Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Dua Tangan
9 Oktober 2021 12:06 WIB
Tulisan dari Adila Sekar Ayuningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dunia ini, terdapat hal-hal yang bisa kita kontrol dan yang tidak bisa kita kontrol. Itu sebuah keniscayaan. Dan terkadang, selama ini kita terlalu fokus kepada apa yang tidak bisa kita kontrol sehingga membuat kita merasa kesulitan sendiri karenanya.
ADVERTISEMENT
Tentu saja hal itu menjadi sulit, padahal sudah jelas-jelas diberitahu bahwa hal tersebut tidak bisa kita kontrol, tetapi tetap saja kita terus-menerus sibuk mengurusinya. Dasar, kita.
Dari sekian banyak hal, salah satu hal yang tidak bisa kontrol adalah perilaku orang lain. Entah yang memberikan dampak secara langsung terhadap atau yang tidak.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan kemesraan di saat kita sedang sedih-sedihnya menjomblo.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan keberhasilannya di saat kita masih merangkak berjuang untuk mencapai mimpi-mimpi.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan kebahagiaannya di saat kita merasa terpuruk dan sedih.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak membicarakan kita di belakang selama mereka masih memiliki mulut untuk berbicara.
ADVERTISEMENT
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak berbicara kasar dan pahit tentang kita meskipun kita tahu itu tidak benar adanya.
Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan dan kita kontrol adalah diri sendiri. Pengendalian diri sendiri.
Kita hanya punya dua tangan.
Dua tangan yang tidak bisa mencegah tangan orang lain untuk berbuat. Dua tangan yang tidak bisa menutup mulut orang lain untuk berbicara.
Kita hanya punya dua tangan.
Dua tangan untuk menutup mata kita di saat kita melihat apa yang tidak ingin kita lihat. Dua tangan untuk menutup telinga kita di saat kita mendengar apa yang tidak ingin kita dengar.
Kita hanya punya dua tangan.
Dua tangan untuk menghapus air mata di saat merasa sedih, dan dua tangan untuk membantu kita untuk bangkit.