Konten dari Pengguna

Pseudo-Relationship: Hubungan Semu Antara Idola dan Penggemar

Adinda Delfriyani
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman
10 Mei 2021 19:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Delfriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa sangat senang dan deg-degan ketika sedang memandang foto idolamu serta rela meninggalkan pekerjaan demi melihatnya tampil di panggung? Atau merasa sangat kesal ketika sang idola terlihat dekat dengan lawan jenisnya? Jika iya, mungkin saja kamu telah masuk dalam fase pseudo-relationship. Apa itu pseudo-relationship dan bagaimana hal tersebut bisa timbul? Berikut jawabannya.
ADVERTISEMENT

Budaya Korea

Masuknya Korean wave ke seluruh penjuru dunia mengenalkan kita terhadap budaya Korea, salah satunya budaya hiburan Korea Selatan. Jika dalam dunia hiburan Indonesia kita biasa disuguhi berita hangat mengenai status kencan, pernikahan, hingga perceraian artis ibu kota. Maka berbeda 180 derajat dengan budaya hiburan Korea. Status kencan serta kehidupan personal artis dan idola remaja cenderung ditutupi oleh agensi, dan bila hal tersebut terbongkar, maka akan menjadi berita besar yang bisa menurunkan pamor artis tersebut.

Kencan dan Pengkhianatan

Salah satu contoh kasus kencan yang terjadi adalah antara dua idola ternama di Korea, yakni solois Kang Daniel dan salah satu anggota girl group Twice Park Ji-Hyo. Kabar kencan dua idola remaja ini terkuak pada tahun 2019 oleh salah satu media lokal Korea, yakni Dispatch. Kang Daniel yang baru saja melakukan debut solonya saat itu mendapat kecaman dan amarah dari penggemarnya sendiri. Dikutip dari situs Korea JoongAng Daily, salah satu penggemarnya menyebutkan betapa ia merasa dikhianati.
ADVERTISEMENT
Penggemar tersebut kecewa dan menyebutkan bahwa ia dan beberapa penggemar telah berusaha maksimal untuk menaikkan penjualan album debut Kang Daniel, namun sang idola malah terserang kabar tak sedap. Respons penggemar Ji-Hyo tak seburuk Kang Daniel. Namun, saham agensi yang dinaunginya yaitu JYP Entertainment turun drastis sebanyak 12,13 persen.
Kedua idola ini hanyalah salah satu contoh dari fenomena budaya hiburan Korea mengenai hubungan idola dan penggemar. Banyak pula idola lain yang dihujat habis-habisan dan ditinggalkan oleh penggemarnya karena permasalahan kencan, seperti HyunA dan E’Dawn yang harus keluar dari agensi karena berita kencannya. Kencan pun dikatakan sebagai skandal dan berkonotasi negatif, sehingga siapa pun idola yang terkena isu ini harus membuat surat permintaan maaf kepada penggemarnya.
ADVERTISEMENT

Mengapa Hal Ini Terjadi?

Budaya membangun hubungan antara penggemar dan idola ini disebabkan oleh aturan dan strategi yang dirancang oleh agensi hiburan Korea. Perusahaan secara sengaja ingin membangun hubungan erat dan intim antara idola dan penggemar. Banyak cara yang mereka lakukan dalam membangun kedekatan, seperti dengan siaran langsung pada aplikasi V-Live atau Instagram, Vlog rutin, serta menggunakan aplikasi khusus yang dibuat oleh perusahaan seperti Lysn Bubble Messaging, Fan Caffe, serta Weverse.
Tujuan dari terbangunnya kedekatan ini adalah agar loyalitas penggemar meningkat, serta meningkatnya popularitas sang idola, juga tentunya peningkatan ekonomi perusahaan dan agensi yang menaungi mereka. Maka dari itu, ketika loyalitas telah terbangun, saat sang idola melakukan suatu kesalahan atau dirundung sebuah skandal, tak jarang penggemar akan sangat marah dan kecewa.
ADVERTISEMENT

