Konten dari Pengguna

Lebaran Tanpa Sampah Berserakan dan Bau Tak Diharapkan

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
12 Mei 2021 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sampah styrofoam bekas bungkus makanan Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sampah styrofoam bekas bungkus makanan Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun-tahun lalu sebelum pandemi, media mainstream maupun media sosial sering memberitakan tentang sampah pasca shalat Ied. Yang diceritakan umumnya soal sampah kertas koran berserakan di luar masjid maupun lapangan.
ADVERTISEMENT
Narasi postingan di media sosial kebanyakan hanya berkeluh kesah sebatas circle of concern (meminjam istilah Stephen Covey) atau lingkaran kepedulian. Mirisnya, postingan seperti itu justru banyak disambut caci maki atau saling menyalahkan.
An-nazhaafatu minal iimaan … kebersihan sebagian dari iman. Mari kita laksanakan.
Insya Allah besok pagi, Kamis 13 Mei 2021, umat Islam merayakan Lebaran. Jika kondisi memungkinkan, kita dapat melaksanakan salat Idul Fitri di masjid maupun di lapangan. Panitia salat Idul Fitri biasanya akan menggelar terpal di lapangan. Namun demikian, jika belum beralas biasanya kertas koran jadi pilihan.
Jika Anda membawa kertas koran sebagai alas, ketika salat selesai jangan ditinggalkan, buang koran di tempat sampah atau bawa kembali pulang. Jika Anda tidak membawa kertas koran tapi melihat ada sampah koran, mari kita menjadi bagian dari solusi bukan sekadar caci maki. Kumpulkan koran, buang di tempat sampah, atau bawa pulang. Jika ada pengumpul kertas untuk dijual atau didaur ulang, lebih baik koran diberikan.
ADVERTISEMENT
Anda perlu konten media sosial pasca salat Id? Jangan pilih sampah koran yang berserakan untuk ditayangkan. Ganti dengan postingan orang yang sedang bermaafan dengan jarak aman, suasana yang penuh suka cita, atau sekadar lapangan yang telah dibersihkan. Caption positif akan menuai komentar positif.
Ilustrasi sampah koran. Sumber: Freepik.com
Kurangi Bau tak Diharapkan
Selain sampah, polusi bau di tempat-tempat umum sering terjadi pada momen lebaran dan liburan. Ini terjadi karena banyak orang datang ke tempat umum, mal, tempat wisata atau restoran.
"Saya bisa tahu letak toilet di tempat umum dari jarak lima meter bahkan lebih" demikian ujar seorang teman. Ya, ia tahu dari bau yang sudah bisa tercium dari jarak jauh. Sebelum pandemi melanda, teman saya itu selalu memakai masker jika naik transportasi umum atau jalan-jalan ke tempat umum. Alasannya selain kesehatan, masker berguna mengurangi penciuman terhadap bebauan yang tidak diharapkan.
ADVERTISEMENT
Sekarang kondisi sebagian toilet-toilet di tempat umum lebih baik. Toilet umum misalnya di pom bensin, warung makan, dan tempat wisata dibersihkan oleh seorang tukang bersih-bersih yang merangkap penjaga kotak sumbangan. Di mal atau supermarket besar, toilet biasanya bebas bau yang tak diharapkan karena ada cleaning service yang dipekerjakan. Gratis tanpa bayaran karena toilet yang bersih dan membuat nyaman merupakan salah satu layanan.
Jika Anda pergi ke tempat umum, membawa tissue basah dan kering serta semprotan pengharum akan bermanfaat. Jika Anda perlu menggunakan toilet sementara Anda temui toiletnya berbau, Anda tak perlu menggerutu. Mengenakan masker dapat mengurangi penciuman terhadap bebauan dan semprotkan wewangian jika dibutuhkan.
"Please leave the toilet as you would expect to find it!"
ADVERTISEMENT
Silakan tinggalkan toilet ini seperti Anda berharap menemukannya!”
Sebuah pesan yang tertempel di toilet sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Ketika kita keluar dari toilet dengan pesan tersebut, rasanya bersalah kalau kita meninggalkannya dalam keadaan kotor apalagi berbau tak sedap. Suka tidak suka kita bersihkan toilet yang telah dipakai agar orang lain pun nyaman menggunakannya.
Ilustrasi toilet bersih. Cumber: Freepik.com
Pastinya, kita berharap sebuah toilet yang bersih dan jauh dari aroma yang tidak kita suka. Namun, ketika kita terpaksa harus menggunakan toilet yang relatif kotor dan berbau, jangan memperparah kondisi. Jika memungkinkan, bersihkan dengan menyiramkan air dan menyemprotkan wewangian.
Apabila ini kita lakukan, kita memperluas circle of influence bukan sekadar circle of concern. Kita tidak memperparah keadaan, tapi merupakan bagian dari solusi.
ADVERTISEMENT