Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Doktor Hukum Laut dan Gontor
22 April 2018 13:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Adib Zaidani Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Doktor Hukum Laut dan Gontor
caption : Ahmad Almaududy Amri, Doktor Hukum Laut Muda Kementerian Luar Negeri
ADVERTISEMENT
sumber: UPT Sesdilu Kementerian Luar Negeri
Pesantren Darussalam Gontor memang sudah kerap disambangi tokok-tokoh nasional dan internasional. Tidak kurang dari Presiden, pimpinan partai politik, dan pengusaha-pengusaha pemegang kunci ekonomi nasional, pernah bertandang ke salah satu pesantren paling tua di Indonesia ini.
Pesantren Gontor juga telah menghasilkan berbagai tokoh nasional yang berpengaruh. Salah satu contoh hebat adalah, pemimpin dari tiga faksi organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan juga Partai Keadilan Sejahtera pernah mengenyam Pendidikan di Gontor.
Namun pada pekan awal bulan April 2018, pesantren ini kedatangan rombongan yang tidak biasa. Sekitar 36 diplomat muda yang ingin mengenal lebih jauh mengenai kehidupan pesantren. Tujuannya sederhana, Gontor dianggap sebagai salah satu pesantren terbesar yang menanamkan pokok fondasi berislam di Indonesia. Kemampuan memahami pola pikir para santri dapat melengkapi perspektif para diplomat untuk mendiplomasikan Indonesia sebagai negara yang berbhinneka.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, turut serta seorang diplomat muda berumur 20 tahunan, yang sebentar lagi akan ditempatkan di Perwakilan Tetap Republik Indonesia di New York Amerika Serikat. Meski masih muda, yang bersangkutan sudah berpredikat doktor Hukum Laut dari Wollongong University, Australia. Namun satu hal yang menarik dari diplomat muda ini adalah dirinya dahulu merupakan seorang santri di salah satu pesantren di Sumatera Utara.
Ke-36 diplomat yang hadir di Gontor menularkan berbagai energi positif kepada para santri. Namun boleh jadi, perspektif yang terpatri adalah 36 diplomat ini sekedar tamu yang ingin berbagi. Tapi sang doktor muda tersebut memberi warna yang berbeda, karena latar belakangnya yang juga santri.
Alhasil, tema mengenai kewilayahan Indonesia dan hukum maritim yang terkesan kurang relevan diajarkan di pesantren justru menjadi salah satu topik yang membuka mata. Para santri menganggapnya sebagai seorang kakak yang umurnya tidak terpaut terlalu jauh untuk menjelaskan kerancuan pemahamannya mengenai arah pemerintahan nasional dan peran seorang santri di dalamnya.
Caption : Ahmad Almaududy Amri, menerima penghargaan dari UNIDA Gontor sebagai santri - diplomat teladan
ADVERTISEMENT
sumber: Dokumentasi pribadi
Para santri terkesima, mengenai bagaimana pemerintahan Presiden Joko Widodo mendefinisikan poros kemaritimannya (maritime fulcrum), dan bagaimana hal tersebut dapat memperkuat Indonesia. Pelajaran mengenai territorial integrity, delimitasi, serta kasus-kasus sengketa batas wilayah menjadi pintu untuk menjelaskan wawasan kebangsaan yang lebih luas, yang mengedepankan kebhinnekaan, yang menanamkan kepercayaan kepada integritas pemerintah yang melayani rakyat.
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir, sehingga waktu dua kali dua jam selama dua hari, yang merupakan sesi pengajaran menjadi sangat kurang bagi santri yang haus pengetahuan. Sang santri yang juga diplomat handal terus kebanjiran permintaan pertemanan di sosial media, pertanyaan melalui surat elektronik, dan juga keinginan untuk menjadikannya sebagai mentor.
Sistem pendidikan di Gontor menekankan aspek pendidikan kepemimpinan pada porsi yang besar dalam kurikulum pengajarannya. Dalam pembentukan para calon pemimpin bangsa ini, wawasan yang luas, khususnya, hal-hal terkait wawasan kebangsaan dan logika kebijakan publik sangatlah penting. Sangat diharapkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi pemerintah kepada kalangan santri melalui kegiatan kunjungan diplomat dan semacamnya dapat lebih berkelanjutan karena memiliki dampak yang sangat positif.
ADVERTISEMENT