Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Yuk Terapkan Inversion Thinking Pada Kehidupan Sehari-hari
6 Oktober 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adfram Adfriyance Santiba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Teman-teman pernah ragu atau bahkan takut dalam membuat keputusan pada saat-saat tertentu gak sih? Seperti pada saat lulus SMA terus bingung ingin melanjutkan ke perguruan tinggi atau kerja. Disaat seperti itu, kita justru kebingungan dengan pilihan yang akan dipilih. Karena setiap keputusan yang dibuat akan berdampak bagaimana ke depannya akan berjalan.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya yang sering dirasakan para mahasiswa semester lima yang bingung memilih kajian pada program studinya. Pasti para mahasiswa merasakan dilema dalam memilih kajian. Karena memilih kajian merupakan salah satu bagian yang menentukan masa depan mahasiswa.
Inversion Thinking merupakan sebuah metode berpikir terbalik. Di mana kita memikirkan tujuan yang kita inginkan yang bisa terjadi tetapi justru berpikir sebaliknya. Misalkan, kamu ingin berhasil, tetapi inversion thinking menyuruh kita berpikir kamu ingin gagal. Ketika memilih atau melakukan sesuatu, pastinya kita akan memikirkan bagaimana caranya berhasil. Dengan metode berpikir terbalik, kita bertanya bagaimana caranya gagal.
Kita akan mengidentifikasi apa saja yang bisa membuat kita gagal. Dengan begitu potensi-potensi yang dapat membuat kegagalan dapat kita hindari dengan cara berpikir sebaliknya dari potensi-potensi kegagalan. Contohnya malas bisa menyebabkan kegagalan, untuk menghindari malas kita harus rajin. Tujuan yang diinginkan ini bisa berupa apa saja seperti keputusan juga menjadi salah satu dari tujuan yang ingin dicapai.
ADVERTISEMENT
Inversion thinking ini berusaha untuk berpikir hal-hal yang bisa menjadi hambatan atau gangguan dalam meraih tujuan yang diinginkan. Dalam contoh sederhananya pada kehidupan sehari-hari nih, punya tugas dan ingin fokus segera menyelesaikannya pada hari ini. Alih-alih akan bertanya cara untuk fokus, justru akan bertanya cara untuk tidak fokus. Karena kita perlu memikirkan hal apa yang bisa mengganggu fokus, misalnya teralihkan oleh smartphone.
Smartphone isinya banyak media sosial yang membuat kita tidak fokus seperti notifikasi dari teman chat, atau menonton YouTube, dan lain-lainnya. Nah, dari hal-hal yang membuat kita teralihkan ini kita perlu memikirkan lagi nih agar tidak terganggu dari smartphone. Seperti menyimpan smartphone di tempat yang jauh. Kemudian bisa menonaktifkan notifikasi pada pengaturan smartphone. Sehingga kita bisa memiliki cara untuk fokus mengerjakan tugas.
ADVERTISEMENT
Ragu dalam membuat keputusan dari keinginan yang dicapai bisa datang dari rasa takut itu sendiri. Hal yang paling sering dirasakan adalah cemas yang berujung overthinking. Overthinking atau terlalu banyak berpikir pada keputusan yang akan dibuat memang membuat pusing sendiri. Tapi dengan mengaplikasikan atau mencoba menggunakan Inversion Thinking, kita bisa membuat langkah-langkah mengatasi hal-hal yang bisa mengganggu dari tujuan yang tidak diinginkan. Sehingga saat overthinking pun kita bisa memiliki rencana lain untuk mencegah jika tujuan yang diinginkan bisa saja tidak berjalan sesuai kemauan.