Mitos Anak Tantrum adalah Anak yang Nakal? Yuk Kenali Tantrum!

Adinda Dhea Aprillia Risha Putri
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya 2022
Konten dari Pengguna
2 Desember 2022 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Dhea Aprillia Risha Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Mom apakah sudah pada tahu apa itu emosi? Sebelum mempelajari tantrum, yuk kenali apa itu emosi!
ADVERTISEMENT
Emosi merupakan suatu perasaan intens atau reaksi seseorang terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh. Banyak penelitian yang berfokus pada sejauh mana pola spesifik aktivitas sistem saraf otonom dikaitkan dengan emosi tertentu. Ketika mengalami emosi tertentu, maka anggota tubuh akan bereaksi secara spesifik. Emosi berasal dari mekanisme otak, di mana terdapat sistem limbik yang terdiri dari :
1. Hypothalamus : Memonitor kadar gula dan garam dalam darah, tekanan darah, serta hormon
2. Amygdala : Agresi, amarah, takut, nafsu makan, dorongan seksual.
3. Hippocampus : Emosi, memori, proses belajar.
Emosi sering dihubungkan dengan keadaan marah, padahal emosi bukan hanya berbicara tentang amarah melainkan segala sesuatu perasaan atau ekspresi yang dirasakan oleh seseorang yaitu dapat berupa amarah, senang, sedih, dan lainnya. Emosi juga bukan termasuk suatu hal yang buruk, baik atau buruknya emosi hanya bergantung pada dampak yang akan ditimbulkan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Menunjukkan emosi bukanlah tanda kelemahan, nyatanya sadar akan kondisi emosi dan mampu berbagi dengan orang lain dapat menjadikan tanda kekuatan. Mengembangkan kesadaran akan emosi akan sulit apabila tidak terbiasa berpikir tentang apa yang sedang seseorang itu pikirkan, melainkan kesadaran akan menunjukkan emosi menjadi hal yang sangat penting, hal ini dikarenakan ekspresi emosi dapat menghilangkan stres dan membangun kekuatan mental. Semakin pandai seseorang mengungkapkan perasaannya, akan semakin nyaman pula perasaannya.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui apa itu emosi, yuk mom saatnya untuk memperdalam tentang apa itu tantrum?
Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang atau marah. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak sering mengalami masalah yang dinamakan sebagai tantrum dan sulit mengendalikan emosinya, seorang anak sangat wajar mengalami tantrum di usia 1 sampai 5 tahun dikarenakan anak tidak mengetahui bagaimana cara mengelola emosinya. Mitos mengatakan pada saat anak tantrum sebaiknya dibiarkan dan dimarahi. Hal tersebut merupakan cara yang paling efektif untuk membuat manusia mengubah tingkah lakunya, tetapi dapat menimbulkan bahaya. Sebab, ketika anak sedang tantrum, anak sebenarnya sedang mengekspresikan rasa marah, kecewa, sedih, terluka, segala sesuatu yang sulit dia kontrol. Jadi, anak tantrum bukanlah anak yang nakal dan lemah.
ADVERTISEMENT
Apabila orang tua mengambil jalan dengan memarahi, memukul, membentak, dan kekerasan lainnya anak akan merasa takut dan segera menghapus semua perasaan itu dari permukaannya, anak akan berhenti menangis dan orang tua menjadi tenang. Tetapi apakah kalian tahu bahwa masalah yang sebenarnya sedang terjadi itu berada dibawah alam sadar anak. Perasaan-perasaan tadi mulai berkeliaran membentuk benang-benang kusut yang sulit untuk dijelaskan oleh anak, semakin sering kekerasan itu dilakukan oleh orang tua, semakin sering pula perasaan tersebut membentuk benang kusut. Benang-benang kusut tersebut akan semakin sulit untuk dijelaskan, sehingga ketika anak beranjak remaja atau bahkan beranjak dewasa akan muncul dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu pertama anak yang pintar sekali menutupi perasaannya, akan berubah menjadi anak yang pendiam. Lalu yang kedua timbulnya anak yang pemberontak, yang mencari cara untuk mengeluarkan benang kusut tadi ke permukaan. Hal tersebut dilakukan anak untuk mengeluarkan emosi yang terlalu banyak dia pendam.
ADVERTISEMENT
Terdapat jenis-jenis tantrum yang harus diketahui orang tua, terutama seorang ibu:
1. Manipulation Temper Tantrum
Anak akan berusaha menarik perhatian orang tua dan orang lain seperti menangis, berteriak, dan memukul seperti pada tantrum umumnya sehingga memperoleh apa yang diinginkan.
2. Frustration Temper Tantrum
Faktor pemicu dalam tantrum jenis ini adalah rasa frustasi dikarenakan kemampuan anak yang masih terbatas dalam mengungkapkan keinginannya. Anak akan menangis dan berteriak dengan harapan keinginannya dapat diketahui orang tua (orang dewasa). Rasa frustasi biasanya terjadi pada saat anak lapar, sakit, haus, dan lelah.
3. Destructive Tantrum
Terjadi ketika anak lepas kendali dengan mulai merusak benda tanpa sadar, berteriak, menangis, melukai orang yang ada didekatnya, dan melempar benda.
ADVERTISEMENT
4. Self-damaging Tantrum
Anak melakukan hal yang cenderung berbahasa bagi dirinya sendiri ketika melampiaskan emosinya sampai kehilangan kendali.
Untuk menghindari hal tersebut, kira-kira apasih yang dapat dilakukan orang tua? Benar sekali, sebagai peran figur utama bagi anaknya yang dapat dilakukan orang tua sebaiknya membangun kepercayaan dengan anak, memperkenalkan berbagai jenis emosi pada anak, baik itu emosi positif maupun negatif yang akan melatih anak untuk resolusi konflik, menemani anak selama ia mengalami tantrum, memastikan lingkungan sekitar aman, dan yang terpenting adalah memeluk anak untuk menenangkan anak.
Nah itulah cara yang dapat orang tua lakukan dirumah untuk mengatasi tantrum pada anak. Sebagai orang tua dilarang untuk melakukan kekerasan atau memarahi anak pada saat anak tantrum, karena itu akan membuat anak semakin tantrum dan semakin parah.
ADVERTISEMENT