Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Prediksi Perekonomian Nasional pada tahun politik
29 April 2018 10:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Adib Zaidani Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber: http://fakta-inspiratif.blogspot.co.id/2015/07/fungsi-pajak-dalam-perekonomian-nasional.html
Banyak pihak beranggapan bahwa distorsi politik terhadap perekonomian nasional akan mengalami peningkatan signifikan pada tahun – tahun politik. Hal ini memberikan kekhawatiran tersendiri terhadap sektor swasta yang gamang dalam menjaga portfolio bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kaitan ini banyak Lembaga konsultan internasional yang berupaya menarik garis prediksi fundamental ekonomi di tengah – tengah hingar bingar kampanye. Harian Economist yang memiliki unit khusus intelijen ekonomi telah memberikan prediksi bahwa perekonomian nasional justru cenderung stabil dan meningkat pada fase tahun 2008 dan tahun ke depannya.
Economist Intelligence Unit (EIU) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi akan pada di rata – rata 5.1% pada rentang waktu 2018 – 2022. Pada sisi pengeluaran, permintaan domestik yang dimotori oleh konsumsi sektow swasta akan menjadi kontributor terbesar pada pendapatan domestik bruto. Diprediksi bahwa pertumbuhan permintaan swasta akan stabil pada pertumbuhan 5% per tahun. Nilai ini justru akan terakselerasi pada tahun 2019, mengingat peran swasta pada saat pemilu yang akan signifikan.
sumber : http://www.beritasatu.com/fokus/102720-pemilu-2014-tak-ganggu-ekonomi.html
ADVERTISEMENT
EIU secara umum memprediksikan bahwa upaya Pemerintah dalam menggalakan investasi swasta (baik asing maupun domestic) dalam ranah infrastruktur dan manufaktur akan meningkatkan Penetapan Modal Tetap Bruto (PMTB) sepanjang tahun 2018 hingga tahun 2022. Sebagai hasilnya nilai gross fixed investment akan meningkatkan pada kisaran 5.6%, dimana jumlah ini meningkat dari 5% di sepanjang tahun 2013 – 2017 lalu.
Pada sisi fundamental makroekonomi, EIU melakukan rataan prediksi bahwa inflasi akan mantap berada di posisi 4.3% untuk tahun 2018 hingga 2022, dimana nilai ini turun dari tingkat sebelumnya, yaitu 5.3%. Namun dalam rata – rata prediksi dimaksud, juga dipertimbangkan kemungkinan terjadinya penguatan harga pada kuartal pertama tahun prediksi, mengingat kemungkinan peningkatan harga minyak mentah. Diharapkan harga minyak mentah akan mencapai US$ 61.5/ barrel di periode 2018 – 2019. EIU memandang baik perbaikan infrastruktur di Indonesia, sehingga hal ini akan berpengaruh dalam penurunan inflasi, dikarenakan turunnya biaya rata – rata logistik dan transportasi. Namun secara keseluruhan, variabel yang paling besar mempengaruhi harga dalam negeri tidak lain adalah kenyataan bahwa impor Indonesia masih sangat bergantung kepada pasokan barang dan perkapalan dari pihak asing.
sumber : www.tribunnews.com/bisnis/2013/06/24/indosat-siapkan-super-wifi-di-infrastruktur-jakarta-monorail
ADVERTISEMENT
Prediksi yang dilakukan oleh EIU secara umum banyak mewakili pandangan firma – firma konsultan asing lainnya, seperti McKinsey, PWC, EY, Deloitte, dll. Hal ini memberikan insight bahwa pihak swasta asing sesungguhnya masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap kestabilan outlook perekonomian nasional Indonesia.
Hal ini juga menunjukan bahwa terdapat dikotomi yang cukup tebal antara hingar bingar drama politik yang berada di surat kabar terhadap fundamental perekonomian nasional. Dapat disadari bahwa ternyata kebijakan perekonomian yang riil seperti pengeluaran pemerintah di bidang infrastruktur, kebijakan fiskal berorientasi penurunan inflasi, dan kebijakan moneter yang pro pasar adalah yang paling utama dan lebih efektif menjaga kestabilan ekonomi, dan bukan distorsi politik.
ADVERTISEMENT