Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengulik Fakta Tersembunyi Produksi Film dari Sudut Pandang Salman Aristo
1 Mei 2021 6:41 WIB
Tulisan dari Adichandra S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perfilman Indonesia hingga saat ini cukup banyak digemari masyarakat. Salah satunya yakni tentang percintaan. Film ‘Dua Garis Biru menjadi salah satu film bergenre romansa yang banyak diminati penonton Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan film Dua Garis Biru ini tidak terlepas dari peran salah satu tokoh perfilman Indonesia, Salman Aristo.
Sebagai informasi, Salman Aristo adalah produser dalam film tersebut. Salman Aristo kini menjadi sosok terkenal di balik layar film Dua Garis Biru.
Riwayat hidup singkat Salman Aristo dan Rekam Jejaknya
Salman Aristo lahir di Jakarta pada 13 April 1986. Dia adalah seorang lulusan program studi Jurnalistik di Universitas Padjadjaran. Dia mulai merintis karirnya pada tahun 1999 lewat naskah skenario pertamanya berjudul "Tak Pernah Kembali Sama".
Salman Aristo memulai debutnya di dunia perfilman pada film 'Brownies' yang mulai tayang pada 9 Desember 2004. Dia mengusung film tersebut bersama seorang sutradara film populer Indonesia, Hanung Bramantyo.
ADVERTISEMENT
Film itu berhasil mengantarkan Salman Aristo menjadi salah satu peserta Festival Film Indonesia (FFI) nominasi penulis naskah terbaik tahun 2005.
Tidak hanya sebagai produser, Salman Aristo adalah sosok yang handal dalam menulis skenario film. Dia adalah tokoh yang berperan besar dalam beberapa film populer di Indonesia.
Film Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi, dan Garuda di Dadaku menjadi rekam jejaknya sebagai penulis skenario yang banyak diminati masyarakat Indonesia.
Seluk Beluk di Balik Ruang Produksi
Salman Aristo sempat menyinggung soal ruang produksi (Development Room). Ruangan ini adalah tempat dimana momen krusial terjadi bagi seorang produser. Hal ini disebabkan, ruang produksi terlibat kontak erat dengan bisnis.
Salman Aristo juga mengungkapkan, seni visual yang apik memproyeksikan bagaimana frekuensi publik akan memusatkan perhatian pada film yang dibuat.
ADVERTISEMENT
Seni visual yang baik sendiri diawali dari pemahaman skenario yang mumpuni. Hal ini sesuai dengan kemampuan yang setidaknya harus dimiliki oleh produser dan sutradara.
Produser dan sutradara mengemban tugas penting untuk mampu membaca dan memahami secara detail isi dari skenario. Dengan demikian, keseimbangan antara visual seni yang baik dan bisnis yang mengalir akan tercipta.
Hal ini disebabkan, hakikatnya bagi produser, skenario adalah panduan dan pondasi untuk berkolaborasi. Lebih lanjut, hal ini juga saling berkoordinasi dengan elemen lain yakni sutradara dan penulis skenario.
Tidak hanya itu, produser dan sutradara harus memahami selera pasar. Tema dan premis yang dibentuk akan menciptakan sebuah target pasar yang ingin diraih film tersebut.
ADVERTISEMENT
Euphoria masyarakat terhadap isu tertentu menjadi sebuah momen yang harus diamati oleh produser dan sutradara secara jeli dalam membentuk sebuah film yang mampu menarik minat masyarakat.
Dinamika Pembuatan Sebuah Film Sebelum Dipublikasi
Masih ada tugas lain dari produser yakni bagaimana dia akan membawakan rancangan skenario yang sudah dibuat termasuk tema, premis, karakter, dan plot untuk dipublikasikan pada masyarakat.
Publikasi film secara visual tidaklah mudah. Skenario yang ada bisa ditampilkan melalui berbagai pengemasan alur cerita. Hakikatnya, sesuatu yang ditulis berpotensi berbeda penyampaiannya jika diungkap melalui bentuk visual.
Pengemasan skenario secara visual bisa saja terdapat improvisasi. Sebuah tema dan premis yang menceritakan pasangan suami istri yang bertengkar membuat anaknya terbangun dan protes. Namun, alur ceritanya bisa saja berbeda.
ADVERTISEMENT
Alur film bisa dimulai dari anak yang terbangun lalu melihat orangtuanya yang bertengkar dan protes. Bisa juga melalui anak yang mendengar suara piring atau gelas pecah lalu terbangun dan protes.
Berbagai macam cara penyampaian alur cerita yang berbeda membuat sutradara dan produser harus memilih skenario terbaik yang akan ditampilkan di film. Skenario tersebut menjadi indikator penentu premis dari film, segmentasi pasar film dan target penonton yang ingin diraih.
Contoh lainnya, seorang ibu-ibu pengajian yang menginginkan suaminya jadi orang yang saleh. Hal itu menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Namun, premis dan karakter utamanya harus diketahui terlebih dahulu oleh produser.
Premis dari contoh diatas akan mengarahkan produser memutuskan pendukung dari yang bersesuaian dengan angle dari film yang ada seperti melalui produk iklan kecantikan.
ADVERTISEMENT
Tren makeup yang juga dibintangi model muslimah menjadi sebuah pilihan sesuai tema dan premis yang bisa dibentuk sesuai dengan eksposur dari film yang disusun.
Lebih lanjut, dalam pemilihan karakter utama film harus memperhatikan kualitas dibanding kuantitas. Jumlah pengikut di Instagram tidak bisa menjadi alasan mentah seorang produser dan sutradara memilih tokoh dalam film.
Semua anggota tim harus saling membantu secara apik dalam penyusunan sebuah film. Termasuk juga faktor kunci film di depan layar, yakni karakter utama. Hal ini disebabkan banyak elemen dalam film yang harus dikerjakan dalam kurun waktu paralel.