Konten dari Pengguna

Kenapa Tidak Ada Pak Ogah di Amerika?

Adhy Buwono
Diplomat/Negosiator Isu Ketenagakerjaan/Buruh, Desa dan Pengentasan Kemiskinan ASEAN
22 September 2023 14:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adhy Buwono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sulit, bahkan mustahil, untuk menemukan Pak Ogah di Amerika.
“Polisi Cepek” yang biasa ditemukan di setiap persimpangan jalan atau putaran di Ibu Kota. Dan diidentikkan sebagai salah satu penyebab kesemrawutan lalu lintas di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Di Amerika, hanya ada “Traffic Officers”. Kalau di Indonesia dikenal dengan Polisi Lalu Lintas.
Mereka berseragam resmi, lengkap dengan jaket yang bertuliskan “Traffic Officer” di bagian punggungnya.
Mereka juga tidak membawa gelas plastik bekas air minum. Apalagi topi yang menengadah untuk meminta dan menampung recehan dari pengemudi yang melintas.
Traffic Officers pun tidak dapat ditemukan di setiap persimpangan jalan, apalagi membantu pengemudi untuk memarkirkan kendaraan di pinggir jalan.
Umumnya, mereka hanya terlihat di kawasan yang berpotensi menciptakan kemacetan, seperti pusat pertokoan atau kawasan sekolah.
Kalau di Los Angeles, kota di Pantai Barat Amerika yang dikenal karena Industri Film Hollywood-nya, Traffic Officers biasanya ditemukan di kawasan Beverly Hills dan Rodeo. Pemukiman elit yang dikelilingi dengan pertokoan premium.
ADVERTISEMENT
Lalu, kenapa Pak Ogah tidak ada di Amerika?

Sistem Lalu Lintas

Kepastian sistem lalu lintas di Amerika diperkirakan menjadi penyebab tidak adanya Pak Ogah di Amerika.
Setiap persimpangan jalan dan perputaran arah sangat tertib. Tidak ada aksi saling potong jalur dari sesama pengguna jalan. Tidak ada Pak Ogah yang berdiri di perempatan atau pertigaan dan berupaya mengatur lalu-lalang kendaraan.

Hak Jalan

Di Amerika, mereka memiliki rambu yang bernama All-Way Stop Sign yang biasanya bisa kita jumpai di persimpangan jalan di residential areas.
All-Way Stop Sign yang biasa ditemukan di persimpangan jalan di Amerika. Foto diambil di salah satu sudut kota Los Angeles di sore hari dengan latar belakang barisan pohon palem dan langit senja khas kota Los Angeles. Sumber foto: koleksi pribadi
Sistem kerjanya sangat sederhana. Dan ini berlaku untuk kendaraan roda dua atau lebih.
Lalu bagaimana cara kerja All-Way Stop Sign?
Hmmm, begini cara kerjanya, saat Anda berkendara dan melihat rambu tersebut di persimpangan jalan entah itu empat arah-tiga arah-dua arah, Anda harus menghentikan kendaraan sejenak di belakang garis putih yang tersedia di masing-masing sisi jalan.
ADVERTISEMENT
Tampilan persimpangan jalan di salah satu sudut Los Angeles. Lengkap dengan All-Way Stop Sign dan garis putih di keempat sisi jalan.
Apabila terdapat kendaraan lain yang berhenti di persimpangan tersebut dari arah berlawanan atau sisi lainnya pada saat yang relatif bersamaan, Anda harus melihat kendaraan mana yang berhenti pertama kali.
Kendaraan yang berhenti pertama kali berhak untuk melaju terlebih dahulu dan kendaraan lainnya wajib berhenti serta menunggu hingga kendaraan tersebut melintas.
Sederhana, bukan? Tidak perlu jasa Pak Ogah. Semua sudah berjalan tertib dan teratur.

Traffic Island

Satu lagi contoh rambu di Amerika yang simpel tapi sangat dirasakan manfaatnya bagi pengguna jalan.
Kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Pulau, karena memang seperti pulau di tengah jalan raya.
Traffic Island ini berupa garis berwarna kuning membentuk persegi panjang yang berada di tengah lajur jalan raya. Di dalam traffic island tersebut, tidak ada garis dan warna lainnya, kosong.
ADVERTISEMENT
Area ini dipergunakan oleh pengendara kendaraan untuk keluar dari arus lalu lintas, untuk parkir kendaraan sementara atau darurat dan sebagai tempat transit sebelum Anda akan berbelok ke suatu tempat di sisi yang berlawanan.
Traffic Island atau Pulau di salah satu sudut Los Angeles. Dokumentasi: koleksi pribadi
Kendaraan yang memasuki area traffic island secara tidak langsung memberikan signal kepada pengendara lain untuk berhati-hati karena akan ada kendaraan yang menyeberang dan memotong laju kendaraannya.
Ketika sudah tidak ada kendaraan melaju dari arah berlawanan, Anda dapat menyeberang ke tempat yang dituju.
Di Indonesia, fungsi Traffic Island ini telah digantikan Pak Ogah.
Ketika Anda hendak menuju suatu tempat di seberang jalan atau masuk ke suatu gang, Pak Ogah akan membantu Anda dengan menghentikan laju kendaraan dari arah berlawanan. Sehingga kendaraan Anda dapat menyeberang dan memotong alur lalu lintas dari sisi yang berlawanan.
Pulau juga dapat digunakan untuk parkir kendaraan sementara atau darurat, misalnya untuk bongkar-muat barang. Truk putih di tengah jalan tersebut tengah memanfaatkan fitur Pulau. Sumber foto: koleksi pribadi

Tidak ada Pak Ogah di Amerika

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selama 3 tahun saya menetap disana dan menjelajahi Los Angeles bahkan sampai ke negara bagian Amerika lainnya, hasilnya nihil, tidak ada Pak Ogah di Amerika.
Rambu All-Way Stop Sign dan Traffic Island menggantikan peran Pak Ogah di Amerika.
Jadi, kalau Anda berniat menjadi Pak Ogah di Amerika, harap kubur mimpi itu dalam-dalam.
Begitu juga apabila Anda ingin berkendara di Amerika, jangan harap Anda akan menemukan Pak Ogah yang akan membantu merekayasa lalu lintas untuk kepentingan Anda.
Selamat berkendara di Amerika!