Membina Keluarga Bertakwa, Keluarga Ahli Surga

Adi Junjunan Mustafa
Bekerja pada Deputi Bidang SDM Aparatur, KemenPANRB. Wakil Ketua Umum IABIE Bidang SDM dan Pemerintahan. Penulis buku Energi Cinta untuk Keluarga.
Konten dari Pengguna
11 Mei 2021 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Junjunan Mustafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadhan 1442 H akan segera meninggalkan kita. Apakah kita dan keluarga masih diberi usia hingga Ramadhan 1443 H? Sungguh pilu hati hendak meninggalkan bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya kita dilatih untuk semakin taat beribadah, berpuasa, bersedekah, mendirikan sholat sunnah di malam hari, membaca dan menghayati isi Kitab al-Quran.
ADVERTISEMENT
Kita berdoa dan berharap kepada Allah Yang Maha Pemurah, agar jejak-jejak ibadah selama bulan Ramadhan ini melekat kuat pada jiwa kita. Ketaatan beribadah ini berbuah ketakwaan, rasa takut kepada-Nya, dan terus meningkatkan ketaatan kepada-Nya serta meninggalkan perbuatan durhaka kepada-Nya.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS al-Baqarah:183).
Ketakwaan inilah yang akan membuat kita memperoleh tiket untuk mendapatkan ampunan dari Allah swt dan Surga yang Dia siapkan.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS Ali Imran:133)
Ketakwaan adalah perbuatan kebajikan yang menjadi karakter.
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran:134)
ADVERTISEMENT
Ketakwaan ini juga adalah aktivitas ibadah yang indah, munajat kepada-Nya pada malam-malam yang sunyi, yang menjadi energi kebajikan.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam (untuk melakukan qiyamul lail atau shalat malam). Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (QS adz-Dzariyat:15-19)
Al Quran mengisahkan keluarga-keluarga yang kelak menjadi penghuni Surga. Mereka dikumpulkan di dalam Surga. Sungguh satu kenikmatan yang amat besar. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memelihara ketakwaan, berupa rasa takut akan keagungan-Nya dan rasa takut akan adzab yang pedih dalam api Neraka. Mereka orang-orang yang senantiasa taat beribadah, sehingga Allah selamatkan mereka dari kesengsaraan dan kesulitan. "Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa. Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan. Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling bertanya. Mereka berkata, sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab). Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpah­kan kebaikan lagi Maha Penyayang."
ADVERTISEMENT
Membina Keluarga Ahli Surga
Ramadhan 1442 H akan segera berlalu, akan tetapi jejak-jejaknya dapat terus kita pelihara berupa energi ketakwaan yang ditumbuhkembangkan di dalamnya.
Kepada keluarga kita, beberapa sikap berikut dapat terus dibina, agar spirit Ramadhan terus tumbun pada 11 bulan ke depan.
Pertama, teruslah dibangun suasana kondusif berupa ketentraman, cinta, dan kasih sayang dalam rumah tangga kita.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS ar-Ruum:21)
Rasa cinta dan sayang ini hakikatnya adalah karunia dari Allah swt, Karenanya bekal pelajaran dari-Nya melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw.
ADVERTISEMENT
Kedua, hendaknya kita terus membangun dialog pendidikan dalam rumah tangga, sebagaimana diajarkan Allah swt pada kisah Lukman al hakim, seorang yang bijaksana, yang diabadikan pada Surat Lukman ayat 12-19.
Lukman menasihati anaknya diawali dengan sikap bersyukur kepada Allah, mengesakan Allah sebagai prinsip akidah, berbakti kepada orang tua, dan beberapa pelajaran akhlak dasar. Akhlak yang diajarkan adalah bahwa Allah Maha Mengetahui perbuatan manusia, menegakkan sholat, melakukan amar ma'ruf nahiy munkar dan bersabar pada ujian yang dihadapi. Selanjutnya akhlak untuk tidak berlaku sombong dan bersikap sederhana dalam berjalan dan bersuara.
Seorang suami juga diajarkan untuk memberikan pengajaran berbasis al-Quran dan Sunnah kepada istrinya dan memberikan pengawasan dengan lemah lembut, sebagaimana diisyaratkan pada ayat berikut:
ADVERTISEMENT
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui." (QS al-Ahzab:34)
Ketiga, di dalam rumah tangga hendaknya dikuatkan 'azam, agar senantiasa terhindar dari perbuatan dosa yang akan menyeret anggota keluarga ke dalam siksa api Neraka yang amat pedih.
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS at Tahrim:6)
Ayat di atas pada hakikatnya adalah motivasi bagi keluarga, khususnya bagi suami dan ayah sebagai pimpinan keluarga, untuk terus menjaga keluarga tetap konsisten berbuat kebajikan sehingga layak untuk memasuki Surga-Nya dan terhindar dari api Neraka.
ADVERTISEMENT
Semoga kita terus dapat membina keluarga kita dalam ketaatan dan ketekunan beribadah kepada Allah swt. Dan semoga kelak kita mendapatkan karunia kebaikan dalam ridha-Nya dan di dalam Surga yang Dia janjikan. Aamiin yaa Allah, yaa Rabb al-'aalamiin.
Adi Junjunan Mustafa - 29 Ramadhan 1442 / 11 Mei 2021