Konten dari Pengguna

Keluh Kesah Mahasiswa Indonesia akan Kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ)

Adinda Angel Aulia
college student
23 Maret 2020 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Angel Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keluh Kesah Mahasiswa Indonesia akan Kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini adalah hari ke-20 sejak munculnya kasus positif COVID-19 di Indonesia. Jumlah pasien positif corona per Senin (23/3) menjadi 579 kasus. Sementara 49 orang meninggal dunia dan 30 orang dinyatakan sembuh. Jumlah ini sangat mengkhawatirkan menimbang penyebarannya yang sangat cepat sejak kasus pertama tanggal 2 maret 2020.
ADVERTISEMENT
Pemerintahpun tidak tinggal diam menanggapi kasus pandemi COVID-19 ini. Beberapa kebijakan telah diberlakukan demi menghambat penyebaran virus corona mulai dari menerapkan social distance, menutup tempat-tempat wisata di daerah rawan virus corona, serta meliburkan segala kegiatan perkantoran, perkuliahan, serta pembelajaran sekolah guna meminimalisir pertemuan-pertemuan antar manusia yang memicu penyebaran virus lebih luas.
Sebagai pengguna media sosial dan mahasiswi yang ikut merasakan dampak dari kebijakan pemerintah, ada satu yang menarik perhatian saya akhir-akhir ini. Banyak sekali mahasiswa di Indonesia yang mengeluh dan keberatan dengan diterapkannya sistem Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) dalam rangka meminimalisir penyebaran virus corona.
Ya, seperti yang kita ketahui. Pihak-pihak kampus dan universitas di kota-kota besar yang rawan virus telah menerapkan sistem Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) secara serempak kurang lebih satu minggu yang lalu. Lantas bagaimana tanggapan mahasiwa-mahasiswa di Indonesia menanggapi sistem kuliah daring yang sudah dijalani bersama-sama satu minggu ini?
ADVERTISEMENT
Mahasiwa-mahasiswa mengeluhkan bahwa Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) ini sangat tidak efektif dan membuat mereka malah semakin kelelahan. Mengapa? Mereka mengungkapkan bahwa Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) benar-benar tidak sesuai ekspektasi mereka. Awalnya, mereka mengira bahwa Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) akan berlangsung sama seperti perkuliahan tatap muka seperti biasanya, yaitu pemberian materi perkuliahan secara jelas dan padat oleh dosen. Yang membedakan hanyalah pelaksanaannya.
Namun pada kenyataannya, yang didapat bukanlah materi yang jelas dan padat, tetapi para dosen cenderung ‘mengganti’ pemberian materi dengan pemberian tugas-tugas yang lebih banyak daripada saat perkuliahan tatap muka berlangsung. Berbeda dosen, berbeda mata kuliah, berbeda pula tugasnya. Mahasiwa dikejar-kejar oleh tugas yang sangat menumpuk dari berbagai mata kuliah yang berbeda dengan deadline yang sama-sama mepet.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, para mahasiswa cenderung stress dalam menjalani Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) ini. Tugas-tugas yang menumpuk sangat menyita waktu istirahat mereka dan membuat mereka kelelahan. Bagi mereka, Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) sangat-sangat jauh dari ekpektasi mereka.
Pasalnya, tugas-tugas yang diberikan pun belum dijelaskan materinya secara jelas. Sehingga membuat mahasiswa mengerjakan tugas-tugas itu tanpa bekal pemahaman yang cukup. Mereka akhrinya harus mendalami materi-materi tersebut secara otodidak tanpa tuntunan dosen.
Meski tidak semua dosen melakukan hal yang sama, tetapi dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mengeluh hal serupa di media sosial, tampaknya mayoritas mahasiswa merasakan hal yang sama.
Bukan, mahasiswa bukannya tidak mendukung upaya pemerintah dalam meminimalisir penyebaran virus corona melalui kebijakan Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) ini. Mereka sangat mendukung kesigapan pemerintah menangani virus corona, tetapi alangkah baiknya Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) ini diterapkan sebagaimana mestinya. Bukannya malah memberatkan dan menekan mahasiswa dengan mengerjakan tugas yang tidak henti-hentinya diberikan.
ADVERTISEMENT
Mereka berharap pihak kampus dan universitas bisa mempertimbangkan keluh kesah para mahasiswa akan sistem Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) ini. Mereka berharap tetap bisa mendapatkan penjelasan materi dari dosen dengan jelas walaupun perkuliahan tidak dilakukan secara tatap muka. Mereka berharap pihak-pihak bersangkutan bisa mempertimbangkan kesehatan para mahasiswa. Mereka berharap pandemi COVID-19 segera musnah di seluruh dunia agar bumi kita ini dapat membaik seperti sedia kala.