Konten dari Pengguna

Menelusuri Tradisi Sedekah Laut: Pesta Laut di Pantai Larangan Desa Munjungagung

Adi Syahputra
Mahasiswa IPB University
22 Juli 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Syahputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
ADVERTISEMENT
Tradisi Sedekah Laut di Desa Munjungagung merupakan perayaan tahunan yang kaya makna, penuh rasa syukur, dan harapan. Dilaksanakan pada awal bulan Suro, setiap rangkaian acara yang disusun oleh panitia memiliki filosofi dan makna tersendiri. Acara inti dari kegiatan ini adalah "Larung Saji" di mana sesaji yang terdiri dari berbagai hasil bumi seperti padi, ketupat, buah-buahan, sayur-mayur, dan umbi-umbian, serta kepala kerbau yang menjadi simbol penghilangan sifat buruk seperti kemalasan dan kebodohan, dilarungkan ke laut. Prosesi ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat Munjungagung mendapatkan berkah dan rezeki melimpah dari laut serta kesejahteraan bagi para nelayan. Selain itu, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan pendukung seperti selamatan, pertunjukan wayang, dan hiburan rakyat. Tradisi ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, menjadikan sedekah laut sebagai momen kebersamaan dan penguatan nilai-nilai budaya lokal.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Persiapan untuk acara ini dimulai beberapa hari sebelumnya dengan membuat miniatur kapal yang akan menjadi tempat sesaji. Kapal tersebut dihias dengan tulisan yang menggambarkan kelompok masyarakat yang terlibat seperti TPI Larangan, Mina Agung, dan Kelompok Nelayan Teri Nasih. Isi sesaji yang digunakan beragam, mulai dari palawija, sayur mayur, umbi-umbian, minuman botol, mainan, kuda lumping, serta kepala kerbau yang ditutup kain kafan. Satu malam sebelum kegiatan sedekah laut, diadakan selamatan atau syukuran yang mengundang perangkat desa, pemangku kepentingan, dan nelayan yang terlibat. Acara ini dipandu oleh ustadz yang memimpin sholawat serta membacakan doa bersama-sama. Para peserta disuguhi makanan ringan selama acara dan diberikan makanan untuk dibawa pulang. Setelah acara ditutup, kelompok bapak-bapak memainkan hadroh hingga larut malam untuk menambah kekhidmatan dan kekayaan budaya dalam perayaan ini.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pada Rabu, 10 Juli 2024, acara inti sedekah laut diawali dengan sambutan dari beberapa pemangku kepentingan seperti Ketua Pelaksana Sedekah Laut 2024, Kepala Desa Munjungagung, dan Kapolsek Kecamatan Kramat. Setelah sambutan, kapal sesaji digotong bersama-sama ke atas sebuah kapal yang digunakan untuk menuju titik larung, diiringi alunan musik wayang yang merdu. Puluhan kapal bersama-sama menuju perairan Karang Jeruk, sekitar 2 mil dari Pelabuhan Larangan, yang memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit. Saat miniatur kapal sesaji dilarung di tengah laut, masyarakat berlomba-lomba mengambil air laut di sekitar kapal miniatur tersebut dan menyiramkannya ke kapal milik mereka, diyakini dapat membawa keberuntungan dan meningkatkan hasil tangkapan ikan di masa mendatang. Prosesi larung sesaji berakhir pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang pada malam hari.
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pertunjukan wayang dimulai pukul 21.00 WIB diiringi alat musik tradisional Jawa dan suara merdu nyanyian para sinden. Pertunjukan wayang ini menceritakan tentang kehidupan laut dan lakon Dewi Sri yang melambangkan tanaman padi dan kesejahteraan umat manusia. Pak Warnadi, Ketua Panitia, mengatakan, "Wayang yang dipanggil oleh kami adalah tim wayang ternama dari Banyumas, tujuannya untuk menghibur para penonton dengan pertunjukan yang mengisahkan kehidupan laut. Hal ini juga untuk memperkenalkan anak cucu kami dengan budaya pertunjukkan wayang."
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pada tanggal 11 Juli, pukul 13.00, diadakan acara santunan kepada anak yatim sebagai tanda kepedulian dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Pada malam harinya, masyarakat setempat dihibur dengan grup musik orkestra dangdut Nada Rindu. Penampilan musik yang meriah dimulai dari pukul 20.00 WIB hingga 02.00 WIB dini hari (12/07/2024).
Sumber: TIM KKNT Inovasi IPB 2024 Desa Munjungagung
Pak Warnadi mengungkapkan bahwa tradisi Sedekah Laut di Desa Munjungagung masih kurang dikenal, bahkan di dalam wilayah Kabupaten Tegal sendiri. Kehadiran wisata Pantai Larangan diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal Desa Munjungagung dan budayanya. Pak Warnadi juga menjelaskan beberapa kendala seperti keterbatasan penginapan, transportasi umum, dan jarak yang jauh ke Pantai Larangan yang membuat wisatawan enggan berkunjung. Harapannya, dengan adanya kunjungan tim KKNT Inovasi IPB 2024, potensi wisata Desa Munjungagung, termasuk Pantai Larangan dan Tradisi Sedekah Laut, dapat dipromosikan kepada masyarakat yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Penulis:
● Adi Syahputra
● Intan Dwi Putri
● Ratih Rahmawati A.
● M. Farrel Reysava W.
● Saskia Nazwa Azizah
● Natallia Christina
● Siti Luna Satiyah
● Rizky Fadhillah Nurhakiim