Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perayaan Merelakan Bersama "Masa Sepi"
7 November 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adiba Raisya Ar Rayan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bernadya Ribka Jayakusuma adalah seorang penyanyi kelahiran tahun 2004 yang mulai dikenal luas sejak lagunya yang berjudul “Apa Mungkin” berhasil menduduki urutan kesembilan pada Chart Billboard Indonesia Hot 25 pada bulan Agustus hingga September 2024. Selain “Apa Mungkin”, lagu-lagu Bernadya lainnya seperti “Satu Bulan” serta “Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” juga banyak didengarkan oleh penikmat musik Indonesia belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Di antara lagu-lagu Bernadya, terdapat “Masa Sepi”, satu lagu yang berhasil mencuri perhatian saya dan kini berada pada beberapa playlist yang saya buat di Spotify. “Masa Sepi” adalah single kedua Bernadya setelah Apa Mungkin, yang tergabung dalam EP berjudul Terlintas. Bernadya berada di bawah naungan label Juni Records yang juga menaungi penyanyi Raisa. Lirik "Masa Sepi" ditulis oleh Bernadya sendiri dan produksi lagu ini digarap oleh Lafa Pramono. Lagu berdurasi 3 menit dan 30 detik ini memiliki melodi yang apik dan lirik sederhana, tetapi tetap mampu menggugah hati.
Sepi dan Ruang-Ruang Memori
Banyak orang mengaitkan kesendirian dengan kesepian. Faktanya, sendiri tidak selalu berarti sepi dan sepi tidak selalu terjadi saat sendiri. Seseorang dapat merasa kesepian, bahkan saat berada di tengah keramaian. Seringkali kita menghindari kesepian dengan menyibukkan diri, bahkan memadatkan aktivitas hingga lelah berada pada batas ambang. Menurut Pijar Psikologi, kesepian dan kepadatan aktivitas berada di ranah yang berbeda. Maka, meskipun kita telah memadatkan aktivitas kita sedemikian rupa, hal tersebut tidak menjamin kita tidak akan merasa sepi di lain waktu. Ketika sepi datang, ingatan kita kerap kali tertarik kembali pada momen, sosok, atau hal yang sebenarnya ingin kita lupakan. Bernadya menceritakan bagaimana ketika masa sepi datang dan sosok yang pernah ada pada masa lalu, muncul kembali dalam ingatan. Kedalaman perasaan kepada sang sosok masa lalu ini diceritakan melalui lirik yang terasa begitu dekat.
ADVERTISEMENT
Ruang-ruang memori yang berada di dalam otak terorganisasi dengan baik melalui bagian hipokampus, dimana memori jangka panjang serta memori deklaratif diolah. Bagi saya, lagu “Masa Sepi” dapat menjadi kunci untuk membuka pintu ruang-ruang memori tersebut. Ketika nada pertama dari “Masa Sepi” terdengar oleh indra pendengaran, ingatan saya langsung melayang pada sosok-sosok di masa putih abu-abu yang erat dengan tawa dan air mata, termasuk sosok yang kini berada ratusan kilometer jaraknya dari tempat saya berada—sosok yang selalu saya ingat setiap kali lagu ini terputar.
Musik : Bentuk Ekspresi Emosi Diri
Sebuah studi yang dilansir dari WJCT News meneliti bagaimana cara seseorang mengekspresikan emosinya memengaruhi perilaku emosionalnya. Jon Rotterberg, seorang Profesor Psikologi dari University of South Florida sekaligus Direktur dari Mood & Emotion Lab, mengatakan bahwa perubahan emosi berkaitan langsung dengan kesedihan atau depresi yang dialami seseorang. Ada orang yang tetap sedih atau depresi, tetapi ada juga yang berangsur pulih dengan rutin mendengarkan lagu yang dalam konteks ini merupakan lagu galau.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai aktivitas psikologis yang kita alami, musik dapat menjadi salah satu media terapi untuk menyalurkan emosi kita. Baik dengan kita bermain musik, maupun sekadar mendengarkan dan menikmatinya. “Masa Sepi” memberikan suasana sedih dan ironis pada setiap liriknya. Bentuk emosi sedih yang terpantik oleh putus asa tergambar dengan begitu nyata. Menurut jurnal PLoS ONE (2013), ketika seseorang mendengarkan musik, musik tersebut bukan menghilangkan stres, melainkan bisa membuat seseorang pulih lebih dini dari kondisi negatif stres tersebut. Pada akhir lagu, Bernadya memberikan harapan bahwa suatu hari, ketika masa sepi datang, kita sudah dapat merelakan hal menyakitkan dari masa lalu. Kita dihadapkan pada fakta bahwa masa sepi tidak dapat sepenuhnya kita hindari, tetapi dapat kita lewati dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu Bernadya saya rasa sangat cocok untuk didengarkan ketika kita ingin mendapatkan suasana tenang, ditemani lirik yang hangat sekaligus dekat di hati. Terutama ketika kita tengah berada dalam upaya merelakan atau melepaskan potongan cerita dari masa lalu, “Masa Sepi” seolah merangkum upaya dan perasaan itu.
Berkawan dengan Masa Sepi dalam Perjalanan Merelakan
Ketika kita telah berupaya menyibukkan diri dengan segala rutinitas yang dapat kita lakukan, harapan kecil di dalam diri untuk tidak teringat sosok yang menyakitkan di masa lalu tentu membumbung tinggi. Namun, saat masa sepi datang sewaktu rutinitas telah selesai, kita kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa mungkin kita belum sepenuhnya merelakan.
Bernadya menyusun perasaan sedih, putus asa, serta gambaran kerumitan perasaan akan masa lalu melalui lirik dan melodi yang sangat menyentuh. Ia menggambarkan perasaan seseorang yang belum sepenuhnya merelakan cerita antara dirinya dengan sosok di masa lalu dan keinginan untuk bisa kembali bersama sosok tersebut saat masa sepi datang. Selain menceritakan harapan yang ironis untuk kembali ke masa lalu, Bernadya juga menghadirkan harapan untuk sepenuhnya merelakan. Tatkala kita sudah berdamai dengan masa sepi yang mungkin akan selalu datang pada setiap jeda rutinitas yang kita lakukan, pada saat itu juga kita akan dapat merelakan masa lalu yang tidak akan mungkin kembali lagi.
ADVERTISEMENT
“Masa Sepi” akan selalu selalu menjadi satu di antara lagu - lagu Bernadya yang menjadi favorit saya. Cara Bernadya bercerita melalui lirik dan melodi yang begitu magis, rasanya terlalu sayang bila dilewatkan begitu saja. Dalam perjalanan merelakan, “Masa Sepi” adalah teman yang hangat untuk melewati rasa gundah yang teramat.