Silaturahmi dan RSVP

Ade Tuti Turistiati
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Alumni SSEAYP 89. Senang menulis tentang kisah perjalanan, budaya, pendidikan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Hobi main pingpong dan membaca.
Konten dari Pengguna
7 Mei 2021 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Tuti Turistiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan punya prinsip dalam hal menghadiri undangan “Lebih baik saya mendadak datang daripada mendadak batal memenuhi undangan”. Hal tersebut ia sampaikan pada suatu acara wisuda yang sebelumnya tidak dapat ia pastikan kehadirannya. Cukup dapat dipahami karena kesibukan beliau yang waktunya sangat berharga. Pak Anies beralasan kalau sudah dinanti tapi ia tak pernah tiba malah membuat orang kecewa. Jika pak Anies mendadak datang, ia pun tak berharap disambut dengan gegap gempita. Yang pasti pada acara wisuda itu kedatangan beliau disambut suka cita dan semua orang nampak gembira. Itu terjadi sebelum pandemi COVID-19 melanda.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi, prinsip pak Anies sebaiknya tidak ada yang meniru dan rasanya pak Anies pun berubah atau tidak menerapkannya pada kondisi sekarang. Jika kita mendapatkan suatu undangan, sebaiknya bila memungkinkan sampaikan pada si pengundang bisa tidaknya kita datang.
Undangan ke suatu acara terutama yang memanfaatkan hotel atau gedung pertemuan sering menyelipkan tulisan RSVP. Kata-kata RSVP biasanya dicantumkan ketika seseorang mengadakan acara untuk menentukan berapa jumlah tamu yang hadir. Jumlah tamu akan menentukan seberapa banyak makanan dan minuman yang harus disediakan, dana yang dibutuhkan, ketersediaan kursi dan meja, dan sebagainya. RSVP singkatan dari "Repondez, s'il vous plaît" (bahasa Prancis), yang artinya "Mohon merespons". Respons yang diharapkan biasanya cukup sederhana yaitu "ya" akan hadir atau "tidak".
RSVP Permohonan Konfirmasi. Sumber: freepik.com
Pada acara pernikahan dengan undangan RSVP, biasanya karena undangan dibatasi, maka konfirmasi ketidakhadiran seseorang dapat digantikan oleh undangan lain yang telah ada di "waiting list" si pengundang. Cara konfirmasi yang mudah dilakukan misalnya dengan menggunakan Google Form atau sistem lainnya yang tinggal klik hadir atau tidak. Namun, tidak semua orang mau atau dapat menggunakan media sederhana tersebut karena berbagai alasan. Banyak juga yang menuliskan konfirmasinya secara manual lewat tulisan di media sosial (misalnya via group WA atau WApri), atau lisan baik melalui telepon maupun tatap muka. Yang membingungkan tuan rumah jika orang yang diundang merespons “Inshaa Allah jika tidak ada halangan”, “gimana nanti ya”. Untuk teman atau saudara dekat, tuan rumah mungkin bisa bertanya ulang seberapa besar kemungkinan hadirnya. Namun, jika kita sebagai orang yang diundang dan mendapatkan undangan dengan tulisan RSVP atau permohonan konfirmasi, memberikan jawaban yang pasti tentu sangat dihargai. Bagaimana jika kita sudah mengiyakan kemudian kita batal hadir karena sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan? Jawabannya, memberi tahu kepada si pengundang sebelumnya akan lebih baik dibanding permohonan maaf yang datang terlambat.
ADVERTISEMENT
Halbi di Saat Pandemi
Idul Fitri tinggal menghitung hari. Acara halal bihalal atau halbi banyak yang menanti. Namun di saat pandemi, bertemu saudara, tetangga, teman untuk halbi harus hati-hati.
Jika kita mengunjungi seseorang untuk silaturahmi, sebaikanya kita memberi tahu tuan rumah sebelumnya, kapan dan berapa orang yang datang. Hal ini untuk memberi kesempatan pada tuan rumah mengatur waktu agar yang datang tidak berbarengan sehingga menimbulkan kerumunan. Jika berkaitan dengan makanan, agar tuan rumah dapat menyediakan panganan yang akan disuguhkan. Tuan rumah yang perlu istirahat dan waktu santai bersama keluarganya pun tidak merasa terganggu jika kedatangan tamu itu tak cocok waktu.
Tuan rumah berhak memberikan waktu alternatif jika ia tidak dapat menerima tamu sesuai harapan tamu. Misalnya, karena kondisi tuan rumah sedang sakit atau kecapaian dan perlu istirahat.
ADVERTISEMENT
Halal bihalal sebagai salah satu bentuk silaturahmi sejatinya bukan sekadar tradisi, halal bihalal adalah media komunikasi dari hati ke hati. Semoga Idul Fitri membuat kita kembali suci.
Ingat protokol kesehatan dalam bermaafan. Sumber : Freepik.com