Lagu Orang Dewasa Sebaiknya Tidak Dinyanyikan Anak-Anak

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2022 7:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rekaman lagu anak. Sumber: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Rekaman lagu anak. Sumber: Koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lagu “Ojo Dibandingke” karya mbah Lala yang dinyanyikan Farel Prayoga pada saat peringatan HUT RI menjadi semakin viral. Lagu tersebut kemudian bak lagu wajib setara Hari Merdeka, dinyanyikan dimana-mana oleh tua-muda bahkan anak-anak dalam perayaan hari Kemerdekaan. Lagu (lirik) merupakan bentuk komunikasi verbal yang berisi pesan. Pesan yang disampaikan mengandung emosi dan makna. Ketika lirik itu dinyanyikan dapat merubah atau memengaruhi suasana hati, emosi, dan sikap orang yang menyanyikannya atau yang mendengarkannya.
ADVERTISEMENT
Lagu “ojo dibandingke” jika ditilik dari maknanaya bercerita tentang seseorang yang mencintai pujaan hatinya. Namun, sang pujaan hati sering membandingkannya dengan orang lain. Seperti lagu patah hati pada umumnya, lagu tersebut cenderung memberi kesan kesedihan. Pada zaman Harmoko, Menteri Penerangan era Soeharto lagu-lagu “cengeng” sempat dilarang ditampilkan. Menurutnya lagu-lagu yang mengumbar kesedihan “melumpuhkan semangat”. Namun, lagu “ojo dibandingke” dengan alunan musik koplo seolah kontradiktif. Lagu yang sejatinya berisi kenelangsaan tersebut berubah menuai suka cita. Buktinya, dengan lagu tersebut Farel berhasil mengajak goyang Presiden dan jajarannya plus orang-orang ternama. Tidak ada banjir air mata seperti Betharia Sonata dalam “Hati yang Luka”. Yang terekam di layar kaca adalah orang-orang tertawa berjoget ria. Banyak orang lebih fokus pada gendang yang bertalu dan suara si penyanyi yang merdu.
ADVERTISEMENT
Pujian terhadap panitia, presiden, dan Farel Prayoga tertuang di berbagai media. Sebagian besar warga net merasa terhibur dengan aksi Farel. Namun, tidak sedikit yang menyayangkan aksi sang penyanyi ditampilkan dalam momen upacara HUT RI yang seharusnya lebih khidmat.
Anak-anak sebaiknya tidak menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa baik dalam acara formal maupun informal. Lirik lagu orang dewasa cenderung berisi kisah percintaan, kepasrahan, patah hati, dan perpisahan. Anak yang menyanyikan lagu tersebut bisa jadi tidak paham maknanya. Namun, ketika lagu itu viral akan banyak anak-anak lain yang meniruknnya dan ada juga yang memahami isinya. Anak-anak yang memahami makna lirik lagu orang dewasa tersebut berpotensi terpengaruh emosi dan sikapnya.
ADVERTISEMENT
Orang tua, guru, dan orang dewasa berperan mengarahkan anak-anak untuk memilih lagu-lagu dengan lirik yang memberikan semangat dan kegembiraan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa lirik yang ada dalam musik memiliki andil besar dalam memengaruhi suasana hati pendengar. Lirik yang positif memberikan pengaruh positif. Penyanyi dan pendengar lagu dengan lirik positif dapat merasa semangat dan gembira.