Konten dari Pengguna

Auburn Gallipoli, Masjid Bergaya Kekaisaran Ottoman di Kota Multibudaya Sydney

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
21 Juli 2024 4:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sydney adalah kota multikultur yang relatif banyak memiliki masjid/musallah dibanding kota-kota lainnya di Australia. Salah satunya adalah masjid Auburn Gallipoli yang terletak di 15-17 Gelibolu Parade, Auburn, New South Wales. Auburn memiliki makna sosial bagi komunitas Muslim Turki Australia. Masjid ini dibangun sebagai pusat keagamaan bagi masyarakat Islam. Fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah shalat, melainkan multifungsi seperti menyediakan pendidikan bahasa Inggris, tempat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, pusat penjelasan tentang ritual Islam pada masyarakat dari pernikahan sampai perlakuan terhadap jenazah, serta acara budaya dan kegiatan masyarakat lainnya.
Masjid Auburn Gallipoli. Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Auburn Gallipoli. Sumber: Dokumen Pribadi
Masjid Auburn Gallipoli dekat dengan jalur kereta api, sehingga relatif mudah dijangkau jika kita menggunakan kereta dari arah city (kota). Dengan mobil, masjid ini bisa dicapai sekitar satu jam dari daerah Manly. Masjid bergaya Ottoman di Auburn ini banyak dikunjungi oleh jamaah dari berbagai penjuru Sydney terutama masyarakat mayoritas asal Turki yang tinggal di sekitar masjid. Selain itu, banyak wisatawan muslim dari berbagai negara yang datang ke Sydney menyempatkan singgah di masjid yang buka setiap hari.
ADVERTISEMENT
Nama masjid ini mengacu pada warisan kampanye Gallipoli selama Perang Dunia I, yang memainkan peran penting dalam sejarah Australia dan Republik Turki. Menurut pejabat masjid, nama tersebut dimaksudkan untuk menandakan warisan bersama masyarakat Australia dan komunitas utama muslim Turki Australia.
Masjid ini pertama kali dibuka untuk ibadah pada tanggal 3 November 1979. Konstruksi dan penyelesaian luarnya selesai dan dibuka secara resmi pada tanggal 28 November 1999, dua puluh tahun setelah pembukaan pertama.
Interior masjid yang indah. Sumber: Dokumen Pribadi.
Keindahan masjid Auburn Gallipoli terletak pada interiornya yang memiliki kualitas estetika kaligrafi dengan dominasi warna biru. Di musim dingin, hamparan sajadah tebal berwarna merah membuat jamaah nyaman shalat di dalam masjid. Kualitas eksterior masjid dihiasi marmer dan batu yang diimpor dari Turki. Tepat di bawah setiap kubah terdapat serangkaian jendela dengan jarak yang sama yang dilapisi kaca berwarna, menerangi ruang terbuka di bawahnya. Jendela-jendelanya memberikan cahaya matahari yang tersaring ke dinding dan lantai yang dilapisi dengan mosaik.
Jamaah masjid mulai berdatangan mendekati waktu shalat zuhur. Sumber: Dokumen Pribadi
Masjid Auburn Gallipoli memiliki luas 4.000 meter persegi yang dibangun dengan rangka beton dengan dinding luar dari pasangan bata pengisi yang dilapisi dengan batu travertine yang diimpor dari Turki. Masjid ini dirancang untuk menampung sekitar 1.600 jamaah dengan tambahan kapasitas 500 orang yang ditampung di halaman luar yang tertutup.
ADVERTISEMENT
Bersilaturahmi di masjid Aurburn Gallipoli dengan jamaah dari berbagai macam etnik serasa berada di masjidil Haram, kita bersaudara.
"Di dunia ini tidak ada yang lebih banyak membuka kunci pintu dibanding berkenalan dengan banyak orang, silaturahmi"-Tere Liye