Menggali Potensi Pariwisata untuk Kalangan Lanjut Usia

Adhi Kawidastra
Penggemar jazz, penikmat kopi dan pecinta alam. Seorang Diplomat yang berusaha menjalankan tugasnya dengan baik sembari menjelajah dunia.
Konten dari Pengguna
8 April 2018 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adhi Kawidastra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menggali Potensi Pariwisata untuk Kalangan Lanjut Usia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Wisatawan Lanjut Usia (foto: blog.evacogroup.com)
Sektor pariwisata, khususnya untuk lanjut usia, diprediksi menjadi kekuatan utama di abad ke-21, seiring dengan semakin menuanya demografi penduduk dunia, khususnya di negara-negara maju. Dengan semakin menuanya generasi ”baby boomers”, populasi penduduk dunia yang tergolong ke dalam kategori penduduk usia lanjut pada dekade ini semakin bertambah.
ADVERTISEMENT
Dinamika perubahan demografi memiliki dampak yang besar pada serangkaian aspek kehidupan manusia secara umum. Secara khusus, perubahan struktur demografi ini juga berdampak pada berubahnya karakter dan jenis permintaan di sektor parwisata.
Dalam hal ini, terdapat dua kelebihan yang ditawarkan oleh sektor pariwisata lanjut usia, yaitu kekuatan daya beli dan waktu luang yang dimiliki oleh para wisatawan lanjut usia.
Oleh karena itu, pasar pariwisata dunia harus mampu untuk beradaptasi dalam menawarkan jenis paket wisata yang menarik dan cocok bagi segmen penduduk lanjut usia tersebut. Indonesia dengan potensi pariwisatanya, perlu untuk memanfaatkan potensi ini.
Untuk dapat beradaptasi dengan permintaan dari segmen wisatawan lanjut usia ini, para pelaku industri pariwisata di Indonesia perlu untuk jeli dalam mengidentifikasi potensi dan tantangan yang muncul dari segmen pariwisata lanjut usia ini.
ADVERTISEMENT
Wisata Rombongan dengan Paket Tur
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset di Eropa menemukan bahwa wisatawan lanjut usia cenderung lebih suka memilih paket wisata dalam rombongan dengan pemandu. Selain lebih murah, paket wisata dalam rombongan juga menawarkan rasa aman dan kebersamaan bagi para wisatawan lanjut usia.
Menggali Potensi Pariwisata untuk Kalangan Lanjut Usia (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kaum Lanjut Usia Peserta Tur Wisata dalam Rombongan (foto: https://www.flickr.com/photos/daveynin/14534940784)
Alasan lain kenapa wisata dalam rombongan cenderung menjadi pilihan adalah karena faktor kesehatan. Dengan kondisi mereka yang telah lanjut usia, kekhawatiran akan terjadinya masalah dengan kesehatan mereka ketika bepergian membuat mereka enggan untuk bepergian sendiri.
Alasan kesehatan mungkin menjadi penghalang bagi kalangan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata, namun dengan berada dalam rombongan, paling tidak pertolongan pertama ketika terjadi masalah kesehatan dapat dikatakan lebih terjamin.
ADVERTISEMENT
Perlunya Identifikasi Potensi Masalah Kesehatan
Kesehatan bisa menjadi potensi masalah pada segmen pariwisata lanjut usia. Kalangan lanjut usia merupakan segmen yang paling mudah terpengaruh oleh perubahan lingkungan maupun perubahan pola diet makanan.
Banyak wisatawan lanjut usia yang cenderung berpadangan konservatif dalam hal diet makanan dengan cara memilih makanan yang mereka sudah dikenal daripada memenuhi tantangan untuk mencoba makanan-makanan baru.
Para pelaku industri wisata juga diharapkan mengetahui dan memperoleh informasi kesehatan dan memberikan informasi mengenai potensi risiko perjalanan kepada para peserta tur sebelum memulai rangkaian perjalanan wisata. Selain itu, sebagai langkah antisipatif, identifikasi tempat-tempat yang menyediakan layanan kesehatan juga perlu dilakukan.
Hal-hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku industri pariwisata ketika merancang dan membuat paket wisata yang akan ditawarkan kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Fleksibilitas Waktu dalam Merancang Paket Wisata
Dengan tidak adanya keterikatan akan tanggung jawab terhadap keluarga dan pekerjaan,wisatawan lanjut usia cenderung memiliki fleksibilitas dalam memilih waktu perjalanan wisata. Seringkali, wisatawan lanjut usia lebih memilih untuk melakukan perjalanan wisata di luar musim liburan untuk mendapatkan harga paket wisata yang lebih murah dan menghindari kepadatan di tempat-tempat wisata yang mereka akan kunjungi.
Menggali Potensi Pariwisata untuk Kalangan Lanjut Usia (2)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kondusifnya Berwisata di Luar Musim Liburan (foto: https://commons.wikimedia.org)
Namun, terlepas dari fleksibilitas waktu yang mereka miliki, faktor iklim dan cuaca dapat menjadi faktor penting dalam menentukan waktu perjalanan wisata yang akan mereka lakukan. Hal tersebut dikarenakan kaum lanjut usia memiliki kecenderungan lebih rentan terhadap kondisi cuaca yang ekstrim.
Dalam hal ini, penyedia paket wisata yang mampu secara fleksibel menyediakan pilihan-pilihan paket wisata di luar musim liburan dapat mengambil keuntungan lebih dibandingkan penyedia yang kurang fleksibel.
ADVERTISEMENT
Perlunya untuk Menggarap Segmen Pariwisata Lanjut Usia
Sebagai upaya untuk terus meningkatkan potensi pasar pariwisata, selain pembenahan infrastruktur dan pembukaan objek wisata baru, para pelaku industri pariwisata di Indonesia juga perlu untuk menggarap pasar wisatawan lanjut usia.
Potensi pariwisata usia lanjut di dunia mencapai 33 persen. Jumlah tersebut paling besar dibanding tiga pasar pariwisata yakni anak anak,remaja, usia produktif. Selama ini pasar pariwisata usia lanjut tidak pernah digarap oleh industri pariwisata Indonesia.
Pasar wisata lanjut usia sangat prospektif dan dari sisi resiko sangat kecil. Sebab, wisatawan usia lanjut adalah wisatawan yang telah memasuki masa pensiun, dimana secara finansial mereka telah terjamin termasuk asuransi kesehatannya, sehingga relatif lebih menjanjikan.
Jika pasar wisatawan lanjut usia ini bisa digarap, maka dengan sendiri akan memberikan multiplayer effect bagi Indonesia, dimana dari sisi ekonomi akan memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Lansia di Jepang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lansia di Jepang (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT