Dalam genduren tersebut dihadiri oleh sesepuh dusun terutama kepala dusun dan dihadiri oleh masyarakat Dusun Jogowono. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi sedekah bumi diantaranya adalah yang pertama, terdapat nilai ibadah. Hal tersebut terdapat dalam makna yang tersirat pada pagelaran wayang kulit. Makna tersirat itu adalah shalat. Nilai yang kedua adalah nilai aqidah yang merupakan kepercayaan atau keyakinan. Dalam upacara tradisi sedekah bumi, masyarakat membuat nasi tumpengan dan yang lainya sebagai syarat berjalanya tradisi sedekah bumi tersebut. Berjalannya tradisi tersebut, walaupun semuanya itu menurut tradisi turun temurun nenek moyang tapi masyarakat tetap meyakini dan percaya bahwasanya tradisi tersebut dilaksanakan karena masyarakat percaya semua makhluk itu akan kembali ke yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Kemudian yang ketiga yaitu nilai akhlak. Akhlak merupakan ajaran baik buruk dalam perilaku atau tingkah laku perbuatan manusia. Seperti makna tradisi sedekah bumi yaitu sebuah tradisi yang dilakukan dengan dasar ucapan rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT. Syukur itulah merupakan nilai akhlak dalam tradisi sedekah bumi tersebut.
ADVERTISEMENT