Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Kurban Hewan Bukan Kurban Perasaan
2 September 2017 12:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Ades Marsela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jumat, 01 September 2017 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1438 H, dimana hari ini disebut dengan hari raya kurban. “Berawal dari kisah Nabi Ibrahim yang diuji Allah melalui mimpi, dengan perintah untuk menyembelih putranya Ismail, yang kemudian karena ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah, maka Allah mengganti putranya itu dengan seekor hewan sembelihan” tercantum dalam (surat Ash-Shaffat, 103-107). Dan dalam surat Alkautsar (2). “maka shalatlah engkau karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Dari firman Allah tersebut maka muncullah perinah berkurban di kalangan umat Muslim di dunia.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang hari raya kurban, Ini adalah tahun ke 5 saya tidak bersama keluarga di hari kurban ini. Rasanya nano nano disetiap tahunnya, tapi banyak hikmah di dalamnya. Pagi ini kami menyambut ceria hari idul adha bersama akhwat SGI 21, layaknya tinggal di rumah, kami memasak untuk menyambut kepulangan kamu setelah selesai melaksanakan sholat ied di Masjid Al-Madinah.
Kemudian Hari ini pun kami dilibatkan oleh lingkungan bumi pengembangan insani untuk menjadi panitia kurban. Berkurban pada hakikatnya adalah pengabdian dan kepasrahan seorang Hamba yang bertakwa dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Hanya orang-orang yang bertakwa serta ikhlas sajalah yang akan diterima qurbannya oleh Allah SWT. Meskipun saya belum bisa berkurban ditahun ini, setidaknya kami akan ikut berkontribusi untuk mengurusi hewan kurban tersebut.
ADVERTISEMENT
Unik iya begitu unik hari ini, biasanya ketika di tempat tinggal ku di pedesaan sana, banyak saya temui para penyembelih hewan kurban itu adalah orang dewasa. Namun berbeda rasa di tempat ini, para penyembelih kurban adalah para remaja yang masih bersekolah di SMP dan SMA, tepat nya para siswa pintar berakselerasi di Smart Ekselensia Indonesia. Dengan kelihaian dan proses pembelajaran yang dilaksanakan, disembelihlah beberapa ekor kambing dan 1 ekor sapi. Kemudian langsung dieksekusilah, aksi potong memotong, sayat menyayat hewan kurban pun segera terealisasi. Dalam sebuah hadist disebutkan : “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (Kepada Allah)”. Banyak sekali pembelajaran yang di dapat oleh para siswa hari ini, dengan metode kontekstual mereka langsung mempraktekkan penyembelihan hewan kurban dan mengetahui langsung hukum-hukumnya.
ADVERTISEMENT
Tawa gurau saat itu sangat lah membangkitkan jiwa, rasa bahagia melihat tawa mereka. Berbagi job dalam proses kurban, ada yang memotong, dan ada yang mencuci hewan kurbannya. Lihatlah tepat dibelakang sekolah ada sebuah kali kecil yang mengalir jernih, disanalah tempat para siswa mencuci hewan kurbannya. Beberapa siswa kelas atas (kelas 3 sampai kelas 5) mereka melempar potongan kurban dari atas jembatan kali. Dan ditangkap langsung oleh siswa kelas rendah (kelas 1 dan kelas 2) yang akan mencuci kurbannya di aliran air jernih itu, terbayang bukan begitu serunya aksi lempar melempar dalam proses mencuci hewan kurban.
Ashar lanjut setelah sholat ashar, kami melanjutkan project hewan kurban tersebut. Di sekolah ini ada 5 angkatan, well para ustadz asrama sudah membagi kelompok kurbannya, masing-masing terdapat 2 kelompok dari setiap angkatan. Kira-kira apa yaa projectnya setelah ini ??? hehhe.
ADVERTISEMENT
Yaaah projectnya adalah bakar-bakar sate !!!, begitu antusiasnya wajah-wajah ceria para siswa. Semua alat dan bahan untuk bakar sate sudah dipersiapkan, baik arang, tusuk sate, pisau, sampai ke tungku pembakaran. Ayo dipotong yuk, ditusuk yuk, dibakar, dikipas-kipas sampai mateng. Seiring project bakar sate berlangsung, serunya itu karena diiringi oleh lantunan yel-yel dari masing masing kelompok. semangat harus semangat, karena tema kita hari ini adalah “1000 tusuk sate untuk smart” waaw kereen. Pembelajaran pun berlangsung kembali, sempat terbesit dipikiran “pantas saja yaa sate itu harganya cukup mahal, yaa bagaamana tidak ?? prosesnya cukup panjang begini”dari proses ini, anak-anak jadi bertambah kekompakannya, berbagai strategi pun muncul ketika membakar sate, pembagian tugas, sampai ke kesabaran pun dilatih dalam mebakar sate ini. Dibalik keceriaan ini ada para ustadz pembimbing smart yang berkoordinasi demi kebahagiaan berlangsungnya acara ini dan tak lupa di bantu oleh kakak SGI 21 yang baik hati ini.
ADVERTISEMENT
Proses pembakaran sate berlangsung sampai magrib, dan dilanjutkan setelah isya untuk menikmati hasil pembakaran satenya, tak lupa jugaa berbagi dengan lingkungan disekitarnya. Seperti dalam firman Allah: “maka makanlah sebagiannya (daging kurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yanga ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Daging-daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S: Al-Hajj, 36-37).
Back to tema di atas, mari kita ikut mengurusi “kurban hewan bukan kurban perasaan”. Tapi tetaplah dijaga perasaan untuk berbagi, berbagi rezeki, berbagi kebahagiaan, berbagi pengetahuan, berbagi syukur dan berbagi hal positif lainnya.
ADVERTISEMENT