Konten dari Pengguna

Pandangan Siswa Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling

Adhy Anshori
S-1 Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret
31 Oktober 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adhy Anshori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi layanan BK oleh Adhy Anshori. Foto: adhyanshori
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan BK oleh Adhy Anshori. Foto: adhyanshori
ADVERTISEMENT
Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang optimal menjadi pribadi utuh dan mandiri. Proses pelaksanaan layanan BK di sekolah dilakukan oleh konselor sekolah atau dikenal dengan guru BK. Namun, seringkali guru BK dianggap sebagai polisi sekolah dan hal ini menjadi citra buruk terhadap keberadaan guru BK.
ADVERTISEMENT
Menurut Rizki salah satu murid SMAN 1 Cihaurbeuti (2019) “Banyak peserta didik yang mempunyai persepsi negatif terhadap guru BK. Beberapa peserta didik merasa takut dengan guru BK. Sikap tegas guru BK dianggap sebagai sikap yang galak. Saat mereka dipanggil ke Ruang BK, mereka merasa cemas, gugup, bahkan terkadang merasa kesal serta beranggapan jika mereka dipanggil oleh guru BK tandanya mereka sedang mempunyai masalah”. Pernyataan ini menjadi salah satu persepsi negatif terhadp guru BK, padahal adanya guru BK seharusnya menjadikan peserta didik antusias karena guru BK membantu mereka untuk menemukan jalan keluar dari setiap permasalahannya. Persepsi ini dapat terjadi karen guru BK hanya melakukan konseling kepada siswa bermasalah, seharusnya guru BK bukan hanya menangani murid yang bermasalah tetapi harus melakukan bimbingan kepada seluruh muridnya di sekolah. Bimbingan yang dimaksud adalah memberikan pemahaman, pencegahan, dan arahan agar seluruh murid di sekolah dapat merasakan dampak positif dari keberadaan guru BK.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menunjukan bahwa siswa belum mengetahui tugas dan fungsi BK di sekolah. Beberapa faktor penyebabnya seperti guru BK yang tidak ada jam ke kelas, kurang efektifnya guru BK dalam memberikan layanan, kurangnya tenaga ahli BK, dan juga persepsi pendidik lain yang menganggap BK hanya untuk siswa bermasalah sehingga menanamkan kepada siswa bahwa apabila ada siswa yang melanggar aturan akan dibawa ke BK. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena salah satu fungsi BK adalah layanan responsif untuk membantu siswa yang memiliki perilaku tidak adaptif menjadi lebih adaptif. Namun, disamping itu perlu ditanamkan bahwa siswa bermasalah yang dipanggil guru BK bukan untuk dihakimi dan disalahkan, tapi untuk diajak diskusi bersama dan menemukan solusi secara bersama-sama terkait masalah yang dialami siswa. Banyak siswa yang belum paham apa itu BK, padahal adanya BK membantu siswa di sekolah untuk menemukan solusi dari permasalahannya. Guru BK dapat mengarahkan dan membimbing murid yang sedang bermasalah di akademik, menentukan karir, menentukan studi lanjut, dan masalah pribadi yang bersangkutan dengan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Gambaran bimbingan untuk seluruh siswa
Guru BK dapat melakukan layanan dasar seperti bimbingan untuk mengedukasi siswa di sekolah agar seluruh siswa mengerti dampak dari bahayanya bullying, pacaran, dan sejenisnya. Bila seluruh siswa mengerti dari edukasi yang diberika guru BK, maka akan terminimalisir hal yang membuat nama baik sekolah tercoreng dan juga sekolahnya menjadi lebih kondusif. Hal ini bisa membuat pandangan terhadap guru BK menjadi lebih baik, guru BK bukan hanya soal marah-marah dan menghukum siswa bermasalah. Upaya lain yang dapat dilakukan agar persepsi BK menjadi lebih baik dengan cara memberikan pemahaman bahwa BK adalah sahabat siswa dan juga penjelasan pengertian, tugas, dan fungsi BK ketika melakukan layanan informasi di kelas, ketika melakukan layanan responsif dan perencanaan individual di Ruang BK. Selalu menampilkan sosok guru BK yang ramah, penuh denga sikalp hangat, penerimaan tanpa syarat kepada siswa, dan penuh empati dan tidak menakutkan. Memberikan pemahaman bahwa BK untuk membantu perkembangan siswa melalui media inovasi seperti media sosial instagram , tiktok, youtube, dan media seperti poster yang dipasang di papan informasi BK, leaflet, modul, dan sebagainya. Dapat memberikan pemahaman bahwa BK itu bukan Polisi sekolah tapi tempat bercerita siswa. Siswa diharapkan lambat laun dapat mengubah persepsi negatif terhadap guru BK, sehingga persepsi buruk terhadap guru BK menjadi persepsi baik.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya sebagai guru BK itu tidak hanya menghukum siswa yang bermasalah tetapi memberikan bimbingan dan layanan untuk merangkul seluruh siswa agar mereka merasa nyaman dan aman. Berkolaborasi dengan semua masyarakat sekolah untuk meningkatkan kepercayaan terhadap guru BK, memberikan manfaat untuk siswa di masa kini agar persepsi terhadap guru BK menjadi baik.
Disusun oleh: Adhy Anshori danProf. Dr. Andayani, M.Pd