Perempuan Lebih Mampu Bertahan di Masa Pandemi

Gandari Adianti
Statistisi Ahli Madya Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Provinsi Jawa Barat
Konten dari Pengguna
15 Maret 2021 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gandari Adianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah pengusaha Perempuan meningkat selama masa pandemi.
Dunia baru saja merayakan Hari Wanita Internasional (International Women’s day) pada tanggal 8 Maret yang lalu. Hari ini dijadikan ajang untuk merayakan pencapaian perempuan pada berbagai bidang. Tema yang diusung pada tahun 2021 adalah #ChooseToChallenge. Di Indonesia, salah satu pencapaian perempuan saat ini adalah lebih mampu bertahan pada masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini pandemi COVID-19 masih belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Pemerintah masih berupaya untuk mengurangi peningkatan jumlah penduduk yang terinfeksi virus COVID-19. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro masih terus dilakukan. Di samping itu, dikuranginya cuti bersama, adalah salah satu upaya untuk mengurangi pergerakan masyarakat sehingga penyebaran COVID-19 dapat dikendalikan.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa pada berbagai sendi kehidupan, dampak yang paling terasa adalah pada perekonomian. Kondisi ekonomi dunia termasuk Indonesia sangat terpuruk. Perekonomian Indonesia terkontraksi selama 3 triwulan berturut-turut. Pada triwulan IV 2020, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19 persen dibandingkan dengan keadaan triwulan IV 2019.
Keterpurukan ekonomi ini sangat berpengaruh pada penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2020, sebanyak 29,12 juta penduduk usia kerja terdampak oleh pandemi COVID-19. Sekitar 2,56 juta penduduk usia kerja menjadi pengangguran.
Ilustrasi Pengusaha Perempuan Pelaku UMKM (Foto Antara)
Pekerja perempuan lebih mampu bertahan di masa pandemi
ADVERTISEMENT
Ada hasil yang menarik dari hasil Sakernas ini, yaitu penduduk usia kerja perempuan lebih mampu bertahan pada masa pandemi ini. Jika dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja, jumlah penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang bekerja mengalami penurunan dibandingkan keadaan tahun 2019 sebesar 1,6 juta jiwa dari 79,4 juta jiwa menjadi 77,8 juta jiwa. Sebaliknya jumlah perempuan yang bekerja meningkat dari 49,4 juta jiwa menjadi 50,7 juta jiwa.
Pengurangan jumlah penduduk bekerja laki-laki terjadi hampir terjadi di seluruh lapangan usaha kecuali di pertanian dan jasa lainya. Sementara itu, beberapa lapangan usaha yang mendorong peningkatan jumlah penduduk bekerja perempuan adalah sektor pertanian, perdagangan, dan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum. Dapat dilihat bahwa pandemi ini telah mendorong kreativitas masyarakat khususnya perempuan agar tetap dapat bertahan untuk mendapatkan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Pandemi ini semakin membangkitkan jiwa entrepreneur perempuan. Jumlah perempuan yang berstatus berusaha baik itu berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap dan berusaha dibantu buruh tetap mengalami peningkatan sekitar 800 ribu jiwa. Peningkatan perempuan pengusaha ini sebagian di sektor perdagangan dan penyediaan makan minum. Dengan status berusaha sendiri atau berusaha dibantu buruh tidak tetap memberikan gambaran bahwa mereka adalah pengusaha perempuan pelaku UMKM.
Memelihara Peran Perempuan dalam Berbisnis
Dapat dilihat bahwa perempuan lebih mampu beradaptasi pada masa pandemi ini. Pemerintah diharapkan dapat terus menjaga peran perempuan dalam perekonomian khususnya para pengusaha perempuan. Berdasarkan laporan Mastercard tentang Index of Women Entrepreneurs, Indonesia menduduki ranking 17 dari 58 negara yang diteliti. Posisi ini naik dari nomor 22 pada tahun 2019. Indeks ini bertujuan untuk melihat kendala yang dihadapi oleh pengusaha perempuan. Dengan adanya indeks ini diharapkan pemerintah dapat memberikan dukungan bagi adanya kesetaraan gender dalam berusaha.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI), Indah Suryadharma Ali mengatakan bahwa modal adalah kendala UMKM perempuan dalam menjalankan usaha. Harus ada regulasi perbankan dalam hal penyediaan modal bagi pengusaha perempuan, sehingga perempuan mempunyai akses yang sama dengan laki-laki dalam mengembangkan usaha.
Di samping itu, banyak juga di antara perempuan pelaku UMKM yang masih gaptek teknologi, sehingga mereka belum dapat memanfaatkan media digital untuk pemasaran produknya. Bimbingan dan pelatihan menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah kepada perempuan pelaku UMKM agar mereka mampu memanfaatkan teknologi serta meningkatkan pengetahuan dalam pemasaran produk.
Dengan tema #ChooseToChallenge, peringatan hari wanita internasional dapat juga dijadikan pendorong bagi perempuan pengusaha di Indonesia untuk lebih berkiprah. Bisnis dapat dikatakan sebagai dunianya laki-laki, saat inilah perempuan untuk menantang (to challenge) agar ada kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam hal berbisnis.
ADVERTISEMENT