Pseudo-Relationship: Pseudo-Romantic dan Pseudo-Childcare

Ketika hubungan terbangun, maka penggemar akan mulai memberikan waktu dan materi untuk mendukung idola nya. Dengan ini semakin besar waktu dan materi yang mereka keluarkan, maka mereka juga akan mulai menuntut idola nya untuk bisa lebih baik bahkan terkadang bersifat mengontrol, dan overprotective kepada sang idola. Kecenderungan inilah yang disebut dengan pseudo-relationship. Pseudo-relationship atau hubungan semu adalah kecenderungan ketika penggemar mulai merasa memiliki hak akan hidup idolanya karena merasa telah berkorban untuk kesuksesan yang mereka raih.
Masih dikutip dari laman asosiasi New York Times, Korea JoongAng Daily, bahwa ada dua tipe penggemar yang memiliki kecenderungan pseudo-relationship, yakni pseudo-romance dan pseudo-childcare. Pseudo romance adalah ketika penggemar benar-benar merasa jatuh hati atau naksir kepada sang idola. Sedangkan pseudo-childcare adalah kecenderungan untuk mengayomi sang idola dan mendukung secara maksimal seolah sang idola adalah anak mereka sendiri.
ADVERTISEMENT

Hubungan Intim yang Berujung Obsesif

Bagi perusahaan dan agensi hiburan korea, strategi dalam membentuk loyalitas penggemar dari hubungan intim yang terbangun antara idola dan penggemar memang terbukti efektif. Misalnya, aplikasi platform fans penjuru dunia “Weverse” yang dikembangkan oleh agensi yang menaungi BTS, yakni BigHit Entertaiment. Aplikasi ini menunjang komunikasi artis dari agensi BigHit kepada penggemarnya, baik melalui teks maupun video. Weverse menjadi salah satu penggerak ekonomi perusahaan yang secara signifikan mengalami peningkatan tiap tahunnya, baik secara unduhan ataupun penghasilan dari langganan konten eksklusif serta penjualan merchandise dari platform tersebut.
SM Entertainment juga memiliki platform sendiri untuk menunjang kedekatan hubungan antara penggemar dan artis naungannya, yaitu Lysn. Dear U Bubble merupakan fitur unggulan dari aplikasi ini. Dengan fitur Dear U Bubble, penggemar hanya perlu merogoh kocek sekitar 50 ribu rupiah untuk satu tiket perbulan. Dengan tiket tersebut penggemar akan diberikan sensasi chatting personal dengan salah satu idola di bawah naungan SM Entertainment.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hubungan yang dibangun kadang juga turut merugikan, terutama bagi penggemar dan sang idola. Dengan adanya perasaan kedekatan yang erat, bagi sebagian penggemar justru menimbulkan sifat fanatik dan obsesif. Salah satunya akan muncul ‘Sasaeng Fans’, yakni penggemar yang sangat obsesif terhadap idolanya dan berusaha mengikuti serta selalu melacak gerak-gerik sang idola. Hal ini tentu mengganggu privasi artis.

Jadilah Penggemar yang Rasional

Ingatlah bahwa hubungan yang dibangun oleh bintang yang kita lihat di layar hanyalah sebatas idola dan penggemar, tidak lebih. Jadilah penggemar yang rasional dan tidak memaksakan keinginan emosional semata. Cintailah karyanya dan dukung lah mereka sesuai porsinya. Jika kamu merasa mulai jatuh terlalu dalam akan dunia yang semu, maka keluarlah sebentar untuk bercengkrama dan menghirup udara dunia nyata. Karena sesungguhnya apa yang kamu lihat di layar belum tentu sesuai dengan delusi yang mereka berikan, karena idol dan artis juga pada dasarnya adalah manusia biasa.
ADVERTISEMENT