Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jumat Kelabu di Simpang Muara Rapak Balikpapan
23 Januari 2022 8:34 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sapriadi Pallawalino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jumat (21/1/2022), publik tanah air dikejutkan dengan kecelakaan beruntun di Simpang Muara Rapak, Balikpapan , Kalimantan Timur. Kecelakaan yang terekam kamera CCTV itu terlihat jelas dan viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Awalnya, saya sempat abai saat pertama kali melihat peristiwa kecelakaan tersebut di beranda media sosial Facebook. Beberapa menit berselang, salah seorang teman lainnya mengunggah dengan menyertakan video rekaman CCTV. Barulah saya tergerak memutar video berdurasi 3 menit 12 detik tersebut.
"Ngeri!," pikirku. Di grup WhatsApp alumni SMP, salah seorang teman kembali mengirimkan video tersebut. Saya kemudian meneruskan ke grup partner 100 media kumparan.
Salah seorang kawan menyatakan kejadian serupa memang sudah sering terjadi di Simpang Muara Rapak sejak beberapa tahun silam.
Kebetulan, kawan yang kini bermukim di Yogyakarta itu pernah menghabiskan masa sekolah di Balikpapan. Dia hafal betul dengan situasi di sekitar Simpang Muara Rapak.
"Dulu waktu aku SMP, sekolahku lewat situ. Sempat telat sekolah gara-gara jalan ditutup pasca-kejadian serupa," kata pengelola Tugu Jogja ini.
ADVERTISEMENT
"Yang atas itu jalan dari arah Samarinda (ibu kota provinsi). Biasanya truk itu mau ke pelabuhan," sambung dia.
Saya kembali memutar rekaman detik-detik kecelakaan maut tersebut. Kondisi jalan terlihat menurun dan sepertinya masih basah usai diguyur hujan. Sepintas, kecelakaan beruntun ini layaknya potongan adegan dalam film action produksi Hollywood.
Sambil tertegun, saya membayangkan orang-orang yang berada di lokasi saat kejadian. Tentu saja panik dan histeris. Saya juga membayangkan perasaan mereka yang selamat dari kecelakaan beruntun tersebut. Bersyukur, dan mungkin seolah tak percaya dengan kejadian yang nyaris mencelakakan dirinya itu.
Sebenarnya, para pengendara yang menjadi korban sudah mematuhi aturan lalu lintas. Belasan mobil dan motor itu memilih berhenti saat lampu merah menyala. Beberapa mobil lainnya yang akan belok kiri tetap melanjutkan perjalanan. Rambu lalu lintas 'Belok Kiri Langsung' sepertinya terpasang di sana.
ADVERTISEMENT
Namun, musibah bisa terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja. Saat para pengendara itu sudah mematuhi aturan lalu lintas dan berhenti karena lampu merah, tanpa mereka sadari ancaman maut justru datang dari arah belakang.
Sebuah mobil tronton yang dikemudikan Muhammad Ali (48) melaju tak terkendali di jalan yang menurun. Truk tersebut sempat meliuk lalu bermanuver ke kanan dan menyapu belasan kendaraan yang ada di depannya.
Dari data polisi, empat orang dilaporkan meninggal dunia dan belasan pengendara lainnya mengalami luka-luka. Beberapa kendaraan mengalami kerusakan, mulai dari rusak berat hingga rusak sedang.
Kecelakaan beruntun ini pun ramai di media sosial, di-blow up di media daring, hingga mendapat atensi Mabes Polri. Beberapa jam kemudian, polisi menetapkan sopir tronton Muhammad Ali sebagai tersangka.
Polisi menyebut beberapa kesalahan dilakukan Muhammad Ali yang menyebabkan kerugian bagi orang lain. Salah satunya melanggar aturan melintas bagi truk tronton yang hanya bisa melintas di ruas jalan itu pukul 21.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA. Dari rekaman CCTV, nampak kejadian sekitar pukul 06.15 WITA.
ADVERTISEMENT
Netizen pun riuh dan menghakimi Muhammad Ali. Ada yang mempertanyakan mengapa dia tidak berpikiran untuk membanting kemudi ke arah kiri dan menabrakkan mobil tersebut ke pepohonan. Sebagian juga mempertanyakan kondisi mobil tronton tersebut apakah masih layak jalan.
Terlepas dari itu, kembali lagi, musibah bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sebelum berangkat, Muhammad Ali pun tidak menduga truk tronton yang dibawanya akan berubah menjadi 'malaikat pencabut nyawa' bagi empat korban jiwa dalam kejadian itu.
Sebagai kepala keluarga, Muhammad Ali mungkin hanya berusaha berjuang agar dapurnya tetap ngebul. Tapi begitulah, seseorang tak luput dari kelalaian. Dan, kelalaian Ali hari itu berakibat fatal.
Dari beberapa foto yang beredar, raut Muhammad Ali saat berada di kantor polisi terlihat berat. Mungkin bagi dia, kecelakaan itu tidak saja hanya menjadi musibah bagi para korban dan keluarganya, tetapi juga menjadi musibah bagi keluarga dia yang kini kehilangan tulang punggung usai ditetapkan sebagai tersangka dan harus mendekam di penjara.
ADVERTISEMENT
Dalam foto lain, Muhammad Ali tampak duduk tertunduk sambil memegang sebatang rokok. Di tengah kekalutan, ketidakpercayaan atas apa yang telah terjadi, penyesalan, dan bayangan masa-masa suram dalam tahanan, sebatang rokok mungkin bisa sedikit menenangkan pikirannya yang mumet saat itu.
Sengaja atau tanpa unsur kesengajaan, di mata hukum, Muhammad Ali memang patut menjadi sosok yang bersalah karena kelalaiannya. Kini dia harus mendekam di balik jeruji besi selama beberapa tahun ke depan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kecelakaan di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, pada Jumat (21/1/2022) pagi itu sekaligus mengingatkan warga setempat kecelakaan serupa yang kerap terjadi sebelumnya di lokasi yang sama.
Dari berbagai pemberitaan, sudah lama warga di sana meminta pemerintah setempat dan pihak terkait untuk mencari solusi dan kebijakan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan berulang. Salah satunya dengan membuat jalan layang yang hingga kini belum direalisasikan pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari semua ikhtiar dan upaya manusia, toh, musibah bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan menimpa siapa saja. Kita hanya bisa mawas diri, dan berserah diri kepada-Nya.
Turut berduka cita atas peristiwa Jumat kelabu di Simpang Muara Rapak Balikpapan. Semoga kejadian serupa di tempat yang sama tak lagi berulang.
Live Update