Talenta Global pada Era Artificial Intelligence

Adi Junjunan Mustafa
Bekerja pada Deputi Bidang SDM Aparatur, KemenPANRB. Wakil Ketua Umum IABIE Bidang SDM dan Pemerintahan. Penulis buku Energi Cinta untuk Keluarga.
Konten dari Pengguna
12 Juni 2020 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Junjunan Mustafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dok: Pixabay.
Kita mengetahui potensi besar dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Aplikasi AI menciptakan cara-cara baru para dokter dalam mengidentifikasi penyakit, melengkapi alat para pekerja lapangan untuk mengantisipasi bencana, memungkinkan para peneliti menemukan material baru, memberdayakan manusia untuk berkomunikasi lintas bahasa, dan menolong pemerintahan untuk mencegah bahaya kelaparan.
ADVERTISEMENT
AI juga memiliki potensi besar untuk perekonomian kita dengan meningkatkan produktivitas, menangani tugas-tugas rutin dan membosankan, dan menciptakan pekerjaan baru. Para petani telah menggunakan AI untuk meningkatkan akurasi dan kemanfaatan faktor-faktor kunci pertanian. Bank-bank menggunakan AI untuk mendeteksi penipuan dengan akurasi lebih tinggi melalui pendeteksian cepat aktivitas-aktivitas yang tidak biasa (anomali). Para pedagang menggunakan AI untuk membuat produk lebih mudah dan lebih baik menemukan barang-barang palsu.
Akan tetapi, seperti teknologi-teknologi terobosan di masa lalu, AI juga akan mempengaruhi pekerjaan manusia dan mengubah sifat pekerjaan. Kita perlu mengantisipasi perubahan-perubahan ini dan mengambil langkah untuk mempersiapkannya. Para pemimpin bisnis, pemerintahan, pendidik, serikat pedagang, dan pemangku kepentingan lainnya, masing-masing memiliki tanggung jawab untuk mengelola perubahan-perubahan ini dan membentuk masa depan yang layak bagi setiap orang.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-18 dan ke-19, mesin uap dan teknologi lain membuat pekerjaan pertanian dan distribusi lebih efisien secara radikal, memungkinkan orang memperoleh output yang sama dari tanahnya dengan jauh lebih sedikit tenaga kerja. Pada abad ke-19 dan ke-20, teknologi baru seperti proses Bessemer memungkinkan produksi massa besi dan membuat produksi industri juga lebih efisien secara radikal. Kita pada akhirnya beradaptasi terhadap perubahan-perubahan ini, termasuk dengan menyiapkan sekolah-sekolah menengah yang dapat menyiapkan orang-orang untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan lebih.
Hari ini, AI sedang mengubah pekerjaan lagi. AI menambah perbendaharaan kecerdasan kita. Ia akan membuat pekerjaan rutin semakin mudah dikerjakan, yang artinya mengurangi tuntutan terhadap pekerjaan tersebut dan berisiko untuk hilang (kebutuhan terhadap manusia). Pada saat yang sama, ia akan menciptakan kebutuhan tugas-tugas baru dan menciptakan kesempatan-kesempatan yang belum ada sebelumnya, termasuk memungkinkan para pekerja mengalokasikan waktu lebih pada pekerjaan kreatif. Dan Ia akan mentransformasi beberapa pekerjaan yang ada, menghasilkan kemampuan untuk melayani lebih banyak orang secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Ketika riset dari McKinsey dan lainnya menunjukkan sedikit pekerjaan –kurang dari 5%- dalam risiko berganti sekaligus, studi-studi ini juga mengindikasikan bahwa dua-per-tiga pekerjaan akan mengalami perubahan-perubahan substansial. Adaptasi terhadap perubahan ini membutuhkan bantuan terhadap orang-orang untuk memperoleh keterampilan-keterampilan kritikal. Bagi sebagiannya, ini berarti keterampilan bidang AI. Bagi yang lain, ini berarti seperangkat keterampilan digital yang lebih luas.
Pada Google, kami bekerja mengantisipasi dua hal tersebut sekaligus. Kami telah membangun Learn dengan Google AI (https://ai.google/education/), yang berfokus pada pendidikan AI dan termasuk Machine Learning Crash Course. Kursus ini telah digunakan oleh lebih dari 20.000 insinyur di Google –microcosm kecil kerja masa depan kami- dan ini tersedia dalam 11 bahasa.
Terkait keterampilan lebih luas tentang digital yang diperlukan untuk perubahan-perubahan pada pekerjaan, Google telah membuat komitmen utama melalui program pelatihan Grow with Google. Sebagai contoh, sejak 2014, kami telah membantu lebih dari 11 juta orang di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika untuk mengakses keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan masa depan. Dan di Amerika Serikat, kami meluncurkan sebuah program sertifikat dukungan teknologi informasi yang menyiapkan jalur untuk pekerjaan-pekerjaan pada top-employers –termasuk Google- untuk menjawab kesenjangan keterampilan.
ADVERTISEMENT
Ketika kami mengejar program-program di atas, dan para pimpinan bisnis lain pun mengejar program masing-masing, kita perlu memahami lebih baik bagaimana AI akan mempengaruhi pekerjaan, sehingga kita dapat mengarahkan usaha-usaha paling efektif kita. Apa tugas-tugas yang paling memungkinkan disederhanakan dengan AI dan membutuhkan pekerja lebih sedikit? Apa tugas-tugas yang dapat dilakukan sepenuhnya oleh mesin (AI)? Apa pekerjaan-pekerjaan manusia yang dibangun sebagai hasil dari AI? Dan negara-negara dan kawasan-kawasan mana yang paling siap mengantisipasi perubahan ini?
Riset INSEAD, khususnya the Global Talent Competitiveness Index, akan membantu memberikan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan kritikal di atas. Dengan data yang lebih baik, dan dengan saling berbagi pelajaran yang didapat lintas sektor dan kawasan geografis, kita semua akan berada pada posisi untuk memberikan kesempatan dari revolusi teknologi masa depan (AI).
ADVERTISEMENT
---
Tulisan Kent Walker, Senior Vice President of Global Affairs, Google Inc. Diterjemahkan oleh Adi Junjunan Mustafa, Analis Kebijakan Ahli Madya pada Deputi SDM Aparatur, KemenPANRB.