Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Terobosan Baru! Representasi Budaya dalam Karya Sastra Animasi Wayang Desa Timun
7 Juli 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adila Sekar Ayuningtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang berkembang di pulau Jawa dan Bali. UNESCO telah mencatat bahwa wayang menjadi salah satu seni dalam bertutur sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai.
ADVERTISEMENT
Karya sastra merupakan salah satu media yang tepat untuk menyebarkan informasi dan edukasi. Karya sastra berisi beragam isu, salah satunya adalah budaya. Budaya banyak ditemukan dalam sebuah karya karena karya sastra merupakan cerminan dari realita kehidupan yang ada.
Saat ini budaya Indonesia tengah mengalami krisis dikarenakan banyaknya budaya asing yang mulai masuk seperti budaya Korea dengan lagunya atau budaya Jepang dengan animasinya. Hal ini membuat budaya Indonesia semakin menuju kepunahan karena sedikitnya generasi yang mengetahui dan melestarikan budaya yang dimiliki.
Melihat kebudayaan Indonesia yang semakin sedikit dikenal oleh generasi saat ini, Daud Nugraha, seorang alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan DKV dari Fakultas Seni Rupa dan Desain membuat sebuah terobosan baru dalam dunia karya sastra, yakni animasi wayang pertama yang ada di Indonesia. Animasi wayang ini diberikan nama Aniwayang yang dibuat di bawah naungan studio Desa Timun.
ADVERTISEMENT
Animasi ini dibuat tidak seperti animasi lain pada umumnya. Sebuah animasi pada umumnya akan ditampilnya dengan warna yang beragam, namun pada aniwayang ini hanya berwarna cokelat dengan latar kuning saja. Selain itu, animasi ini mengadaptasi teknik wayang berupa boneka bayangan lengkap dengan kayu untuk sang dalang menggerakkan masing-masing tokoh. Hal ini terlihat dengan adanya garis yang menopang setiap tokoh seperti wayang.
Daud Nugraha mengaku bahwa teknik aniwayang ini memang terinspirasi dari wayang kulit sebagai salah satu kebudayaan yang telah mengakar kuat di Indonesia. Alasan Daud untuk membuat aniwayang ini tidak lain adalah ingin mengenalkan kesenian wayang sebagai salah satu bentuk budaya bercerita dan sebagai salah satu animasi khas Indonesia, seperti halnya di Jepang. "Jepang punya anime, Indonesia punya aniwayang," tutur Daud yang ditulis dalam website resmi aniwayang .
ADVERTISEMENT
Sejak peluncuran pertamanya, aniwayang telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak baik nasional maupun internasional, salah satunya telah dinobatkan sebagai film animasi pendek terbaik dalam Festival Film Indonesia tahun 2022.
Aniwayang ini menceritakan petualangan tiga anak kecil bernama Cila, Cili, dan Cilo yang diceritakan dalam beberapa episode yang berbeda. Saat ini, kisah petualangan ketiga anak kecil ini sudah memasuki episode ke-13. Cuplikan ceritanya dapat ditonton di Channel YouTube Desa Timun .
Aniwayang ini memuat unsur budaya Indonesia yang dapat ditemukan, salah satunya adalah budaya wayang yang direpresentasikan melalui tokoh, latar cerita, hingga musiknya.
Pengadaptasian wayang ke dalam animasi ini terlihat dari penggambaran beberapa tokohnya yang memiliki desain yang mengadaptasi dari karakteristik wayang diantaranya penggambaran tokoh dua dimensi dari samping saja dan terdapat detail motif batik dalam visual animasinya. Disamping itu, cara penyampaian film animasinya bukan dengan menggunakan teknologi digital seperti film, namun masih mengadaptasi budaya bercerita wayang pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Latar cerita dibuat satu warna saja persis seperti pertunjukan wayang pada umumnya. Musik yang ada pada animasi ini menggunakan musik tradisional gamelan yang juga biasa dimainkan pada pertunjukan wayang.
Animasi atau kartun untuk anak-anak saat ini sudah banyak dan beragam, namun Aniwayang menghadirkan animasi yang berbeda pada umumnya, yaitu dengan teknik budaya bercerita ala wayang kulit melalui sebuah tokoh animasi. Harapannya dengan adanya animasi wayang ini budaya Indonesia dapat dilestarikan dengan pengenalan yang familiar dan dapat diterima di kalangan masyarakat khususnya oleh anak-anak.